07:confess

103 41 5
                                    

"bima dan naya kini dalam situasi canggung.laki laki itu hanya menunduk sementara naya terus menatapnya tanpa bereaksi sedikit pun"

naya dan bima kini berada di taman belakang sekolah.tempat biasanya mereka bertemu,juga tempat teraman sebab jarang ada siswa yang berkeliaran disini pada jam istirahat.

"bim,mending kita udahan aja,biar kamu bisa perjuangin asya.." naya mengucapkan kalimat itu sambil mengelus rambut bima

"kasih aku kesempatan sekali lagi nay.."

"kesempatan apalagi bim? selama hampir dua tahun pernah ga kamu manggil nama aku dengan benar? gak pernah bim!,karena yang ada dipikiran kamu itu cuma asya"

"aku butuh kamu nay.."

"mama kamu?,papa kamu?,atau abang kamu? bim, aku gak pernah ngemis perhatian tapi aku juga pengen di prioritasin sebagai pacar,sebagai orang yang kamu cinta! hubungan ini soal kamu dan aku loh,engga usah mikirin orang lain" tegas naya

"aku gamau nay.."

"sekali dua kali aku masih wajar kalo kamu manggil aku dengan nama asya tapi kemarin.. haha kita lagi ciuman bim.. dan kamu manggil aku asya.itu konyol bim,kamu mau sebut aku kekanakan karena minta putus dengan alasan kayak gini tapi bim aku cewe dan kamu tau kan gimana sensitifnya cewek" jelas naya menceritakan kejadian kemarin sebelum mereka bertengkar.

~~~

perempuan bersurai coklat kini sedang berlari menuju pintu setelah mendengar bel rumahnya berbunyi.

"biar saya aja bi" ujar naya kepada asisten rumah tangga dan dibalas anggukan oleh perempuan paruh baya itu.

naya ingin segera bertemu pria tinggi yang janji akan datang kerumahnya malam ini.

perdebatan naya dan bima berakhir dengan si gadis memaafkan dan memberi kesempatan pada pria itu

saat pintu terbuka,naya begitu terkejut melihat sosok pria tinggi itu.

"ngapain?" tanya naya dingin

pria tinggi itu bukan bima,namun zidan rialdi bamantara.

"boleh kita ngobrol?" jika perempuan lain mungkin akan terkagum mendengar suara rendah yang begitu macho dari zidan,namun nampaknya naya masih kesal pada pemuda jangkung itu.

"nay,gua minta m--"

"didalem aja,dan." ujar naya berjalan lebih dulu untuk masuk kedalam rumah

setelah berbincang bincang setengah jam, kecanggungan mulai menggerayangi zidan,matanya pun kini melirik ke arah jam dinding dengan ukiran kayu yang terpasang diruang tamu.

"nay,gua balik dulu ya" ujar zidan,karena ia sudah merasa tujuannya sudah terlaksanakan

"dan.."

---

"gila! ngapain kita ikut campur urusan orang lain sya?" dengus bima yang masih duduk diatas motornya,sementara asya memasang wajah kecewa ketika mendengar jawaban pemuda itu.

"bella dan zidan itu putus baik-baik.engga perlu jodoh jodohin mereka untuk balika,kekanakan banget sih sya" tambah bima

"dia jadi aneh!,sumpah dia jadi aneh semenjak putus sama bella" ucap asya menggebu gebu.

"gausah kayak begitu sya.. jodoh diatur tuhan bukan kita yang ngatur"

"gua ngejodohin zidan sama cewek lain" asya terkejut mendengar kalimat yang diucapkan bima dan kini ia mulai penasaran.

"siapa?"

"lu" jawab bima cepat

"beberapa detik mereka terdiam dan saling beradu pandangan sampai akhirnya asya tertawa terbahak- bahak"

"gua--"

belum selesai bima menyelesaikan kalimatnya,lampu mobil menyorot kearah dua remaja itu,membuat asya dan bima mengernyit bingung.

pemilik mobil itu segera keluar,dan kedua sahabatnya tersebut

"zidan!" sapa asya begitu antusias saat melihat pria itu

"sya,gua mau ngomong" mendengar kalimat zidan,bima tersenyum tipis lalu segera mengenakan helmnya.

"kalo gitu gua cabut ya"

"ga,gua pengen lo jadi saksi!" ucap zidan cepat membuat bima terkekeh

"oke,cepetan ya!,udah mau malem nih. gua harus kerumah naya lagi" zidan bergantian memandang ke arah bima dan asya.tidak ada yang aneh, seperti biasa,asya pasti murung jika bima akan bertemu dengan naya.

"mulai sekarang gua bakal kasih perhatian lebih buat lu,dan gua pastikan lu selalu bahagia---"

"cewek lemot kayak dia mana ngerti pake cara confess begitu njir" tukas bima membuat zidan membuang nafas panjang

benar juga,kalimat berbelit-belit hanya akan membuat asya bingung,bisa terlihat dari raut wajahnya sekarang yang nampak berpikir keras.

"apapun yang gua omongin lu harus percaya dan jangan anggap ini becanda ya? dan lu jangan jauhin kita" zidan menegaskan kepada asya,di balas anggukan kecil dari gadis tersebut.

"gua suka sama lu" ucap zidan tanpa ragu membuat bima tersenyum.

asya masih terdiam,ia masih bingung apakah ini hanya sebuah candaan atau serius karena melihat wajah zidan yang begitu yakin.

"gua siap persahabatan gua sama bima bakalan renggang.gua beneran suka sama lu,sya--"

bima segera turun dari motor dan mendekati zidan

*buuuuk

ia memukul zidan membuat pria itu terdiam sejenak

"JANGAN DILANJUT--" bima mengepalkan kedua tangannya,ia tahu akan dibawa kemana arah pembicaraan zidan,sementara asya masih kebingungan.

''gua suka sama lu, begitupun bima!'' zidan dan bima beradu pandang

amarah seolah membakar tubuh mereka.

bima membuang muka,ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

"gua gak ngerti.. ini seriusan?" tanya asya dengan suara begitu kecil dan ragu saat menanyakan itu

"iya!,zidan bener,gua suka sama lu dan gua siap bersaing sama dia" asya terhentak mendengar kalimat bima

disisi lain,naya yang sengaja ikut dengan zidan karena khawatir pada bima sedang bersembunyi. ia melakukan itu sebab melihat bima sedang berbincang dengan asya dan ia tak ingin menganggu keduanya yang nampak sedang tertawa bahagia.

senyuman melengkung di wajah naya,ia senang akhirnya bima mengakui perasaanya pada asya.namun air mata naya tak terbendung.. lututnya mulai lemas,ia menangis tersedu dengan tubuh terduduk.

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang