04:jendela kamar zidan

118 41 5
                                    

zidan merebahkan tubuhnya diatas kasur king size miliknya.lalu dia membaca buku komik untuk mengantarnya ke alam tidur.

kembali ia fokus pada buku bacaanya hingga terdengar suara jendela kamarnya terbuka. hal itu tidak membuatnya terkejut,karena ia tau pelakunya adalah bima leonardo.

"kan ada pintu bim,masih aja pake jendela" keluh zidan yang walaupun sudah biasa tapi tetap saja ia takut jika orang yang lain yang melihat dan salah paham,maka temannya itu akan disangka maling.

namun menurut bima, dia masuk melalui jendela kamar milik zidan adalah cara terefisien.rumah mereka hanya terhalang tembok yang tidak terlalu tinggi. sewaktu kecil tembok itu bahkan mereka anggap net untuk bermain voli.terlebih balkon kamar mereka berdekatan dan itu mempermudah bima untuk masuk ke kamar zidan kapan saja.

hening..

kamar seketika menjadi hening,tidak ada yang bersuara kali ini. bima tersenyum kecil melihat zidan.merasa dirinya ditatap oleh temannya tersebut,zidan mulai menutup buku komiknya dan membalas pandangan temannya tersebut.

"bim.."

"apaan?"

"asya suka kak langit,bukan gua" ujar zidan tiba-tiba membuat bima semakin dibuat tertawa

"yang gua takutin sekarang itu mantan gua bilang ke asya kalo sebenarnya gua suka sama dia" lanjut zidan membuat bima menggeleng tidak percaya jika sahabatnya itu sampai berani memutuskan hubungan dengan mantannya demi mengejar asya.

"lu kok bisa putus sama dia?" tanya bima penasaran

"ya putus lah, gimana lagi? cewek mana yang bisa nerima kalo cowoknya ternyata suka sama cewek lain" dengus zidan,lalu bima berdiri dan berjalan menuju jendela kamar zidan yang lebar itu.

bima menarik nafas dalam,akhir akhir ini pikirannya menjadi penuh. apalagi setelah mendengar pengakuan bahwa zidan menyukai asya.

senyum getir tergurat di wajahnya,bayangan masa lalu saat ia kecil membuat gambaran klise berputar dibenaknya.

bima melihat pergelangan tangannya dan mengusapnya lembut. luka bakar yang ia dan asya dapat sedari kecil itu adalah saksi dimana bima dan asya berjanji untuk menikah ketika mereka dewasa kelak, yang entah itu masih asya ingat atau tidak.

"gua pasti bantuin lu dan..tapi inget kalo lu bikin dia nangis,gua bakalan pukulin wajah lu sampe gigi lu rontok dan muka ganteng lu jadi bonyok!" ancam bima membuat zidan tertawa.jika di pikir-pikir selama ini yang selalu membuat asya kesal,bahkan menangis adalah bima.

telunjuk bima masih mengacung pada zidan dan kini ia mulai menghampiri pria yang masih rebahan diatas kasurnya itu.telunjuk itu kini berganti menjadi kelingking membuat zidan lagi lagi tertawa.

"jagain asya ya dan, janji?" zidan tertawa mengingat kebiasaan bima jika sudah kelingking mereka bertautan. itu kebiasaan mereka dari kecil jika sudah membuat perjanjian.

jari kelingking mereka pun saling bertautan,pikir zidan ia pasti akan menjaga asya dalam situasi apapun, selain sebagai sahabat,asya adalah wanita yang ia sayangi.

bima tidak percaya jika sahabatnya itu benar benar sejatuh cinta itu kepada asya.hal ini pernah zidan alami sebelumnya,saat ia sedang kasmaran kepada bella (mantan zidan) namun entah bagaimana zidan merubah haluan pada hatinya.

"gua balik dulu ya dan" ucap bima menepuk punggung zidan,lalu balik kerumah nya.

Let her go || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang