12:janji

109 31 2
                                    

selamat membaca
don't forget to vomment◜‿◝ -!

asya ragu menekan bel rumah kediaman keluarga bima. walaupun bima bilang jika abangnya sedang keluar rumah dengan teman temannya,namun ia tahu jika bima pemuda yang jahil.

tak lama berselang pintu terbuka dan menampakkan pemuda bertubuh tinggi dengan senyum kecil terbentuk diwajahnya.

asya berusaha membalas senyuman itu walaupun agak canggung.

"15 menit cuma buat mencet bel" ucap bima sembari terkekeh dan itu membuat asya semakin salah tingkah.

ia lupa dengan cctv,bima pasti memperhatikan dia dari tadi.

"masuk yuk" bima menarik tangan asya untuk masuk kedalam rumah.lalu mereka menaiki setiap anak tangga.

bukan ruang tamu,namun mereka menuju kamar bima. kali kedua asya masuk kekamar bima namun kali ini ia sudah menyiapkan mentalnya. takutnya seperti tempo lalu, saat ia masuk kamar bima dan terpampang foto keluarga bima.di foto tersebut ada naya juga.

pintu kamar bima terbuka. sejenak asya terkesiap saat melihat kamar bima begitu rapi.. tidak seperti biasa.

ia mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan foto besar yang sedang ia cari.

"nyari apa?" pertanyaan bima mediktrasi asya yang sedang melihat-lihat kamar bima

"enggak kok! ehehe" asya buru-buru jalan dan dirinya tertempel di meja belajar tersebut.

ia tersenyum saat melihat foto zidan,bima dan dirinya tertempel di meja belajar tersebut.

"lu mau minum apa?" tanya bima

"gausah,gua gak lama disini" ujar asya

bima berjalan menuju kasurnya dan menatap asya dan yang diliat tentu semakin salah tingkah.

"eh mau minum deh,ada susu coklat?"

bima tersenyum kecil lalu membuka nakas.

dengan tangan sibuk membuka kemasan susu coklat tersebut dan menghampiri asya yang nampak terkejut karena jarak bima semakin dekat

bima memberikan sekaleng susu coklat tersebut. buru-buru asya menegaknya

"kenapa? mau bahas masalah zidan?" asya yang sedang minum sampai tersedak

hidungnya terasa sakit karena tersedak minuman coklat itu.bima mengambil beberapa lembar tisu.

asya yang sedang terbatuk-batuk seketika diam tak bergeming saat bima mengusap wajah dan bibirnya begitu lembut.

kedua mata mereka beradu. asya masih terdiam dan mencoba mengatur nafas. jantungnya berdetak hebat setiap menatap mata bima.

deru nafas asya terdengar ke indra pendengaran bima sebab jarak wajah mereka begini begitu dekat. reflek mata asya menutup dan hatinya membuncah saat bibir bima menyentuh bibirnya.

ini yang asya inginkan. ia tak bisa menahannya, lantas memeluk tubuh bima begitu erat.

air mata tak bisa ia bendung lagi, asya menangis ditengah ciumannya bersama bima.

hingga mereka melepaskan tautan bibir mereka, asya menangis sejadi-jadinya dengan masih memeluk bima.

"jauhin gua sya,buang perasaan lu buat gua.." ucap bima

asya kembali mencium bibir bima, kali ini cukup kasar. agar bima tidak melanjutkan kalimatnya. namun bima berusaha melepaskan asya

"gua rela hancur demi lihat lu bahagia sama zidan,sya.."

*plaaak

asya menampar bima.mata asya menunjukkan begitu terlukanya ia dengan kalimat bima.

"gua mohon sya" lirih bima dengan kepala tertunduk dipangkuan asya.

asya pun memegang pergelangan tangan bima dan mengelus luka bakar tersebut

"luka ini bim..janji yang pernah kita buat semasa kecil,ayo wujudkan janji itu" lirih asya

"lupain janji itu sya.. anggap janji itu hanya permainan yang kita buat dulu"

kejadian bima dan asya menangis itu tentu disaksikan oleh zidan yang sengaja bima undang kekamarnya, namun ia diam dibalkon kamar bima.

niat bima mengajak zidan sebenarnya hanya untuk menyakinkan temannya tersebut bahwa ia tidak ingin lagi berkompetisi merebutkan asya.

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang