09:cemburu

96 31 4
                                    

bima dan rama sedang berjalan bersama untuk menuju kantin,namun tiba tiba langkah rama terhenti sebab melihat dua sosok remaja yang ia kenali.

dengan cepat rama mendorong tubuh bima,supaya bima tidak melihat mereka berdua yang sedang tertawa dan nampaknya bahagia.

"apaan njir?! gua laper tau" pekik bima

"ada asya sama zidan lagi ketawa ketiwi,gua gamau lu sedih bro.." rama sedikit tergagap dan ragu mengatakan itu.namun kalimatnya hanya ditanggapi dengan tawa yang keluar dari mulut bima

"sejak kapan lo perhatian sama gua?,awas gua mau ke kantin" bima kembali melangkahkan kakinya menuju kantin diikuti rama dari belakang

sesampai didepan sebuah warung, bima segera meraih tahu goreng dan memakannya.asya yang melihat itu hanya mendengus lalu menghampirinya.

ia mengeluarkan sesuatu dari saku dan meraih tangan bima,membuat pemuda itu tersentak kaget.

"biasain kalo sebelum makan sesuatu itu harus cuci tangan..minimal pake handsanitizer dulu" dengus asya

zidan yang tak ingin melihat kejadian 'manis' itu lantas memalingkan wajahnya. namun bima hanya terkekeh menyikapi aksi asya

"jangan urusin gua,urusin ajatuh pacar lu" bima pergi meninggalkan asya,ia kembali menghindari asya membuat gadis itu murung

---

samsak gantung terus bergerak karena sang pemilik tak henti memukulnya dengan keras.

zaki hanya membuang nafas panjang, ia tahu jika adiknya seperti itu berarti ia sedang kesal.

*buuuuuk

*buuuuk

kembali bima memukul samsak dengan keras.tak lama dari itu ia tertunduk lemas.

"nangis ae" celetuk zaki menggoda adiknya

"gua sayang asya bang,gua gasuka dia ketawa karena orang lain.." ucap bima namun ia mati-matian menahan rasa sakitnya.

"bertahun-tahun gua pendem perasaan ini sendiri bang.."

handuk jatuh tepat ke kepala bima

"gua mau mandi dulu" zaki meninggalkan bima sendiri,ia tahu jika adiknya pasti butuh ruang sendiri.

asya, gadis yang selalu takut padanya. asya, yang selalu tertawa karena ulah bima dan asya gadis yang ia cintai itu terlihat bahagia bersama zidan.

bima kembali berdiri dan meraih jaket jeans yang tergantung di kursi begitu kasar, sampai kursi tersebut jatuh.

ia pun tidak lupa meraih kunci motor miliknya.

rumah rama,itulah tujuan bima jika sedang penat seperti saat ini.

---

jam menunjukkan pukul 12 malam, namun bima tidak memperdulikan panggilan telpon yang terus berdering. lagipula ia sedang tidak sadarkan diri,bima larut dalam pengaruh alkohol.

penelpon tersebut tak lain adalah abangnya bima yang sedari tadi berada diluar gerbang kediaman jika sang adik pasti berada di kediaman temannya yang jarang diisi oleh orangtuanya rama.

"punya adek ngerepotin mulu kerjaanya!" zaki berdecak frustasi

sementara disisi lain asya tak henti menangis. kalimat bima dan prasangkanya kepada asya membuat gadis itu sedih dan terluka.

"sya,stop nangis karena bima,itu bakalan buat hati gua sedih ngeliat lo nangis karena dia.."

kalimat terakhir sebelum zidan pulang kerumahnya. asya berulang kali menyesali ulahnya karena peduli pada bima,bima padahal  disana jelas ada zidam,pria yang juga menyukainya.

"bingung!" pekik sana yang merasa jika masa remajanya semakin kacau setelah kedua pemuda itu menyatakan cinta padanya.

TEAM BIMA×ASYA/ZIDAN×ASYA NIH?

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang