02:izin

159 48 3
                                    

kedua orang remaja segera duduk tegap dan kaku saat seorang pria masuk ke ruang keluarga, di kediaman salah satu dari mereka

"ada apa nih?" bima membagikan pandangannya pada zidan dan asya yang masih bungkam saat diberi pertanyaan

satu kantong plastik berisi cemilan dan minuman dingin ia simpan diatas meja. asya segera membuka sekaleng soda dan meminumnya, sedangkan zidan menatapnya datar

"kenapa si zidan?" asya tidak berani menatap kedua pria itu,ia malah memunggungi bima dan zidan

"heh!,kalo orang nanya itu dijawab" bima menjewer telinga asya sehingga membuat perempuan itu meringis

"aw,sakit bim" asya menepis tangan bima

"lebay! pelan doang tadi ngejewernya" bima mengambil sisa minuman kaleng lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan mata masih menatap asya, meminta penjelasan dari perempuan itu

asya,zidan dan bima memang biasa berkumpul selepas pulang sekolah. lagipula rumah mereka bertetangga

"tadi lo kemana dulu?" tanya asya di tujukan kepada bima yang pulang terlambat

"nganter pacar gua,kenapa emangnya?" asya mengangguk paham

"asya tadi minta izin ke gua mau jalan sama si langit brengsek itu besok.tadinya mau pas pulang sekolah tapi gak gua izinin soalnya belum bilang sama lu" zidan mengubah arah pembicaraan membuat bima hampir tersedak saat sedang minum. sedangkan asya menatap wajah zidan sedih

"lu cantik walaupun ga secantik naya, pasti banyak yang mau deketin lu asal jangan kak langit. langit itu brengsek"

"kan! pasti gini! mending minta izin sama zidan doang,kalo sama lo pasti apa apa gaboleh" dengus asya yang mulai frustasi

"lo mau kemana sama kak langit?"

"ke toko buku"

"mending sama gua daripada sama si langit"

"boleh deh, tapi sekalian traktirin gua eskrim ya" girang asya

"siap nyonya"

"entar malem ya kita pergi" ucap asya

"oke" ucap bima sambil mengacungkan jempolnya


vommentnya jan lupa pren😼

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang