Prolog

8.2K 191 1
                                    

Prolog

Perhatian!

Cerita yang tertulis hanyalah karangan belaka. Mohon bijak dalam membaca. Ambil yang sekiranya positif, dan tinggalkan yang menurut kalian negatif. Salam sayang.🙏🙏🙏
###

Tanah itu masih basah saat Larisa berkunjung. Gundukan bertabur bunga, juga masih belum ditumbuhi rumput liar karena memang pemakaman baru berlalu sekitar satu minggu. Larisa berjongkok, lantas meletakkan bunga yang ia bawa masing-masing di dekat batu nisan bertuliskan nama ibu dan ayahnya.

Larisa mengusap papan batu dengan nama itu secara perlahan. Jari-jemarinya menelusuri setiap ejaan huruf yang tertulis. Kedua mata kini mulai terpejam, Larisa coba menarik napas dalam-dalam. Ketika udara itu berembus, rasa di dada kembali perih.

"Kenapa kalian ninggalin aku secepat ini?" Isak itu sudah tak tertahan lagi. Tubuh Larisa bahkan sudah terguncang terlihat dari pundaknya yang naik turun.

"Ayo, Sayang." Seorang wanita berselendang putih menepuk pelan pundak Larisa. "Kita pulang," lanjutnya.

Larisa mengusap air matanya lalu perlahan mulai berdiri. Suasana di pemakaman terasa sunyi dengan aroma harum dari taburan bunga yang melimpah di beberapa gundukan tanah berbatu nisan.

"Antar aku pulang ke rumah saja, Om, Tante," pinta Larisa.

Pras yang sudah membuka pintu mobil dan hendak masuk seketika urung. Pras menatap sang istri lebih dulu sebelum menatap ke arah Larisa. Pun dengan sang istri.

"Kamu nggak bisa lagi tinggal di rumah itu, Larisa," kata Pras.

"Bener, Sayang. Kamu nggak ada sanak ke luarga di sini," sambung Tamara.

Larisa menggandeng tangannya sendiri dan terlihat gelisah. Di desa ini dia hanya memilki kedua orang tua saja dan tidak ada sanak keluarga. Menyangkut tetangga, memang banyak dan mereka sangat baik, tapi bukan berarti Larisa bisa menumpang kan?

"Tapi ... aku hanya akan merepotkan Om dan tante saja," kirih Larisa.

Tamara menghela napas pelan sambil tersenyum. Dia paham bagaimana perasaan Larisa saat ini karena dirinya juga pernah kehilangan waktu itu. Memang tidak mudah, tapi Tamara yakin Larisa akan terbiasa.

"Ikut kami. Om dan tante adalah keluarga kamu sekarang."

***

Larisa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang