Part 9

57K 5.2K 269
                                    

🚩DILARANG PLAGIAT🚩

Vote sebelum baca 🌟

‍‍Tatapan Kaisar Leonel tak pernah luput dari sosok gadis mungil yang tengah fokus makan steak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍Tatapan Kaisar Leonel tak pernah luput dari sosok gadis mungil yang tengah fokus makan steak. Kaisar itu bahkan tidak menyentuh hidangan di depannya lantaran terlalu menikmati pemandangan indah di sampingnya. Sayang rasanya melewatkan pemandangan tersebut.

Berlebihan? Memang!

Perasaannya ke Lucy memang berlebihan. Ia selalu ingin melihat, memeluk, mencium, dan menyentuh Lucy. Lebih parahnya, ia ingin menyembunyikan Lucy dari dunia luar.

Andai kata Lucy mengetahui isi hatinya, sudah pasti Lucy akan ketakutan dan berusaha kabur darinya. Melarikan diri sejauh mungkin dari jangkauannya. Menyembunyikan diri di tempat asing selama-lamanya.

"Kenapa kau menatapku terus dari tadi? Kau ingin mengatakan sesuatu?" Lucy bertanya heran kala menyadari Kaisar Leonel menatapnya tanpa berkedip.

Kaisar Leonel tersenyum kecil sambil memainkan ujung rambut gadis di sampingnya. "Aku tidak bisa memalingkan tatapanku ke arah lain karena kau terlalu cantik, sayang."

Bukannya baper, Lucy malah memutar bola mata malas dan melanjutkan makannya, mengabaikan ucapan kaisar. Seakan tak mendengar apapun sebelumnya.

Reaksi yang cukup menarik bagi Kaisar Leonel.

Pria paling berkuasa di kekaisaran itu bertopang dagu. Menatap Lucy intens dan penuh cinta. "Kenapa kau selalu terlihat indah di mataku, Lucy? Kau bahkan terlihat lebih indah daripada permata sekalipun."

"Sttt!! Berhentilah membual. Lebih baik habiskan saja makan malammu."

"Aku sudah kenyang. Kenyang melihat wajah cantikmu."

"Ya sudah. Kalau begitu, tatap saja wajahku terus. Lumayan, hemat bahan makanan."

"Tidak bisa. Aku tidak bisa kenyang hanya dengan melihatmu. Aku ingin memakanmu untuk menghilangkan rasa laparku."

Kaisar Leonel tiba-tiba memeluk tubuh Lucy. Memerangkap tubuh mungil Lucy dalam pelukannya.

"Hei, lepaskan aku! Aku sedang makan." Protes Lucy. Berusaha melepaskan diri dari pelukan pria tersebut, namun berakhir sia-sia.

"Lanjutkan saja makanmu. Aku juga akan melanjutkan makanan malamku yang tertunda." Bibir Kaisar Leonel mendarat di pipi Lucy. Mengecup pipi Lucy berulang kali. Melampiaskan perasaan menggebu-gebu di dadanya.

Tentu saja Lucy berusaha mengelak. Menjauhkan wajahnya dari jangkauan Kaisar Leonel. Sayangnya, pinggangnya ditahan sehingga dia tak bisa kabur.

"Oh ayolah! Aku bukan makananmu."  Lucy menutup mulut Kaisar Leonel dengan telapak tangannya.

Firasatnya mendadak tak enak melihat tatapan intens kaisar. Berniat melarikan diri dari sana.

Sialnya, Kaisar Leonel lebih cekatan dari Lucy. Menyingkirkan tangan Lucy dari mulutnya dan menyatukan bibir mereka begitu saja.

Tangan kanannya menekan tengkuk Lucy, memperdalam ciuman mereka. Lidahnya bergerak lincah, memainkan bibir Lucy tanpa ampun. Matanya terpejam, menikmati ciuman sepihak yang dilakukannya.

Lucy berusaha menolak ciuman tersebut dengan mendorong dada bidang Kaisar Leonel. Namun, percuma saja. Tenaganya kalah jauh dari tenaga kaisar.

Otak Lucy blank seketika kala Kaisar Leonel menaikkan gaunnya dan mengusap pahanya secara langsung.

Baru kali ini kaisar menyentuhnya sampai separah itu. Biasanya, kaisar hanya memeluk dan mencium lehernya.

Reaksi syok Lucy membuat sudut bibir Kaisar Leonel tertarik ke atas. Ia semakin tertarik menggoda Lucy lebih jauh.

"Berhenti!"

Lucy membentak Kaisar Leonel marah ketika tangan nakal Kaisar menarik tali gaunnya.

"Apakah menyenangkan bagimu mempermalukanku di hadapan bawahanmu?!" Desis Lucy geram.

"Kalau kau hanya ingin mempermalukanku, lebih baik bunuh saja aku!"

Lucy menatap Kaisar Leonel penuh permusuhan. "Sungguh, kematian lebih baik bagiku daripada dipermalukan terus menerus olehmu!"

Selama ini, Lucy bisa menahan diri karena Kaisar Leonel hanya menyentuhnya di kamar bukan di hadapan semua orang.

Sementara sekarang, Kaisar Leonel melakukannya di ruang makan, disaksikan orang banyak. Hal itu membuat Lucy merasa harga dirinya jatuh seketika.

"Oh, jadi kau ingin mati?" Seringai Kaisar Leonel penuh ancaman. Namun, kali ini Lucy tidak merasa terintimidasi akibat terlampau marah.

Lucy meraih pisau steak dan menyerahkan ke Kaisar Leonel. "Ini! Bunuhlah aku supaya kau puas."

Kaisar Leonel mengambil pisau di tangan Lucy, kemudian meletakkan ujung pisau di leher Lucy. "Kau yakin ingin mati?"

"Jangan membuang-buang waktu. Harusnya kau langsung menusukku seperti ini---" Lucy menarik tangan Kaisar Leonel dan.......

Bersambung ke part selanjutnya 😗

//Coba tebak kejadian di part selanjutnya👽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//Coba tebak kejadian di part selanjutnya👽


22/12/23

firza532

The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang