15. Firasat Tak Terkatakan

653 155 3
                                    

Selamat pagi, saya kembali hadir dengan bab baru. Maaf jika selama ini saya suka molor update cerita saya ini. Tapi saya janji, untuk ke depannya saya akan lebih sering update, sampai bab akhir nanti.

Juga, di sini saya ingin sedikit memberitahukan kalau diskon untuk semua cerita saya akan berakhir nanti sore. Dan untuk ke depannya, saya nggak tau kapan akan ngadain diskon lagi. Jadi, yang ingin beli pdf dengan harga diskon, ayo buruan sebelum waktunya habis. Caranya, kalian bisa kirim pesan langsung lewat no wa : 08995618064
                                            : 089693877340

Harga diskonnya : 3 cerita (130 ribu)
                                   : 2 cerita (90 ribu) Berlaku untuk semua cerita saya yang sudah selesai.

Udah ya, segitu aja sedikit pemberitahuan dari saya. Selamat pagi dan selamat membaca cerita saya yang masih sangat jauh dari kata sempurna ini.

🐑🐑🐑                                                         

Sudah lebih dari seminggu terakhir, atau lebih tepatnya semenjak hubungannya dengan pria yang pernah ditolongnya semakin serius, Naya selalu merasakan ada sesuatu yang berbeda di sekitarnya.

Dengan alasan yang ia sendiri bingung bagaimana mengatakannya, Naya seolah merasa ada yang memantau gerak geriknya. Yang lebih anehnya lagi, setiap pergi ataupun pulang bekerja, Naya merasa seperti ada orang yang mengikutinya. Entah yang dirasakannya tersebut hanyalah sekedar firasatnya yang telah berpikir berlebihan atau memang benar adanya, Naya tidak bisa menjabarkan hal tersebut dengan pasti.

Hanya saja, meski kerap kali merasakan ada langkah yang mengikutinya dari belakang, tiap kali berbalik untuk memastikan apakah yang dirasakannya itu benar adanya, Naya tidak menemukan adanya sedikitpun kejanggalan. Jangankan mendapati adanya orang yang sedang mengikutinya, bayangan saja tidak tampak di penglihatannya.

Karena firasatnya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata itulah akhirnya membuat Naya selalu menghela napas demi untuk membuat dirinya kembali berpikir jernih dan tak menghubungkan hal-hal yang berbau mistis di dalamnya.

"Aku liat selama beberapa hari terakhir kamu banyak ngelamun, Nay. Yang bikin aku bingung, helaan napas kamu itu seolah menggambarkan kalau ada masalah besar yang sedang kamu pikirkan. Kalau memang begitu adanya, aku bisa kok dijadikan teman bicara. Seenggaknya, bisa ngurangin beban yang ada di hati juga pikiran kamu itu."

Perkataan yang diucapkan oleh Intan tersebut mau tak mau membuat Naya mengulum senyum tipis. Demi tak membuat teman yang sama-sama bekerja di mini market yang terletak tak jauh dari rumahnya itu, Naya berusaha untuk tak lagi memikirkan hal-hal yang belakangan ini mengganggu pikirannya.

Sebelum temannya itu kembali mengucapkan kata-kata yang terdengar sangat tulus di telinganya itu, Naya pun mengatakan, "Aku bukannya lagi ada masalah, In. Hanya saja belakangan ini aku ngerasa kalau ada orang yang sedang mengikutiku."

"Mengikuti bagaimana maksudmu?"

"Ya itu, pas pergi maupun pulang kerja, aku seakan ngerasain kalau ada orang yang berjalan di belakangku. Anehnya, pas aku noleh ke belakang, aku nggak ngeliat apa-apa. Kalau dipikirkan lagi, lama-lama aku bakalan jadi paranoid sendiri kalau aku terus mikirin soal itu."

Usai mendengar jawaban yang Naya berikan, untuk beberapa menit lamanya Intan memilih diam. Dengan bibirnya yang terkatup rapat, gadis yang menolak untuk diajak arisan oleh ibunya itu memikirkan mengenai apa yang sudah mengganggu pikiran satu-satunya orang yang dengan tulus mau berteman dengannya.

Meski tak ada satupun kata yang terucapkan dari bibirnya, dalam benaknya Intan mulai menelaah mengenai kemungkinan apa yang dikatakan oleh Naya bisa saja terjadi. Akan tetapi, untuk mengatakan secara terus terang mengenai hal tersebut, Intan masih sedikit ragu. Jangan sampai salah menganalisa sesuatu, akhirnya malah membuat Naya semakin takut jadinya.

Di bawah Rinai Asmara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang