Part 14

46.7K 4.1K 315
                                    

Vote sebelum baca 🌟

‍‍‍Kematian Count Armand menyebar begitu cepat di seluruh kekaisaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍Kematian Count Armand menyebar begitu cepat di seluruh kekaisaran.

Hal tersebut tak luput dari peran Kaisar Leonel yang sengaja menyebarkan berita itu melalui para jurnalis. Bertujuan memberikan ancaman bagi mereka yang berniat menolak, menyakiti, dan mengancam Lucy-nya di masa depan.

Kaisar Leonel tidak peduli bagaimana reaksi orang lain tentangnya karena yang paling penting ... Orang lain takut menganggu Lucy.

Baginya, Lucy adalah orang yang sangat berharga. Harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Tak boleh dirusak dan diganggu oleh siapapun.

Miliknya harus tetap bersinar terang meskipun berada di dalam kubangan lumpur. Ia akan berperan sebagai perisai pelindung Lucy. Sosok gadis paling berharga dalam hidupnya.

Hanya saja, Kaisar Leonel tidak sadar bahwa dirinya lah musuh terberat dalam kehidupan Lucy.

Dia memang berniat melindungi Lucy, tapi Lucy justru merasa sebaliknya. Lucy malah merasa terganggu.

Perlindungan berlebihan Kaisar Leonel membuat Lucy merasa seperti burung dalam sangkar emas. Tertahan dan terbatas. Tak bisa terbang bebas. Tak bisa pergi kemanapun yang diinginkannya. Cuma bisa melihat dunia luar lewat jendela.

"Hah!!" Lucy mulai lelah mendekam di dalam kamar. Ingin pergi keluar tapi tak sanggup membayangkan puluhan kesatria mengawalnya. Lebih melelahkan daripada berada di dalam kamar.

"Kenapa hari ini sangat membosankan? Kemana semua orang?"

Semenjak tadi pagi, Lucy selalu sendirian. Tanpa ditemani Violet maupun El, naga kesayangannya.

Pikiran Lucy mendadak tertuju ke El. Naga putih bermata ungu yang selalu menemaninya selama ini dikala sendirian. Menghibur dan mewarnai hari-harinya.

"El, dimanakah dirimu? Tumben sekali kau tidak mendatangiku. Mungkinkah kau sedang asik makan di suatu tempat?" Lucy merindukan El. Rindu mencolek perut buncit El. Rindu melihat tingkah manja El.

"Datanglah, El. Aku bosan. Aku ingin bermain denganmu." Lucy mengukir nama El di jendela, berharap naga kecil itu melihatnya dari kejauhan. Kemudian, segera menghampirinya.

Sayangnya, El tidak kunjung datang meskipun Lucy sudah duduk berjam-jam di depan jendela dan sengaja membuka jendela untuk memberi El akses masuk.

Lucy mengembungkan pipi kesal sembari bertopang dagu. Menatap langit sore yang begitu memanjakan matanya. Indah dan mempesona.

Awan jingga berbaris rapi, bagaikan membentuk pasukan berkuda. Dipadukan langit biru cerah. Burung dan kelelawar berterbangan dengan tujuan berbeda. Burung bertujuan mengistirahatkan diri di sarangnya sedangkan kelelawar bertujuan mencari makan.

"Sayang.." Suara lembut dan pelukan hangat seseorang menyentak Lucy dari lamunan.

"Aku merindukanmu." Suara manja dan hembusan napas yang mengenai tengkuknya membuat Lucy bergidik pelan.

"Kau pasti bosan seharian ini. Maafkan aku yang terpaksa meninggalkanmu sendirian karena pekerjaanku sangat banyak. Violet dan para pelayan lainnya juga sibuk mempersiapkan acara pernikahan."

Lucy manggut-manggut pelan mengetahui alasan kamarnya terasa begitu sunyi.

"Besok ikut saja denganku ke ruang kerja supaya kau tidak merasa kesepian."

Lucy menggeleng kuat.

"Kenapa?" Nada suara Kaisar Leonel terdengar tak bersahabat, membuat Lucy mendumel kesal dalam hati.

"Aku lebih suka berada di kamar daripada di ruang kerja."

"Kenapa?"

"Karena di kamar aku bisa rebahan sepuasnya."

"Di ruang kerjaku, kau juga bisa rebahan sepuasnya, sayang."

"Aku takut menganggumu."

"Kau tidak mengangguku sedikitpun, sayang."

Selalu saja ada bantahan Kaisar Leonel. Alhasil, Lucy pun bungkam. Enggan berdebat.

"Jadi, mulai besok, kau harus menemaniku di ruang kerja."

'Bodo amat!' jerit batin Lucy kesal.

Kaisar Leonel tiba-tiba melepaskan pelukannya. Memberi jarak di antara mereka. "Berbalik lah, sayang!"

Lucy segera berbalik sebelum Kaisar Leonel murka. Emosi Kaisar Leonel itu tidak bisa ditebak. Mudah berubah-ubah.

Lucy mengerjap kaget kala melihat senyuman manis terbit di bibir Kaisar Leonel. "Peluklah aku!" Merentangkan kedua tangannya, meminta segera dipeluk.

Lucy meringis. Ada-ada saja tingkah Kaisar Leonel. Andaikan saja pria itu bukan kaisar, sudah pasti Lucy akan memukuli perut pria tersebut sampai muntah darah.

"Apakah aku harus mengulanginya dua kali, sayang?"

Tatapan datar dan suara dingin Kaisar Leonel membuat Lucy buru-buru melakukan perintah kaisar itu.

"Gadis pintar." Kaisar Leonel tersenyum puas sambil mengusap kepala Lucy.

Lucy menjerit di dalam hati. Merutuk sifat mengintimidasi Kaisar Leonel.

'Oke, Lucy. Santai. Anggap saja dirimu sedang memeluk tiang.' sugestinya kepada diri sendiri.

"Sekarang, cium aku!"

Kesabaran Lucy terkikis begitu saja. Berakhir melepaskan pelukannya, menatap Kaisar Leonel protes. "Bisakah mengurangi sifat mesummu sehari saja?" ketusnya.

Kaisar Leonel terbahak. "Tidak bisa, sayang. Ini sudah sifat bawaanku dari lahir," seringainya seraya menunduk, lalu mengangkat Lucy ke dalam gendongannya.

"Berarti selama ini kau selalu berbuat mesum ke para pelayan?" Lagi-lagi Lucy bertanya ketus.

Kaisar Leonel menghela napas gusar. "Apakah kau pikir aku sebejat itu, sayang?" Tatapan dan suaranya membuat suasana menjadi mencekam seketika.

 "Apakah kau pikir aku sebejat itu, sayang?" Tatapan dan suaranya membuat suasana menjadi mencekam seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26 Desember 2023

DILARANG PLAGIAT🚩🚩

firza532

firza532

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang