Taruhan

71 5 1
                                    

"Kalau Aku jadi milikmu, apakah Kamu akan menerimaku?"

....

Kami berenam mulai mendekati kerumunan, banyak pemuda-pemudi yang berlalu lalang. Kami semakin mendekat dimana mereka berempat berkumpul. Jantungku sudah berdebar debar dari tadi, apalagi jika melihat tatapannya dari sedekat ini, walaupun tidak terlalu dekat si.

"Hai Kak Axel ganteng" sapa Meta memulai pembicaraan.

"Hai juga Meta cantik" tiba-tiba ada yang menyahut.

"Apaan si, itu sapaan buat gue tahu. Sana cari pacar lu" marah Kak Axel karena sapaannya direbut oleh Kak Ellard.

"Hai Meta apa kabar?" Ucap Kak Axel mengulangi sapaan yang tadi ditujukan untuknya.

"Baik ganteng" jawab Meta sambil senyum-senyum nggak jelas.

"Ohh iya bisa kenalin nggak cewek dibelakang lo ke kita"kata Kak Ellard meminta Meta untuk memperkenalkanku kepada mereka. Ohh ya Tuhan cobaan macam apa ini. Kulihat Kak Steven itu tetap diam dengan wajah datarnya.

"Ohh ini. Dia murid baru itu namanya Bella Ashilla pindahan dari Jakarta" ujar Meta mengenalkan diriku.

"Hai, Bella. Salam kenal" ucapku gugup.

"Hai...gue Axel, ini Ellard, Dia namanya Alland, dan yang diatas motor namanya Steven" balas Kak Ellard mengenalkan mereka berempat kepadaku dan aku hanya mengangguk saja. Aku cukup malu.

"Lo adik kelas kan? Kelas berapa?" tanyanya melanjutkan.

"Hehe iya, kelas XI IPS 2 Kak" jawabku dengan cengiran untuk mengurangi kegugupanku.

"Aduuhhh dipanggil Kakak, panggil sayang aja deh neng, abang mah ikhlas" ujarnya dengan rayuan mautnya.

"Pacar lo mau dikemanain onta?" sambar Kak Axel.

"Ahh, ngerusak suasana lo" kata Kak Ellard menyalahkan Kak Axel. Kami hanya tertawa.

"Kalian mau liat gue balapan yak?" ucap Kak Axel dengan pedenya.

"Nggak si" jawab Meta memupuskan harapannya.

"Lah trus pada ngapain disini?" tanya Kak Ellard kepada kami.

"Tuh biang keroknya, katanya mau nonton tapi malah nonton balapan" balas Meta menunjuk Raka.

"Tapikan sama-sama nonton, yang ditonton ganteng-ganteng lagi, ya kan?" ucap Kak Axel dengan mengedipkan matanya ke Meta.

"Ihh, Kak Axel malu tahu" balas Meta tersipu malu, tapi malu-maluin si.

"Malu apaan, lah lo juga yang ngebet banget ma Axel" sewot Raka.

"Brisik lo ngeganggu aja si, minggir sana, lo bau" balas Meta mengusir Raka dari sampingnya. Sifat mereka mulai keluar nih,  tom and jerry.

"Bau dari mana? Gue pake parfume sebotol kok tadi, wangi nih, coba lo cium!" ujar Raka dengan membuka keteknya lebar-lebar untuk dicium Meta.

"Ihh ogah ya, nyium ketek asem lo" balas Meta menjauhi Raka.

"Dasar mak lampir" ucap Raka tak terima.

Kami semua hanya menyimak dan tertawa melihat mereka yang sangat konyol sekali.

"Udah-udah jangan berantem napa? Ini balapan mau mulai jam berapa?" tanya Kevin ke Kak Ellard.

"Jam 9 malam, kaya biasanya" jawab Kak Ellard dengan menyalakan rokoknya.

Mendengarnya Aku langsung cemas bagaimana kalau Bunda dan Ayah marah karena Aku pulang malam-malam. Aduh gimana ini? Kutengok Karin dan bertanya mencari solusinya.

Stellard's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang