DUA PULUH LIMA

1.7K 120 2
                                    

Happy Reading

❤❤❤

Setelah diskusi yang cukup pelik dengan ide-ide yang konyol dari mereka bertiga, mereka mengakhiri perbincangan pagi ini tepat saat bel santri harus berangkat sekolah, pukul 07.00 pagi.

"Oke, jadi gitu ya rencananya. Minggu depan gue ke sini lagi buat kita diskusi progres."

"Jangan minggu depan lah, keburu diamuk bini lo nanti," potong Rohman.

"Oh iya. Tiga hari lagi kalo gitu."

"Deal."

Tok tok, Ahsang mengetuk meja di depannya menggunakan kunci motornya, tanda keputusan sudah final.

"Oke kalau begitu gue pamit dulu. Terima kasih banyak bantuanya, Bro." Ahsan bertos ria dengan kedua sahabatnya.

"Santai, Bro. Kita juga nggak mau keluarga sahabat kita berantakan. Gue masih mau tinggal di pesantren ini sambil nunggu jodoh gue peka."

"Ish lo mah." Rohim mendorong tubuh kembarannya itu hingga terjatuh.

"KDAK ya lo!" seru Rohman.

"Apaan tuh," beo Ahsan.

"Kekerasan dalam adik kakak." celetuk Rohman.

"Ngadi-ngadi mulu lo kerjaannya," cibir Rohim.

"Iri bilang bos," balas Rohman.

"Udah udah, dah gede juga masih ribut kayak bocah. Udah ya, jangan ribut terus," lerai Ahsan. "Gue balik dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

❤❤❤

"Assalamualaikum," ucap Ahsan saat memasuki rumah.

"Waalaikumaalam, eh den Ahsan udah pulang," jawab Mbok Inem yang sedang membereskan ruang tamu.

Ahsan melengkungkan bibirnya dan sedikit mengangguk kepada wanita yang berusia lebih dari setengah abad itu, Mbok Inem. "Kok rumah sepi, Mbok? Amanda ke mana ya?"

"Aduh aden kumaha ih. Neng Amandanya kan udah berangkat ke rumah sakit dari tadi pagi. Ini kan hari senin atuh, Den."

"Oh iya astaghfirullah. Saya lupa nggak nganterin istri saya Mbok." Ahsan menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Dia sedang merutuki kebodohannya.

"Eh tapi tadi Neng Amanda berangkatnya nggak sendiri kok Den. Tadi dijemput temannya pagi-pagi banget," ujar Mbok Inem. Telunjuknya mengetuk pelan kepalanya dan matanya menghadap ke atas, berpikir.

"Temennya? Siapa Mbok? Cowok atau cewek?" tanya Ahsan heboh.

"Ya cewek atuh, Den. Mana mau Neng Amanda pergi sama temen cowoknya kalau cuma berduaan. Nanti Den Ahsan cemburu lagi," goda Mbok Inem.

"Siapa Mbok? Tadi Amanda bilang namanya nggak?"

"Itu temannya Neng Amanda waktu di pesantren. Kakau nggak salah namanya itu Neng.. "

"Salma?" tebak Ahsan.

"Nah iya neng Salma. Tadi Neng Amanda kelihatannya buru-buru sih Den. Kayak ada hal penting yang mau mereka bicarain," ujar Mbok Inem yang mengakhiri kegiatan menyapunya dengan memasukan debu ke serok sampah.

Melihat majikannya yang masih diam tak berkutik, entah memikirkan apa. Mbok Inem memilih berpamitan melanjutkan pekerjaannya. "Ya sudah, Den. Mbok Inem  permisi keluar dulu ya. Mau nyapu halaman."

Ahsan tersadar dari lamunannya. "Oh iya silakan, Mbok. Terima kasih ya," ucap Ahsan sambil berlalu.

❤❤❤

Dijodohin dengan GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang