Part 4

71.5K 6.2K 222
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Cahaya matahari menyusup masuk lewat tirai putih transparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya matahari menyusup masuk lewat tirai putih transparan. Menganggu tidur nyenyak Lucy. Hal tersebut terlihat dari kerutan yang muncul di keningnya.

Gadis itu segera berbalik, melindungi wajahnya dari sinar mentari. Berniat melanjutkan tidurnya karena masih mengantuk. Namun, ciuman di bibirnya membuat kantuknya menghilang seketika.

Matanya refleks terbuka. Menatap kesal orang yang berani menciumnya. Ia semakin kesal melihat senyuman menyebalkan pria di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Kaisar Leonel.

Kejadian tadi malam kembali terngiang-ngiang di otaknya. Dimana Kaisar Leonel menciumnya secara sepihak. Mengabaikan penolakan dan rontaannya. Baru berhenti ketika dirinya sudah merengek manja. Benar-benar seperti pedofil cabul.

Untung saja Kaisar Leonel tampan dan masih muda, jadi Lucy bisa sedikit bersabar.

Andai kata Kaisar Leonel tua bangka ataupun jelek, lebih baik Lucy bunuh diri.

Persetan dengan kehidupan kedua yang susah payah didapatkannya.

"Ini masih pagi dan wajahmu sudah terlihat kesal." Kaisar Leonel mengusap pipi Lucy penuh senyuman sedangkan Lucy mendecih pelan.

"Aku kesal karena kau sangat jahat."

"Aku? Jahat?"

"Jangan pura-pura lugu. Apakah kau sudah lupa perbuatanmu semalam?"

"Menciummu?"

"Ya."

"Astaga, Lucy. Menciummu itu bukan sebuah kejahatan, melainkan sebuah kebaikan."

Lucy mendelik geram mendengar ucapan menyebalkan Kaisar Leonel.

Kebaikan, katanya?!

Kaisar Leonel mengulum senyum melihat ekspresi Lucy. Entah kenapa dia sangat suka melihat wajah kesal Lucy. Terlihat sangat lucu dan menggemaskan di matanya.

"Kau satu-satunya orang yang menerima kebaikanku. Seharusnya kau bersyukur, Lucy," imbuhnya sengaja membuat Lucy semakin kesal.

"Bodo amat!" bentak Lucy sambil bangkit dari tempat tidur, tapi Kaisar Leonel segera menarik tangan Lucy dan mendekap Lucy erat. Mengunci seluruh pergerakan Lucy.

"Lanjutkan lah tidurmu. Bukankah kau masih mengantuk?"

Lucy mencubit lengan Kaisar Leonel kesal. "Lepaskan aku!"

"Tidak mau."

"Lepas atau aku akan terus mencubitmu." Ancam Lucy.

"Cubit saja. Lagipula cubitanmu terasa seperti gigitan nyamuk bagiku."

"Arrgh!! Lama-lama aku bisa gila menghadapimu."

Kaisar Leonel tertawa keras mendengar Lucy misuh-misuh sendiri. Menjahili Lucy adalah suatu kebahagiaan tersendiri baginya.

The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang