Extra: 1

401 38 1
                                    

Ekhem.. test.. test..

.

.

.


Johnny panik.

Jelas pria tinggi itu panik.

Saat di tengah rapat internal perusahaannya, asisten pribadi Johnny mengabarkan kalau Taeil dibawa ke rumah sakit. Langsung saja ia izin untuk tidak melanjutkan rapat dan meminta sekretarisnya untuk menggantikannya.

Johnny datang ke rumah sakit dengan penampilan yang cukup berantakan. Rambut mencuat, keringat di dahi, dan kemeja yang sudah dia gulung lengannya sampai ke siku. Saat sampai, ia langsung bertemu dengan Kun. Mereka berdua bergegas ke ruang operasi karena Taeil akan segera melahirkan. Untung saja hari ini Johnny meminta Kun untuk menemani suami manisnya. Kun dan Taeil ke sini pun dengan diantar Winwin karena Kun meminta bantuan pria itu. By the way, hubungan Kun dan Winwin itu semakin dekat. Bahkan mereka akan melangsungkan pernikahan bulan depan.

Sampai di depan ruang operasi, terlihat sudah ada orang tua Taeil, Doyoung dan Jaehyun juga ada di sana, begitu pun Winwin.

"Bagaimana Taeil?!"

Tuan Moon menghampirinya dan mengatakan kalau Taeil masih di dalam. Beliau juga meminta Johnny untuk tenang terlebih dahulu dan meminta menantunya itu untuk duduk.

Pintu ruang operasi terbuka, dan dokter yang menangani Taeil keluar dari ruangan itu.

"Keluarga Moon Taeil?"

"Saya suaminya, Dok!"

Johnny langsung menghampiri dokter yang tersenyum formal dan mengatakan kalau Taeil akan segera dioperasi untuk mengeluarkan bayinya. Johnny diberi pilihan, ikut masuk ke ruang operasi, atau tidak. Dan Johnny memilih ikut, ia ingin menemani Taeil di dalam.

Setelah menggunakan pakaian khusus dan masker serta penutup rambut, Johnny menghampiri Taeil yang terbaring dengan selang oksigen di hidungnya. Menyadari ada yang datang, Taeil membuka matanya perlahan.

"Hey, sweet heart." Johnny berbisik. Ia mengelus lembut surai Taeil dan mengecup pipi gembil itu.

"Hyung.." Taeil berucap lirih.

"Ya, aku di sini."

Johnny langsung memegang tangan mungil suaminya, berusaha menyalurkan kekuatan. Taeil memang tak dibius total, makanya ia masih setengah sadar.

Dokter mengatakan kalau akan segera melangsungkan operasi caesar dan meminta Johnny agar tidak panik. Dokter juga mempersilakan Johnny untuk mengajak Taeil mengobrol. Johnny sempat melihat pisau bedah yang menyayat perut buncit Taeil. Jujur saja, itu membuat Johnny merasa ngilu.

Selama operasi berlangsung, Johnny terus mengajak Taeil untuk mengobrol ringan. Johnny berusaha untuk tidak panik saat itu. Sesekali ia juga akan mencium lengan Taeil yang digenggamnya, mengusap rambut Taeil untuk menyalurkan kenyamanan, dan juga mengucapkan kata penenang. Sementara Taeil sendiri, ia mengeratkan genggaman tangannya pada Johnny.

Setelah melewati operasi hampir 1 jam lamanya, akhirnya tangisan bayi yang begitu nyaring terdengar. Johnny dan Taeil bertatapan dengan haru. Anak mereka sudah lahir. Taeil tersenyum lemah dan matanya meneteskan air mata. Ia sudah menjadi orang tua sekarang. Ah, tidak. Lebih tepatnya ia dan Johnny sudah menjadi orang tua.

Johnny mencium lama kening Taeil. Rasanya begitu bersyukur.

"Kau hebat, sayang. Terima kasih."

.

.

Orang-orang di luar ruang operasi langsung berdiri ketika melihat perawat serta Johnny keluar ruangan tersebut dengan menggendong seorang bayi mungil. Raut lega begitu terlihat di wajah mereka. Johnny tersenyum melihat raut bahagia mertuanya.

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang