Siapa yang tidak mengenal sosok bernama Laksamana Gibran? Hampir seantero sekolah mengenal pemuda tinggi pemain basket itu. Banyak pula yang mengejarnya, entah itu benar-benar cinta yang tulus maupun hanya mengejar popularitas karena Gibran sudah sangat terkenal.
DUAGH
Secara tidak sengaja, Gibran yang hendak melemparkan bola ke dalam ring justru keterusan dan mengenai kepala seorang siswa.
"ASUU!" Teriaknya yang lalu berbalik menatap seseorang yang malah menatapnya datar tanpa ekspresi bersalah sedikitpun.
"WOI BANGSAT! MAKSUD LO APAAN HAH?!" Tambahnya dan berbalik sepenuhnya pada si tersangka. Membuat Gibran mengendikkan bahunya acuh.
Bagaimana Gibran tetap datar dan enggan mengucapkan maaf? Karena dia melemparkannya tepat di kepala rivalnya, Huangsa Rafael.
Sekedar informasi, Huangsa Rafael adalah atlet badminton yang berhasil meraup banyak medali dan piala emas. Dia bahkan sudah pernah bertanding di ajang nasional yaitu melawan provinsi lain.
Walaupun dia pendek dan hanya berukuran sebahu Gibran, tapi jangan sekali-kali menghiraukan kemampuan sosok Rafael. Kecil-kecil cabe rawit, begitu kata pelatih dan lawan Rafael.
Rafael secara resmi adalah tunggal putra. Karna Rafael sendiri yang memilihnya dan dia ingin berusaha meraih kemenangan sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Egois dan ambisius memang, tapi dia ingin membuktikan bahwa dia bisa membanggakan semua orang dengan prestasinya.
Seorang Huangsa Rafael yang sekolah dengan beasiswa dari SD, kini berubah menjadi Rafael sang atlet yang dikenal hampir seluruh sekolah dan pemenang semua pertandingan badminton.
Berbeda dengan Laksamana Gibran yang merupakan kapten tim basket di sekolahnya. Tak berbeda jauh dari Rafael, Gibran juga berhasil memenangkan banyak pertandingan dan pernah ditawari menjadi pelatih bantu untuk sebuah klub basket.
Tapi Gibran menolak dan ingin fokus pada tim nya saja. Lagipula Gibran mengikuti organisasi basket di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Bukan hanya satu, dia mengikuti klub futsal, basket, dan silat.
Tapi Gibran paling aktif di basketnya dan memutuskan untuk fokus ke timnya karena dia adalah kapten. Tentu Gibran pernah dilema karena bingung, tapi dirinya lebih memilih basket yang sudah ditekuninya dari SMP.
Dia akhirnya keluar dari klub futsal dan silatnya untuk mengurus tim basketnya.
Satu hal, mereka saling bertolakbelakang. Rafael yang galak dan ambisius, juga Gibran yang acuh dan cuek.
Tapi mereka mempunyai satu tujuan yang sama.
Mendapatkan gadis bernama Salsabila Rasha.
Kembali pada insiden bola itu, kini Rafael tengah menggeram marah dan menghampiri si kapten. Tenang, dia tidak akan pusing hanya dengan lemparan seperti itu. Dirinya sudah kebal.
Rafael melemparkan raketnya ke bawah dan Gibran hanya melirik sikap pemuda pendek Huangsa di depannya.
"Lo tuh anjing banget ya, mata lo taro dimana sampe kena gue?!" Protesnya yang membuat Gibran malah mengerutkan keningnya.
"Ya, gue ga sengaja."
"Telat."
"Yaudah." Balas Gibran yang lalu mengambil bola basketnya dan menangkap lemparan handuk kecil dari teman setimnya. Gibran memilih meninggalkan lapangan dan kembali ke kelas untuk menemui Rasha. Sang pujaan hati.
Rafael yang melihat itu hanya mencibir. Dia akhirnya mengambil raketnya dan ikut menuju ke kelas yang sialnya bersebelahan dengan si Laksamana.
Kesialan apa ini ya Tuhan?!

KAMU SEDANG MEMBACA
Rival [Guanren]
FanfictionYang Gibran tau, Rafael hanyalah rivalnya untuk mendapatkan seorang gadis. Tapi siapa yang menyangka hal lain malah terjadi antara mereka? BXB, GAY, LGBT, NOT GS