08:titipan

98 35 11
                                    

selamat membaca!◜‿◝
don't forget to vomment-!

air mata terus mengalir dari kedua mata seorang gadis.walaupun tangan sang bunda dengan lembutnya mengusap setiap helai rambut anak semata wayangnya.

bundanya asya mengerti masa remaja memang seperti itu dan ia pun sempat mengalaminya.

"ayah pasti milih bima!" suara asya malah lebih menggemaskan ditengah isakan tangisannya

"bunda dukung zidan deh kalo gitu" ujar bunda asya membuat asya melepas pelukannya

"zidan letoy,bima itu selalu jagain dia.ayah team bima pastinya" ucap ayahnya asya yang tak mau kalah

ketegangan itu pun dilerai oleh om juan,om nya asya.

"sya,kalo mending dua kenapa harus milih satu?" ucap om juan membuat asya semakin pusing

"kalo milih satu dari mereka berdua pasti ada satu yang tersakiti sya" lanjut om juan

"itu namanya maruk" jawab ayahnya asya

"kita liat aja nanti,tapi kamu jangan larang zidan kalo mau ngajak asya keluar ya?" ujar bundanya asya

"oke!,begitupun kamu jangan marah-marahin bima lagi ya?"

sementara asya bergantian memandang kedua orang tuanya.kenapa perselisihan antara bima dan zidan malah menjadi bahan taruhan bagi kedua orang tuanya.

"kalian kenapa sih?!" asya berdiri dan menghentakkan kakinya ke lantai lalu beranjak dari ruang tengah untuk pergi menuju kamarnya

---

bima tertunduk lemas,akhirnya hubungan dirinya dengan naya kandas.

kalimat "aku mau kita putus bim." dari naya mendeklarasikan jika hubungan keduanya kini sudah berakhir.

asya yang kebetulan baru kembali dari toilet lantas melihat sepasang remaja terlihat sangat sedih.

asya membuang nafas panjang,ia mencoba menetralkan pikirannya. semalaman ia memikirkan setiap kalimat pemuda itu.namun,saat ini ia nampak yakin jika memilih zidan adalah pilihan yang benar(?)

asya membalikkan tubuhnya,ia lebih memilih memutar jalan dari pada harus melewati mereka.

"asya!" saat ia akan memutar balik arah nya,naya malah memanggil namanya

rasa bersalah dan tentunya malu,datang secara bersamaan.asya bahkan tersentak kaget saat tangan naya menyentuh pundaknya.

"ajak bima makan sya,dia dari semalem gak makan" ujar naya begitu lembut,asya tersenyum kaku melihat naya dengan begitu manisnya memberikan senyuman padanya.

"nay,gue--"

"gue titip bima ke lu sya, masalah dia suka marah-marah lu lebih dulu kenal bima daripada gue,pasti tau gimana cara tenangin dia" naya memotong kalimat sana

rasa kagum asya pada naya semakin meninggi.ia kadang berpikir ingin seperti naya yang dewasa,ramah dan disukai banyak orang.

jika dilihat lihat naya dan bima memanglah cocok,dengan sifat naya yang dewasa,dan sifat jahil dari bima.

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang