14

554 59 1
                                    

Drrrt Drrrttt

Ponsel Karina bergetar, tertera nama Jeno di sana.

“Halo?” Ia menjawab panggilannya dengan loud speaker karena sedang menyetir.

“Rin, denger, kita dibuntutin.”

“A-APA?!” Mereka semua di dalam mobil terkejut.

Refleks mereka melihat ke belakang dan benar saja mereka melihat 2 orang berpakaian serba hitam sedang membuntuti mereka dengan motor, jaraknya agak jauh dari mereka.

“Jangan panik, apa pun yang terjadi, lo jalan terus ke depan ya. Ikutin terus kak Winwin dan Jisung.”

“I-iya, tapi-” Karina gelagapan, semuanya terlalu tiba-tiba.

Mereka yang ada di dalam mobil juga ikut panik sekaligus khawatir.

“Tenang aja, jalan terus.”

Bip.

Panggilan itu dimatikan oleh Jeno.
Di sisi lain Yeji juga mendapat panggilan dan instruksi yang sama, mereka memintanya untuk jalan terus apa pun yang terjadi. Mereka semua menegang, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Beberapa saat kemudian motor para agent tiba-tiba bergerak ke belakang, menyisahkan kedua mobil itu melaju ke depan mengikuti Winwin dan Jisung di depan mereka.

“Wow, wow, mereka mau ngapain?!” Ujar Ryujin.

Ada suara motor mereka mengerem tiba-tiba di belakang sana. Motor Mark dan teman-temannya menghalangi jalan kedua orang berpakaian hitam tersebut, namun salah satu dari mereka dengan cekatan langsung membanting setir ke sisi jalan yang tidak terhalangi, dan berhasil melewati mereka dengan mudah.

Motornya kemudian bertambah cepat menyusul kedua mobil yang ada di depan.

BANG!

Suara tembakan terdengar membuat gadis-gadis di dalam mobil itu menjerit terkejut, namun Karina dan Yeji berusaha sekeras mungkin untuk tidak panik dan melanjutkan mengemudi.

Mereka melihat ke belakang dan ternyata tadi adalah suara tembakan yang diperuntukkan untuk ban motor yang mengikuti mereka. Pengemudinya terkejut menyadari hal itu, ia kehilangan keseimbangan karena ban belakangnya tertembak dan akhirnya harus terjatuh di aspal.

Sementara Hyunjin yang melihat itu tersenyum senang, tembakannya tepat sasaran. Meski dengan jarak yang sudah beberapa meter jauhnya ternyata kemampuan menembaknya bisa diandalkan.

Para agent mendekati mendekati pengemudi yang terjatuh itu, sementara yang satunya lagi sedang ditodong senjata oleh Yuta dan Chenle. Masih ada helm di kepala kedua orang itu, mereka tidak berniat menunjukkan identitas asli mereka, dan mereka juga tidak bersenjata. Kedua orang itu dibiarkan terduduk di aspal dengan di kelilingi para agent, beberapa dari mereka menodongkan senjata.

Mark yang bergerak pertama kali untuk membuka paksa helm kedua orang itu.

“Siapa yang ngirim kalian?” Tanya Mark.

Kedua orang itu diam.

“Jawab!” Yuta menggertak mereka, namun kedua orang itu masih diam.

Beberapa dari mereka menghembuskan nafas kasar, mereka sudah sering berhadapan dengan yang seperti ini. Kedua orang itu sudah jelas adalah orang suruhan yang pasti diupah dengan besar untuk membuntuti mereka.

BANG!
BANG!

2x kali suara tembakan terdengar, namun itu tidak berasal dari salah satu pistol mereka. Kedua orang suruhan itulah yang ditembak, tepat di dada mereka. Para agent disitu sontak langsung pasang ancang-ancang, kini semuanya memegang senjata, melihat sekeliling mencari tahu dari mana asal tembakan itu dan siapa pelakunya. Mereka mengalihkan pandangan ke segala arah namun tidak menemukan siapa pun di sana. Itu adalah tembakan jarak jauh.

ELITZ || AETZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang