Haiiiii, ketemu lagi sama akuu wkwk
Udah siap? Coba-coba, kasih author bintang dulu, komen-komen tipis jga gk papa. Monggo.
Happy Reading
*****
Setelah selesai ada kelas, Feby dan teman-teman nya keluar kelas dengan langkah lesu. Mereka baru saja mengerjakan Ujian Tengah Semester. Yang membuat beberapa dari mereka merasa seperti tidak percaya diri dengan jawaban mereka.
"Gila!"
"Apa sih," Feby langsung sigap memegang kedua telinganya.
"Gue ragu sama jawaban tadi Feb," keluh Dela. Ya, Yang berteriak tadi, tak lain tak bukan adalah Dela.
"Yaudah sih. Bismillah aja, hasilnya bagus," ujar Feby
"Nah betul tuh," ujar Rio "Lagian ya, mau lo misuh-misuh gini, ya tetap aja gak ngerubah jawaban lo tadi,"
"Ah lo mah," ujar Dela
"I feel u. Lo udah bersikeras untuk belajar kan? Yang penting udah ikhtiar. Bismillah hasilnya juga bagus," ujar Feby. Pasalnya dirinya tahu apa yang sahabatnya ini rasakan. Dela hanya tidak ingin nilainya turun. Karena orang tua nya pasti akan marah besar. Belum lagi kejadian kemarin yang membuat Dela pasti trauma akan hal tersebut.
Dela hanya mengangguk lesu
"Guys. Kita mau makan apa ini?" tanya Dina
"Ayam geprek aja udah," tukas Dela
"Lagi?" tanya Feby dengan lesu, pasalnya akhir-akhir ini mereka selalu makan siang dengan ayam geprek. Dengan harga yang murah, tempatnya juga yang tak jauh dari fakultas, membuat Feby dan teman-teman seringkali memilih menu tersebut.
"Kalian gak bosen apa sih, geprek mulu?" tanya Feby
"Bosen lah, gila aja!"
"Nasi Padang aja gimana?" tawar Rio
"Gak mau ah,"
"Bakso?"
"No! Gak kenyang nanti,"
"Terus apa?"
"Terserah," ujar Feby
"Dasar cewek," ujar Rio dengan malas
"Yaudah deh, ayam geprek aja udah," tukas Dela "Lagian juga bingung kan ini, kita mau makan apa,"
"Yaudah deh," ujar mereka dengan terpaksa.
Perdebatan tentang memilih menu makan siang akhirnya berakhir. Dan dimenangkan oleh ayam geprek. Oke ini berlebihan.
******
Karena dirasa tidak ada kelas lagi setelah ini, Feby dan Dela akhirnya memilih berpamitan dengan teman-teman yang lain, setelah makan siang tadi. Sebelum pulang, mereka mampir terlebih dahulu ke masjid terdekat untuk menunaikan sholat Dzuhur.
Mereka berdua sholat dengan khidmat, setelah selesai, mereka langsung merapikan mukena mereka.
"Lo ada hubungan apa sih Feb, sama Arkan?" tanya Dela dengan tiba-tiba
Feby sedikit tersentak, kalau di fikir-fikir memang dirinya dan Arkan tidak ada hubungan apa-apa. Memang, apa sih yang Feby harapan? Pacaran? Komitmen? Atau bagaimana? Setelah pengakuan Arkan tentang menyukai dirinya juga, tidak memastikan akan timbul suatu hubungan kan? Bisa saja Arkan hanya suka sebagai teman?
"Feb!"
Feby tersadar dari lamunannya.
"Malah bengong,"
"Eh. Gue gak ada hubungan apa-apa sih sama Arkan. Cuma temen," ujar Feby. Benar kan? Mereka hanya berteman.
"Ah. Yang bener," goda Dela
"Beneran,"
Dela hanya mengangguk
"Iya juga sih. Malah aku ngiranya dia ada hubungan sama Maya. You know lah kan, secara mereka kemana-mana barengan terus. Mana orang-orang sering ngeship mereka,"
"Secara, yang satu ganteng, yang satu cantik. Mana si Maya itu prestasinya banyak,"
"Ya gak sih Feb,"
"Iya," ujar Feby dengan tersenyum miris.
Jangan cemburu Feb, kan cuma temen. Batin Feby bergejolak akan hal itu.
Gimana?
Mau lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keraguan
Ficción GeneralCerita ini murni hasil pemikiran sendiri. Plagiat dilarang mendekat!!!! **** "Ar. Lo gak bisa menyimpan dua hati sekaligus," lirih Feby "Aku enggak ada perasaan sama dia, By!" tegas Arkan. Laki-laki tersebut memandang Feby amat dalam. Seolah-olah ti...