6. Betah Bersamanya

1.2K 213 18
                                    

Sebelum baca vote dan komennya dulu ya, teman-teman, supaya yang nulis lebih semangat lagi nulisnya.

Bagi yang udah mau ninggalin jejaknya di setiap cerita yang saya tulis, nggak ada kata lain yang bisa saya ucapkan selain kata terima kasih karena kalian sudah mau mendukung penulis amatir seperti saya.

Selamat membaca dan semoga cerita saya ini bisa menemani kalian yang menghabiskan malam minggunya di rumah ataupun di luar rumah.

                                                                            
🐑🐑🐑

                                                                            
Tak henti-hentinya Saka terus memperhatikan ruang tamu dimana ia berada saat ini. Ruangan yang tidak lebih besar dari kamar tidur di rumah bosnya itu membuatnya mengernyitkan alis karena masih merasa bingung mengenai alasan kenapa pria yang selalu berekspresi datar tiap kali bertemu dengan orang-orang itu belum ingin pergi dari tempat ini.

Jika mengingat lagi semasa dari awal ia mengenal pria yang diidolakannya itu sampai kini ia menjadi orang kepercayaannya, belum pernah sekalipun Saka melihat seorang Dewa Danadyaksa mau tinggal di dalam ruangan sempit atau tidaklah seluas kamarnya.

Kebiasaan bosnya yang lebih suka menghabiskan waktunya sendirian di dalam kamar di kala tidak adanya kegiatan tentu saja akan sulit mengubah kebiasaan tersebut.

Tapi sekarang ini, Saka yang melihat dengan mata kepalanya sendiri tampilan bosnya yang tidak seperti biasanya serta ekspresi wajahnya yang tidak lagi setegang biasanya, Saka jadi ingin tahu mengenai orang yang telah menolong serta memberikan tumpangan untu idolanya itu.

Kebingungan yang Saka rasakan tentunya bisa dilihat dengan jelas dari ekspresi wajahnya oleh Dewa. Ia yang duduk di hadapan tangan kanannya itu hanya bisa mengulas senyum tipis karena bisa menebak sebagian besar mengenai apa yang ada di kepala satu-satunya orang bisa ia percayai itu.

Dewa yang memang sudah mengatur janji agar Saka menemuinya hari ini melalui hubungan telepon beberapa hari yang lalu dengan sengaja membiarkan pria yang lebih muda darinya itu terus memperhatikan keseluruhan rumah dimana ia berada saat ini. Secara garis besarnya Dewa bisa memperkirakan bahwa Saka pastinya bingung mengenai alasan kenapa ia masih belum mau pergi dari tempat ini.

Orang lain yang melihatnya selama ini bisa menikmati segala kemudahan serta mendapatkan apa yang ia mau tentu saja berpikiran bahwa Dewa tidak akan mau tinggal di tempat sekecil ini dan berada di gang terpencil pula. Akan tetapi, apa yang orang pikirkan tersebut sudah pasti tidaklah sejalan dengan pemikiran Dewa sendiri. Karena baginya, dunia dimana ia tinggal selama ini adalah sebuah penjara dimana ia sedang berusaha untuk keluar dari sana. Sedangkan dunia kecil milik Naya ini, Dewa merasa bagaikan berada di surga, sehingga Dewa betah bersamanya.

Dikatakan terlalu mendramatisir ataupun terlalu membesar-besar, Dewa tidak akan mempedulikannya. Mereka yang tahunya seorang Dewa hanya dari tampilan luarnya saja pasti akan memikirkan apapun sesuai dengan yang mereka mau. Karena itu, selama menggantikan ayahnya, Dewa seolah harus membelah dirinya menjadi dua. Jika di hadapan orang-orang ia akan bertindak sangat tegas, maka di saat sendiri dalam kamar, Dewa akan menjadi dirinya sendiri, yang dulu sebelum kepergian ayahnya ia tidak perlu memikirkan hal-hal yang hanya akan membuatnya sakit kepala.

"Sumpah, bos, aku masih belum tau alasannnya kenapa bos masih belum mau pulang. Bahkan supaya tempat persembunyian bos ini nggak ketahuan oleh para cecunguk yang nggak ada kerjaan itu, aku sampai harus dengan sangat hati-hati untuk ke sini. Jadi, kalau boleh, bisakah bos Dewa yang terhormat memberitahukan seperti apakah sosok yang sudah membuatnya nggak mau pulang itu?"

Di bawah Rinai Asmara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang