***
Ketika Yoona membuka mata dia sudah ada di ranjangnya, mengena- kan salah satu piyama sutra hitam milik Taehyung, lelaki itu sedang duduk di ranjang di sebelahnya, bersila dengan menghadap notebook- nya, wajahnya serius sekali.
Yoona merasa pusingnya sudah hilang, tapi rasa nyeri di tubuhnya belum hilang juga, sepertinya dia masih demam.
Seolah merasakan gerakan Yoona, Taehyung menoleh, dan tersenyum
“Tadi aku mencari piyama untukmu, ternyata kau tak punya piyama ataupun gaun tidur ya? Aku tidak tahu sebelumnya karena aku selalu menelanjangimu sebelum tidur”
Wajah Yoona memerah, bisa bisanya Taehyung memilih kata-kata itu sebagai kalimat sapaan pembukanya.
“Kenapa aku tiba-tiba sudah di rumah? Jam berapa ini?”
Taehyung mengangkat alisnya,
“Kau tidak tahu? Tadi pagi kau pingsan lalu dokter Seulgi menyuntikmu dengan obat yang membuatmu tidur, tapi aku harus mengajukan komplain karena sepertinya dosisnya terlalu besar, kau tertidur hampir sepuluh jam....sekarang sudah jam delapan malam”
Yoona terperangah, “Jam delapan malam?”
Taehyung tersenyum, “Besok-besok kalau kau merasa tidak enak badan jangan memaksakan diri untuk masuk, kau sangat merepotkanku, aku terpaksa pulang setengah hari untuk menjagamu”
Wajah Yoona memucat, dia telah mengganggu kesibukan Taehyung! Padahal lelaki itu punya jadwal yang sangat padat dan terpaksa meninggalkannya hanya gara-gara dia pingsan.
“Ma...maafkan aku...” suara Yoona terdengar lemah, penuh penyesalan.
Taehyung menoleh mendengar nada suara Yoona, lalu menutup notebooknya dan meletakkannya di meja samping ranjang,
“Aku tidak memarahimu, lagipula sudah lama aku tidak mengambil cuti,” dengan lembut Taehyung meletakkan tangannya di dahi Yoona, “sudah mendingan, tadi kau panas sekali tahu, aku sampai mengkompresmu dengan air es.”
Yoona memejamkan matanya merasakan tangan Taehyung yang sejuk di dahinya, kenapa lelaki ini begitu lembut dan penuh perhatian?
Sudah lama sekali rasanya sejak ada yang memperhatikan dirinya. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Yoona selalu berjuang sendirian, tidak pernah sama sekali mengijinkan dirinya menjadi lemah.
Sekarang, perhatian yang begitu lembut dari Taehyung entah kenapa membuat dadanya sesak,
“Kau sudah bisa minum obatnya? Dokter membawakan obat untuk kau minum, tunggu sebentar,” Taehyung bangkit dari ranjang dan melangkah keluar kamar,tak lama kemudian dia kembali membawa nampan, meletakkannya di meja samping ranjang dan membantu Yoona duduk, “Kau harus makan dulu sebelum minum obat,”
Aroma kuah yang sangat menggoda itu benar benar membuat air liur menetes, Yoona menoleh ke atas nampan yang diletakkan di pangkuannya, semangkuk sup jagung dan daging yang masih panas dengan aroma yang sangat enak,
“Itu bukan bubur ayam, jadi kuharap kau tidak memuntahkannya,” ada nada geli dalam suara Taehyung. Mau tak mau Yoona tersenyum karena ternyata Taehyung masih teringat percakapan mereka kemarin. Dengan pelan dia berusaha mengangkat sendok sup itu, tapi Taehyung menahannya,
“Aku suapi,”
gumamnya sambil mengambil sendok itu.Wajah Yoona memerah canggung, tapi ketika Taehyung mengarahkan sendok itu ke mulutnya akhirnya dia membuka mulutnya pelan.
Dengan tenang Taehyung menyuapi Yoona, setelah selesai dia meletakkan mangkuk kosong itu ke sebelah ranjang,
“Ada yang menempel di bibirmu,” tanpa disangka Taehyung mendekatkan wajahnya, lalu menjilat sudut bibir Yoona dengan lembut, “sekarang sudah bersih,” Taehyung terkekeh melihat wajah Yoona yang merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story about Yoona
RomanceRemake Story - Taehyung Yoona Version Original Story by Shanty Agatha credit by anakcantikspot.blogspot.com ⚠️ Mature Content 21+