Day 5: Something

283 48 3
                                    

Akhir pekan biasanya pelanggan café akan ramai, dan Taeil berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya. Bohong kalau Taeil tidak memikirkan ucapan Johnny semalam. Dia cukup terdistraksi dengan perkataan pria tinggi itu. Saking tidak tau ingin berkata apa, semalam Taeil langsung meminta pulang saat itu juga. Ia tau kalau sikapnya begitu tidak sopan dan keterlaluan terhadap Johnny. Tapi dia juga benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Terlalu malu rasanya dan-- ada perasaan takut.

Wajar jika seseorang merasa takut ketika ada orang lain yang menyatakan perasaannya dalam waktu sangat singkat seperti itu. Taeil takut kalau ia hanya akan dipermainkan oleh Johnny. Walaupun sikap pria itu sangat baik dan ramah, Taeil juga memikirkan kemungkinan terburuknya. Tak ada orang yang mau sakit hati ketika mereka jatuh cinta. Tapi sebagian dari mereka tidak tau kalau risiko itulah yang harus mereka pegang.

Jungwoo dan Kun yang melihatnya merasa heran dengan sikap Taeil yang cukup pendiam hari ini. Karena tidak biasanya Taeil seperti itu. Pemuda manis itu biasanya akan sering tersenyum ketika bekerja, bukannya murung dan pendiam seperti ini.

"Kun-hyung, Taeil-hyung kenapa?"

"Aku tidak tau, Jungwoo-ya."

"Apa terjadi sesuatu semalam?"

"Entahlah. Kalau baik-baik saja, Taeil-hyung tidak akan seperti ini."

"Apa Johnny-hyung melakukan sesuatu yang membuatnya seperti itu?"

Kun tidak menjawab pertanyaan Jungwoo. Yang ia lakukan adalah memperhatikan Taeil. Ia tau kalau ada sesuatu yang sedang Taeil pikirkan. Mungkin hal itu juga yang membuat Taeil murung. Sebenarnya Kun ini cukup peka dengan sekitarnya, walaupun memang aslinya ia hanya menebak saja.

"Hyung?" Kun bisa melihat gelagat Taeil yang terkejut. Ternyata pemuda manis itu sedang melamun. Kun hanya tersenyum melihatnya. "Kau terlihat tidak baik hari ini. Apa ada yang kau pikirkan? Sampai membuatmu melamun seperti ini?"

Seperti biasa, Kun selalu bisa menebak. Tapi belum sempat mendapat jawaban, Taeil meminta Kun untuk menggantikan dirinya di kasir. "Eum.. Kun-ah, bisa kau gantikan aku sebentar? Aku mau ke toilet."

Kun melihat Taeil sejenak. Dia bukannya tidak tau kalau itu hanya sebuah alasan, tapi dia tetap menyanggupi permintaan Taeil. Melihat Kun yang mau menggantikannya sebentar, Taeil langsung saja masuk ke ruangan khusus staff. Kun hanya menghela napas melihatnya. Karena ruangan staff tidak ada toilet.

Denting bel pada pintu masuk menandakan adanya pelanggan yang datang. Ah~ Kun tau apa yang membuat Taeil beralasan seperti itu. Dia tetap menyambut oelanggan tersebut dengan tersenyum ramah.

"Selamat datang di Moon Café. Mau pesan apa?"

"Oh? Kau yang hari ini menjaga kasir, Kun?"

"Ne."

"Hm, begitu. Memangnya Taeil ke mana?"

"Dia sedang ke toilet. Katanya sakit perut."

Taeil yang sedang mengintip dari celah pintu melihat interaksi antara Kun dan Johnny. Tidak salah dia selalu meminta bantuan Kun. Pemuda itu tanpa dijelaskan juga sudah tau dengan alasannya yang minta digantikan. Sangat mudah diajak bekerja sama.

Johnny agaknya kecewa. Karena dipikirannya sekarang adalah Taeil yang pasti akan menghindarinya setelah kejadian semalam. Johnny akui dia sedikit ceroboh dengan mengatakan langsung pada Taeil kalau dia menyukai pemuda tersebut. Tapi Johnny juga tidak bisa menahan perasaannya.

"Hyung mau pesan sesuatu?"

Johnny langsung tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara Kun. Pemuda China itu masih tetap menampilkan senyum ramahnya. "Ah! Aku ingin es kopi saja. Take away."

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang