Part 10

53.5K 4.9K 287
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Kaisar Leonel refleks melemparkan pisau di tangannya ke arah lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaisar Leonel refleks melemparkan pisau di tangannya ke arah lain. "Kau gila?!"

"Bukankah tadi kau mengancam akan membunuhku?" Lucy menyahut sinis. "Lantas, kenapa kau ragu melakukannya? Harusnya kau langsung menusuk leherku tanpa ragu."

Kaisar Leonel mencengkram dagu Lucy kuat. Tidak suka mendapatkan perlawanan Lucy. Ia ingin Lucy selalu patuh, seperti yang telah dilakukan gadis itu selama ini.

Senyuman miring terbit di bibir Kaisar Leonel. Tatapannya begitu dingin dan kejam. Raut wajahnya tampak sangat menyeramkan. "Daripada membunuhmu, lebih baik aku menyiksamu secara perlahan sampai kau bersujud memohon ampunan kepadaku," desisnya.

Lucy mendecih kesal. Meremehkan ucapan sang kaisar. "Lakukan saja kalau kau berani! Aku tidak takut. Aku juga tidak akan pernah memohon kepadamu. Tidak akan pernah!" ujarnya penuh penekanan. Memprovokasi Kaisar tanpa disadarinya.

"Benarkah?" sahut kaisar penuh arti sedangkan Lucy tak gentar sedikitpun akibat terlampau marah.

Kaisar Leonel menyeringai. Ucapan Lucy kali ini berhasil membuatnya merasa tertantang.

Tertantang menaklukkan Lucy di bawah kuasanya.

Tertantang membuat Lucy memohon ampunan kepadanya.

Ia ingin melihat Lucy kalah, menyerah, menangis, dan memohon ampunan.

Pasti akan sangat menyenangkan jika hal itu terjadi.

Kaisar mengambil sebuah botol kecil dari dalam sakunya, lalu memasukkan obat itu ke dalam mulut Lucy secara paksa.

Tentu saja Lucy berusaha menolak, tapi Kaisar Leonel menekan pipi Lucy. Membuka mulut Lucy secara paksa hingga semua ramuan tersebut berhasil masuk ke dalam tenggorokan Lucy.

Lucy terbatuk hebat. Wajahnya merah padam. Tubuhnya mulai terasa memanas. Jantungnya berdebar kencang. Perasaan aneh mulai menyelimuti tubuhnya. "Apa yang kau berikan kepadaku?!" Bentaknya.

Kaisar Leonel tersenyum miring. "Obat perangsang."

Mata Lucy melotot kaget mendengar bisikan Kaisar Lucy. "Dasar brengsek!!" Umpatnya.

Lucy segera bangkit dari atas pangkuan Kaisar Leonel. Berencana kabur dari kaisar sejauh mungkin. Akan tetapi, kakinya mendadak lemas akibat efek obat perangsang.

Gadis berambut merah itu terduduk begitu saja di atas lantai. Tepat di dekat kaki Kaisar Leonel.

Tubuh mungilnya bergetar pelan. Pikirannya kacau balau. Nafsunya mulai naik.

Lucy memejamkan matanya. Berusaha berkonsentrasi menyembuhkan dirinya sendiri dari efek obat. Sialnya, usahanya digagalkan oleh kaisar.

Kaisar Leonel meletakkan ujung sepatunya di dagu Lucy sambil tersenyum manis. Terlihat sangat menikmati penderitaan Lucy. "Bagaimana, sayang?"

Lucy mendongak, menatap Kaisar Leonel marah.

"Memohonlah kepadaku, maka aku akan memberikanmu penawarnya."

Lucy menepis kaki Kaisar dari dagunya. "Jangan harap!"

Kaisar Leonel tertawa kencang melihat sifat keras kepala Lucy.

Sementara itu, para pelayan yang bertugas di ruang makan sontak menahan napas mendengar tawa psycho sang kaisar. Pertanda Kaisar tertarik menghancurkan mangsanya.

Mereka menatap Lucy kasihan sambil berdoa di dalam hati agar Lucy bisa selamat dari kekejaman Kaisar.

Mereka sangat tahu bagaimana sifat Kaisar Leonel. Kejam, dingin, dan suka menghancurkan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya.

"Tahanlah kalau kau bisa." Seringai Kaisar Leonel licik. Terus memperhatikan ekspresi Lucy.

'Sialan! Aku tidak akan kalah dalam pertaruhan ini! Aku harus bisa menahannya!' bisik batin Lucy seraya berusaha menyembuhkan dirinya.

Para pelayan menunduk ketakutan ketika pandangan kaisar teralihkan ke arah mereka.

"Keluarlah dari sini! Jangan biarkan siapapun masuk sebelum kami keluar!" Titah Kaisar Leonel.

"Baik, Yang Mulia."

Para pelayan berbondong-bondong keluar dari ruang makan lantaran tak sanggup menyaksikan kejadian selanjutnya.

Kaisar Leonel mencengkram dagu Lucy secara paksa dan memaksa Lucy menatapnya. Ia mengamati ekspresi Lucy dari jarak yang sangat dekat.  Sudut bibirnya tertarik ke atas melihat Lucy sangat tersiksa. Sungguh membuatnya terhibur.

"Kau pasti tersiksa merasakan perasaan aneh itu untuk pertama kalinya," ujar Kaisar Leonel berpura-pura simpati.

"Aku bisa membantumu jika kau memohon kepadaku."

Lucy menampar pipi Kaisar Leonel sekuat tenaga. "Tidak akan pernah."

Kaisar Leonel tercengang, disusul oleh tawa. Tawa yang terdengar sangat mengancam. Namun, kali ini Lucy tidak takut sedikitpun karena sudah siap menyambut kematiannya.

"Kau sangat menarik, sayang." Digendongnya tubuh Lucy secara paksa dan membawa Lucy kembali ke kamar. Mengabaikan rontaan dan cakaran Lucy di tangannya.

"Dasar kaisar gila!! Turunkan aku!!!" Jerit Lucy sekuat tenaga.

Kaisar Leonel tertawa geli. "Ya, aku memang gila. Jadi, bersiaplah menghadapi kegilaanku malam ini," bisiknya penuh intimidasi.

"Lepaskan aku!!"

Jeritan frustasi Lucy bergema di lorong. Namun, apalah daya. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya dari Kaisar Leonel.

 Tidak ada yang bisa menyelamatkannya dari Kaisar Leonel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23 Desember 2023

Aduh, kaisar kita terlalu brutal ya, tapi gapapalah🌚


Perasaanmu waktu membaca part ini? Tegang? Bahagia? Sedih? Atau...👉

firza532

The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang