Part 19

38.6K 3.8K 160
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Lucy menutup wajahnya frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucy menutup wajahnya frustasi.

Frustasi memikirkan perbuatan Kaisar Leonel semalam. Juga frustasi memikirkan hari pernikahan semakin dekat.

Empat hari lagi mereka akan menikah. Mereka akan sah menjadi pasangan suami istri. Kebebasannya akan terenggut.

Dirinya akan dipaksa menjadi sosok istri seorang kaisar sekaligus dipaksa menjadi sosok permaisuri. Sosok yang menjadi pusat perhatian semua orang. Sosok yang akan menanggung beban berat sebuah negara.

Lucy menggigit ujung kukunya cemas memikirkan hal tersebut. Demi apapun, Lucy tidak ingin mengemban posisi berat itu.

Lucy hanya ingin bersenang-senang di kehidupan keduanya. Melakukan semua hal yang belum pernah dilakukannya. Berpetualang, menjelajahi berbagai tempat bersama kekasihnya.

"Bagaimanapun caranya, aku harus menggagalkan pernikahan ini!"

Lucy bergumam resah. Otaknya mulai berpikir keras. Memikirkan cara paling tepat untuk menggagalkan pernikahan tanpa melarikan diri sebab melarikan diri adalah pilihan terburuk. Pilihan yang menghantarkan pada kesengsaraan dan penderitaan.

Kaisar Leonel itu lebih gila daripada kelihatannya. Kaisar tersebut tidak akan segan-segan melumpuhkan kakinya atau bahkan memotong kakinya jika tertangkap setelah berusaha melarikan diri. Dirinya juga bisa dijadikan tahanan rumah seumur hidup. Mengerikan, bukan?!

Karena itulah, Lucy terpaksa berhati-hati menghadapi Kaisar Leonel selama ini. Menelan ego, kekesalan dan amarahnya. Bertindak patuh demi keberlangsungan hidupnya.

"Ayo berpikir, Lucy! Cara apa yang harus kau lakukan untuk mengacaukan pernikahan?"

Lucy tiba-tiba menjentikkan jarinya sambil berdiri dari kursi. "Ah! Aku tahu. Bukankah aku bisa menggunakan pengaruh dari luar untuk membatalkan pernikahan? Aku bisa menyuruh seseorang menyebarkan rumor buruk tentangku. Orang-orang yang mendengar rumornya pasti akan menolakku sebagai permaisuri dan mengajukan petisi ke kaisar."

Lucy kembali terduduk lesu. "Tapi, bagaimana caraku menyebarkan rumornya? Aku selalu terkurung di istana. Aku juga tidak memiliki kenalan jurnalis. Selain itu, kaisar juga tidak akan mengizinkanku keluar dari istana," keluhnya, lalu menghela napas panjang. Meratapi keadaan seraya menikmati teh dan cemilan.

Sejujurnya, hidup di istana lumayan menyenangkan. Bisa menikmati banyak makanan lezat, menikmati fasilitas tempat tinggal yang mewah, dan bisa cuci mata.

Bangunan istana Kekaisaran Barat sangatlah memanjakan mata. Semua dindingnya dilapisi emas dan permata. Barang-barang di dalam istana pun tak kalah mewah. Terbaik dari segala yang terbaik. Taman-tamannya juga sangat cantik. Contohnya saja taman tempatnya bersantai ini. Dipenuhi bunga tulip berbagai macam warna.

Dughh!!

Lucy nyaris menjatuhkan cangkirnya kala mendengar suara orang terjatuh tak jauh darinya.

Tanpa pikir panjang, Lucy langsung menuju asal suara. Melihat orang yang berani mengabaikan perintahnya.

Padahal tadi dia sudah menyuruh semua orang untuk membiarkannya menikmati waktu sendiri di taman.

"Sejak kapan kau berada di sini?" tanya Lucy sembari melipat tangan di depan dada. Menatap sosok lelaki berambut hitam yang sedang merangkak, hendak bersembunyi di balik bunga.

Pria itu berbalik. Menatap Lucy kikuk dengan cengiran bodohnya.

Lucy memicingkan matanya curiga melihat wajah asing di depannya. Pakaian pria itu pun berbeda dari pakaian pekerja istana. "Mencurigakan! Kau penyusup?" Tudingnya.

Pria itu lantas menggeleng kuat. Berusaha menepis kecurigaan Lucy. "Bukan, nona. Saya Rylee, jurnalis magang yang sedang mencari berita tentang calon permaisuri. Ini kartu identitas saya."

Lucy tersenyum miring melihat sosok yang dibutuhkannya muncul dengan sendirinya.

"Sama saja. Kau tetap penyusup karena Yang Mulia tidak mengizinkan para jurnalis memasuki istana tanpa jadwal resmi."

"Maafkan saya, nona. Tolong jangan laporkan hal ini kepada Yang Mulia. Saya benar-benar tidak memiliki niat buruk. Saya hanya ingin mencari berita agar bisa menjadi pekerja tetap."

Lucy sok bersimpati. "Baiklah. Aku akan diam, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya, nona?"

"Kau harus menulis berita buruk tentang Putri Lucy."

Rylee mengerjap heran. "Hah? Kenapa nona meminta saya menulis berita buruk tentang diri nona sendiri?"

Lucy berdecak kesal. "Aku bukan Putri Lucy."

Rylee manggut-manggut pelan. "Saya pikir Anda Putri Lucy karena warna rambut nona sama dengan warna rambut Putri Lucy."

"Kami orang yang berbeda. Jadi jangan pernah menganggap kami orang yang sama. Aku tidak sudi disamakan dengan perempuan jahat itu." Tegas Lucy.

"Kenapa nona mengatakan Putri Lucy jahat?"

"Karena dia sering memarahiku tanpa sebab. Dia juga sering melempariku dengan barang-barang. Aku sangat tersiksa selama bekerja melayaninya."

Rylee menatap Lucy curiga. "Bohong! Putri Lucy bukanlah perempuan jahat. Saya mendengar bahwa Putri Lucy itu baik hati, penyayang, lemah lembut, dan disukai para pekerja."

Lucy sampai tak bisa berkata-kata.

Kenapa rumor yang beredar tentangnya rumor baik?!

"Hei, nona! Berhati-hatilah dalam berbicara. Jangan menebar fitnah dan kebencian. Berubahlah sebelum Yang Mulia membunuhmu."

Rylee pergi begitu saja, meninggalkan Lucy yang tercengang setelah diomeli.

"Pfttt!! Lucunya permaisuri masa depanku. Berusaha menyebarkan rumor buruk tentang diri sendiri tapi malah mendapatkan ceramah dari lawan bicaranya."

Lucy kian tercengang ketika menyadari kehadiran Kaisar Leonel.

Kaisar itu tengah duduk manis di pohon apel seraya menatapnya geli.

"Sejak kapan kau di sana?"

Kaisar Leonel melompat dari pohon dan mendarat tepat di depan Lucy hingga gadis itu mundur beberapa langkah.

Kaisar Leonel menarik pinggang Lucy. Membiarkan tubuh bagian depan mereka menempel. "Sejak kau memikirkan cara menunda pernikahan kita," bisiknya lirih sekaligus mengintimidasi.

 "Sejak kau memikirkan cara menunda pernikahan kita," bisiknya lirih sekaligus mengintimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30 Desember 2023

Yang suka baca cerita kayak gini, bisa mampir ke ceritaku di bawah ini:

1. The Tyrant's Wife

2. I Become A Duchess

3. I Tamed A Tyrant

4. I Raised A Protagonist

firza532

The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang