"Dia"

75 5 1
                                    

"Pertemuan kedua yang kunantikan"

....

"Dia...."

Deg!

Apakah Aku bermimpi, Dia yang sangat Aku nantikan untuk kembali bertemu setelah sekian lama, akhirnya bertemu hari ini, jam ini, detik ini. Aku masih ingat sekali wajahnya, mata yang tajam, bagaimana Aku bisa melupakannya kalau Dia itu adalah penyelamatku.

Aku sangat bahagia, akhirnya Aku bertemu dengannya, Aku ingin berterima kasih kepada dia karena telah menyelamatkanku saat Aku tenggelam 8 tahun yang lalu. Tapi, apakah Dia masih mengingatku? Bahkan untuk nama saja Aku tak tahu.

Tapi tak apa Aku bisa mendekatinya untuk berterima kasih, lagi pula kami satu sekolah kan.

Kulihat Dia dan mungkin teman-temannya menuju meja paling pojok. Tapi bukankah mereka yang ada di depan pintu kelasku tadi. Apakah Dia seorang berandal? Tapi Aku tidak peduli, dimataku Dia adalah pahlawanku. Tiba-tiba suara Nisa mengagetkanku.

"Heh kenapa lo ngelamun Bel?" tanya Nisa kepadaku dengan mata menyipit menatapku curiga.

"Ahh, tidak apa-apa" jawabku gugup.

Tiba-tiba datang seorang wanita sepertinya dia salah satu karyawan kantin ini yang sedang membawa makanan pesanan kami semua dan meletakannya diatas meja kami. Ada bakso, siomay, batagor, mie ayam, es teh, es jeruk, dan makanan ringan lainnya. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya dan karyawan tersebut membalasku dengan anggukan dan tersenyum. Aku mengambil bakso karena Karin tadi memesan bakso, kutuangan sambal yang banyak lalu aku memakannya.

"Lo terpesona oleh mereka yah?" tanya Nisa tiba-tiba.

"Uhuk uhuk uhuk" ya tuhan rasanya tenggorokanku sakit.

"Nih minum dulu" ucap Karin memberikanku minum.

"Lo apa-apaan si Nis, kasian kan Bellanya tuh liat matanya sampe merah" Kevin berucap.

"Ya maaf, gue kan nggak sengaja. Peace ya Bell" ucap Nida meminta maaf.

"Aku nggak papa kok, santai" balas ku tersenyum.

"Ehh, tapi lo nggak penasaran sama mereka berempat?" tanya Meta kepadaku.

"Eemm, penasaran si, emangnya mereka siapa?" jawabku. Aku bahkan sangat penasaran terutama dia yang orang yang menyelamatkanku.

"Sini gue beri tahu lo tentang mereka, kalo gini gue mah ahlinya" ucap Meta menawarkan diri untuk menceritakan tentang mereka.

"Oke gini yah, mereka itu the Most Wanted di SMA Dirgantara ini, nih lo liat cowok yang lagi megang gitar, dia itu namanya Axel Leonard cowok paling manis sedunia pokoknya, meleleh hati adek bang" ucap Meta. Kulihat cowok yang disebutkan Meta tadi memang manis.

"Terus yang disebelah kanannya Kak Axel dia itu Buaya darat, namanya Ellard Fernandez. Dia itu playboy sejati, punya pacar dimana-mana lagi, iuhh jijik gue. Yah walaupun ganteng si, tapi gue ogah lah" ucap Meta melanjutkan ucapannya. Aku hanya mengangguk dan sekilas melihat mereka.

"Jadi salah satu pacarnya baru tahu rasa lo" sambar Raka.

"Ihh amit-amit yah. Gue mah sama Kak Axel aja, tiap hari lihat yang manis-manis, duhh bahagia banget gue" ucap Meta dengan melihat keatas dan tersenyum-senyum, mungkin sedang membayangkan khayalannya.

"Ngehalu tinggi banget, jatuh sakit neng" balas Raka lagi. Sepertinya sifat kefuanya mulai kumat lagi.

"Biarin. Lo iri kan gue muji-muji mereka, dasar kutil badak" ejek Meta.

Stellard's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang