Part 28

325 41 6
                                    

Pagi itu Taehyung duduk di kantornya dengan muram.

Hari masih pagi, para karyawan belum datang ke kantor, tapi Taehyung sudah ada di situ. Dia tak tahan berada di kamar apartemen itu sendirian, Tanpa Yoona.

Dia terbangun pagi-pagi sekali, karena terbiasa mencari Yoona untuk dipeluk, tetapi yang ditemukannya hanya bantal kosong. Dengan marah Taehyung langsung bangun dan murka.

Berani-beraninya pelacur itu meninggalkannya.

Tetapi kemudian, kertas yang diletakkan di bantal Yoona itu agak meredakan kemarahannya. Sebuah pesan singkat sederhana yang ditulis dengan huruf yang sangat rapi.

Yoona bilang “Sampai jumpa di kantor besok pagi,” jadi Taehyung menahan diri dari kemarahannya dan memutuskan bersiap-siap dan berangkat ke kantor saat itu juga.

Sekarang dia duduk sendirian di ruangannya, memikirkan perbuatannya semalam dan mulai merasa cemas. Ia terlalu kasar. Ia tahu itu. Ia terlalu kuat dan Yoona terlalu rapuh untuk menahan kemarahannya.

Tapi tidak tahukan Yoona kalau pemandangan Yoona yang sedang dipeluk dan dicium oleh Jimin itu benar-benar membuatnya marah? Seharusnya hanya dia yang boleh memeluk Yoona ! Seharusnya hanya dia yang boleh mencium Yoona!

Saat itulah pintu diketuk dengan pelan.

Taehyung terdiam penuh antisipasi, dia sudah menunggu. Siapa lagi yang datang sepagi ini kalau bukan Yoona?

“Masuk.”

Pintu itu terbuka pelan, dan Yoona muncul disana. Hati Taehyung langsung bagaikan dihantam oleh palu ketika melihat keadaan Yoona, Gadis itu masih memakai pakaiannya yang semalam meskipun kelihatan segar setelah mandi.

Tapi wajahnya kelihatan pucat dan rapuh. Dan bibirnya sedikit lebam akibat ciuman-ciuman kasarnya kemarin.

Kenapa kau pucat sekali sayang?

Taehyung berdehem, menahan perasaannya.

Detik itu juga Taehyung memutuskan dia akan memaafkan Yoona. Dia tidak bisa menyalahkan Yoona karena merayu Jimin, tidak ada yang bisa melarangnya kan ?

Tidak ada tertulis dalam perjanjian mereka bahwa Yoona tidak boleh menjalin hubungan dengan lelaki lain, disitu hanya tertulis bahwa Taehyung berhak memiliki Yoona sesuka hatinya.

Oleh karena itu dia akan segera memastikan adanya klausul tambahan dalam perjanjian itu, bahwa Yoona tidak boleh disentuh lelaki lain, bahwa tubuh Yoona adalah hak eksklusifnya, miliknya. Untuk sekarang, Taehyung yakin Yoona akan memohon maaf padanya, dan itu bukan masalah, Taehyung siap memaafkan Yoona atas pengkhianatan- nya semalam.

Dia siap menerima Yoona lagi.

Dia belum mau melepaskan Yoona.

“Duduk,” perintahnya, berusaha sedatar mungkin.

Dengan patuh Yoona duduk, tapi gadis itu tidak berkata apa-apa, hanya meremas tangannya dengan gelisah.

“Sebenarnya kau ingin bicara apa hingga harus menunggu sampai di kantor?”

Dimana kau tidur semalam ? apakah kau baik-baik saja ? apakah aku menyakitimu? pertanyaan-pertanyaan itu yang bermunculan di benak Taehyung, tetapi lelaki itu menahankannya.

Yoona mendongakkan kepalanya, matanya tampak penuh tekad ketika menatap Taehyung.

Takut, tapi penuh tekad. “Aku Ingin
melunasi semua hutangku dan mengakhiri perjanjian kontrak kita.”

Taehyung tertegun.

Rasanya seperti seluruh aliran darahnya dihentikan seketika.

Ini adalah jawaban yang sama sekali tidak disangkanya.

A Romantic Story about Yoona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang