Feby bukan Olip

6 3 0
                                    

Kata orang-orang, orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti, entah itu merasa tidak dihargai, tidak diterima, dan lainnya. Namun, tidak untuk Feby, jika semua orang berusaha untuk jahat kepadanya, sebisa mungkin ia akan tetap berusaha baik kepadanya. Semoga saja.

Nyanyian sebuah lagu menggema di sebuah ruangan abu-abu muda dipadukan dengan warna pastel. Terdapat pula ada seorang gadis cantik dengan rambut sebahu bernyanyi dengan lantang nya, dengan sisir yang ia pegang, sebagai pengganti microfon, seolah-olah ia sedang bernyanyi di atas panggung yang megah. Ya walaupun cuma halu doang, sama seperti lagu yang ia bawakan.

Feby Putri - Halu

"Senyumanmu,"

"Yang indah bagaikan candu, ingin ku trus lihat walau dari jauhhhhh,"

"Ayo semua tangannya diatas"

"Sekarang aku pun sadari, semua hanya mimpi ku yang berkhayal akan bisa bersamamuuu,"

"Gila!"

"Suara gue sebenarnya gak jelek banget dah, ini kalo gue duet sama Feby penyanyi asli sih, keknya sabi lah"

"Feby Putri sama Feby Olivia, aaaaa kayaknya halu banget dah,"

Kehaluan Feby terhenti, ketika terdengar suara gedoran pintu dari luar.

"FEBY!" teriak seorang wanita paruh baya yang sedang menggedor pintu milik sumber suara berasal. Tak lama itu pintu pun terbuka.

"Apa bundaku, Feby lagi nyanyi-nyanyi galau nih, jangan ganggu dulu ih," gerutu seorang gadis yang bernama Feby, tepatnya Feby Olivia

"Suara kamu itu loh, aduh gak tau deh, Bunda sampe gak bisa ngomong lagi," keluh Marni yang tak lain Bunda nya Feby

"Bagus kan bun suara Feby. Oh ya jelas dong," ujar Feby dengan bangga nya.

Marni hanya bisa memutar bola mata nya, Percaya diri sekali anak nya.

"Ini udah jam berapa, emang kamu gak ke kampus?," ujar Marni

"Lagian gak cocok banget kamu galau-galau kek gitu ih," tukas Marni

Feby pun langsung menggerutu sebal. Bunda nya ini menyebalkan sekali.

"Iya, Feby ada kelas nanti. Aman pokoknya dah," ujar Feby

"Yaudah bunda mau ke dapur dulu, jangan nyanyi lagi, bunda pusing dengernya," peringat Marni sambil pergi meninggalkan Feby

"Iya bunda," ujar Feby dengan malas.

*****

Suasana saat ini sangat ramai, banyak mahasiswa yang berlalu-lalang di sana. Feby memasuki gerbang fakultas nya dengan sepeda motornya, mata nya menyapu keadaan sekitar, mencari tempat parkir yang aman untuk ia tempati. Setelah itu Feby menuju tempat duduk disana.

Feby mengambil program studi Manajemen, dan sekarang Feby sudah menduduki semester 3.

"Olip!" seru gadis berambut curley sambil duduk di samping Feby. Dela Ariska namanya.

"Ih jangan panggil gue Olip, jelek tau. Dibilangin panggil Feby aja," kesal Feby. Pasal nya teman-teman nya lebih senang panggil Olip ketimbang Feby. Katanya nama Olip itu lucu. Namun, baginya ia harus di panggil Feby, jangan Olip.

"Iya, iya dah, sensi amat mbak," ujar Dela

"Wait wait, lo kacamata baru ya?," tanya Dela

Feby pun tersenyum geli

"Iya dong, bagus gak frame nya? Gue kemarin beli si oren, lagi diskon 50%, gimana gue gak tergiur coba," cerocos Feby dengan lantangnya.

"Wih, gue juga mau klo gitu," ujar Dela

"Nah itu, lagi pula, setelah difikir lagi, gue kan mata nya minus, terus kalo gue beli di optik nya langsung itu mahal banget tau Del," ujar Feby

"Iya juga sih,"

Feby melirik jam yang melingkar di tangannya, lalu mata nya terbelalak.

"Oii Del, ayo ke kelas. 5 menit lagi Pak Dani masuk, gue gak mau ya telat," ujar Feby sambil menarik tangan Dela menuju kelas mereka.
















Absurd banget:(((((

Lanjut gak nih?

KeraguanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang