Hari pertama masuk sekolah

76 5 4
                                    

"Ketika dua orang dipertemukan kembali"

....

Dipagi hari yang cerah, terdengar suara kicauan burung yang merdu. Terlihat seorang gadis yang masih pulas tidur diatas ranjangnya. Tidak terusik oleh suara Bundanya yang berteriak-teriak membangunkannya dan tidak lupa dengan menggedor-gedor pintu kamar gadis tersebut.

"Bella! Cepat bangun sayang, ini sudah jam setengah 6 pagi, kau tidak lupa ini hari pertama kamu sekolah di sekolahmu yang baru kan?" ucap Bunda dengan sedikit berteriak.

"5 menit lagi Bunda" Aku menjawab dan rasanya Aku mengantuk sekali.

"Bangun sayang nanti kamu terlambat masuk sekolahnya!" Bunda berbicara lagi tapi tidak kurespon.

"Atau mau Bunda dobrak pintunya dan siram kamu pake air?" ucap Bunda, setelah diberi ancaman Aku langsung bangun.

"Isshh Bunda... Iya iya Bella bangun sekarang" jawabku.

Hooaaammmm

"Cepat mandi dan bersiap-siap, setelah itu turun kita sarapan bersama!"

"Iya" Aku hanya menjawab iya.

Inilah kebiasaanku ketika Aku akan menghadapi seduatu yang menurutku menakutkan. Hari ini Aku akan mulai masuk sebagai siswi baru di sekolah terfavorit di Bandung, SMA Dirgantara. Yang dimana itu sekolah untuk orang-orang kaya. Sedangkan Aku dari kalangan bawah dan seorang yang pendiam, Aku takut disana ada pembullyan.

Aku pindah dari Jakarta ke Bandung, mengikuti Ayah yang pekerjaannya dipindahtugaskan, walaupun pekerjaan Ayah hanya seorang karyawan, Dia bisa mencukupi kebutuhan keluarga kami.

Aku mempunyai seorang sahabat, Dia seorang perempuan, namanya Karin. Dia adalah teman masa kecilku sebelum pindah ke Jakarta dulu. Dia tinggal disamping rumahku, kami bertetangga. Dia sudah sekolah di SMA Dirgantara sebelumnya, lalu Aku mengikutinya untuk sekolah disana agar ada teman.

"Selamat pagi Ayah Bunda" sapaku ceria.

"Pagi juga sayang" jawab kedua orang tuaku bersamaan.

Kemudian Aku duduk dan Bunda sedang menyiapkan sarapan pagi untuk kami, walaupun hanya nasi goreng tapi masakan Bundaku adalah yang paling enak. Kami bartiga makan dengan khidmat, tanpa ada yang berbicara. Setelah selesai, Aku pamit ke kedua orang tuaku untuk berangkat sekolah, sedangkan Ayah berangkat kerja. Kulihat sahabatku, Karin sudah menungguku diatas motor maticnya di depan rumahku.

"Ayah Bunda, Bella berangkat dulu ya" ucapku.

Aku pamit, lalu mencium tangan kedua orang tuaku. Kemudian langsung naik motor matic Karin, kami berboncengan, Karin yang menyetir.

"Hati-hati dijalan, Karin titip Bella yah" ucap Bunda.

"Oke Tante Om" jawab Karin.

"Okey, let's go!" ucapku dengan bersemangat.

Karin menganggukan kepalanya dan motor melaju membelah jalanan yang ramai. Sekitar 30 menit kami pun sampai di sekolah. Aku terkagum kagum melihat gedung sekolahnya, taman yang asri, semuanya terlihat menakjubkan.

Untung saja Aku sudah memakai seragam sekilah ini, sehingga tidak menjadi pusat perhatian semua orang. Mungkin ada yang merasa asing saat mereka melihatku, namun sepertinya mereka tidak peduli.

Stellard's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang