Kalian tahu cerita ini darimana nih?
Jangan lupa vote dan komen yaa!
Happy Reading 😇
❤❤❤
Mobil yang dikemudikan oleh Ahsan berhenti tepat di depan rumah sakit tempat Amanda coas.
"Mas, aku berangkat dulu ya." Amanda meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya dengan takdzim.
"Hati-hati ya. Kalau sudah waktunya pulang buruan telepon aku. Nanti aku jemput pulangnya." Ahsan mengelus pucuk kepala Amanda yang terbalut jilbab segi empat berwarna putih.
"Iya suamiku, kamu udah ngomong itu sepuluh kali loh mas pagi ini." Ahsan terkekeh melihat raut jengah istrinya atas ucapan yang terus diulanginya.
"Ya sudah, aku turun dulu yaa by. Bye!" ucapnya sambil tangan kirinya meraih gagang pintu mobil dan membukanya.
"Tunggu." Ahsan mencekal tangan kanan Amanda dengan tangan kirinya, sedangkan tangan sebelahnya menutup pintu mobil yang dibuka Amanda tadi.
"Ada yang ketinggalan," ucapnya. Amanda berpikir apa yang ketinggalan, padahal seingatnya sudah dibawa semua.
Tangan Ahsan terulur dan membentuk love dengan jari telunjuk dan jempolnya. "Cintaku yang ketinggalan. Jangan lupa di bawa ya, dan inget kalo kamu sudah punya suami. Nanti lirik-lirik dokter ganteng lagi," guraunya.
"Mas," rengeknya.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipi kanan Amanda. "Dah sana turun, keburu telat tuh."
Amanda memutar bola matanya malas. "Tadi juga yang bikin ngelama-lamain siapa," gerutunya. Dia benar-benar turun dari mobil Ahsan sekarang.
Setelah memastikan Amanda telah memasuki gerbang rumah sakit, Ahsan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu menuju pesantren.
"Amanda!" seru seseorang yang suaranya sangat dikenalinya. Amanda menoleh sebentar lalu melanjutkan langkah kakinya.
Orang itu berjalan lebih cepat dan berusaha menyamai langkah kaki Amanda. "Tadi saya lihat kamu keluar dari mobil. Tumben? Bareng siapa?" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya saat berhasil menghadang jalan Amanda.
"Bareng suami saya." ujarnya pada pria bertubuh jangkung di depannya itu. Dokter Alif. Seorang dokter muda di rumah sakit tempat Amanda melakukan koas sekaligus mantan kakak tingkatnya. Ya, Alif baru lulus dan officially menjadi seorang dokter setahun yang lalu.
"K.. kamu sudah menikah?" tanyanya terbata-bata.
Amanda menunjukan tangan kirinya, terdapat cincin melingkar di jari manisnya. Sangat cantik. "Kalau begitu, saya permisi dokter. Assalamualaikum."
Amanda berlalu meninggalkan Alif yang masih mematung di tempatnya. Kalau kalian menebak bahwa Alif menyukai Amanda, itu benar. Bahkan hampir seluruh teman koasnya mengetahui itu. Amanda pun juga tahu, tetapi pura-pura tidak peka karena dia pun tidak memiliki rasa terhadap Alif. Cintanya hanya untuk suaminya. Kepada Allah? Tentu saja, itu paling utama.
❤❤❤
"Aku hamil."
Amanda tersentak. Gelas yang di genggamnya terjatuh dan hancur berkeping-keping. Dia berusaha berpikir rasional.
Wanita di depannya itu mencari sesuatu dari dalam tasnya. Dia menyerahkan benda kecil berwarna biru dengan dua garis merah di dalamnya. Sebagai calon dokter, Amanda sangat tahu apa artinya itu.
Amanda menarik napas panjang dan mengembuskannya. "Lalu, apa hubungannya dengan saya?" tanyanya pada wanita itu.
"Anak dikandunganku itu darah daging Ahsan." Wanita didepannya itu memasang wajah sangat meyakinkan, dan memelas. "Jadi, tolong kamu relakan Ahsan untuk Aku. Demi anak yang ada di dalam kandunganku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin dengan Gus
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YAA ^.^ Apa jadinya jika kamu tiba tiba dijodohkan dengan seseorang yang sudah kamu kagumi sepuluh tahun terakhir? Kaget sekaligus senang, itulah yang dirasakan oleh Amanda saat mendengar perkataan ayahnya kalau dia dijo...