Bully

47 4 0
                                    

"Dia datang menolongku"

....

"Ehh...."

Kaget ku karena ada yang merebut air mineral ku, ku dongakan kepalaku dan melihat seseorang yang merebut air mineral ku adalah orang yang paling aku hindari saat ini, bagaimana tidak? Dia adalah Kak Ardhan.

Ku lihat dia meminum air mineral ku sampai habis tak tersisa. Tapi apakah dia tidak jijik? Itu kan tinggal setengah dan berarti sudah ada yang meminumnya kan? Apakah dia tudak menyadarinya? Yah walaupun itu aku yang minum.

"Thanks"

Dan aku dikejutkan lagi dengan ucapan terima kasihnya yang singkat, padat itu. Lalu dia tersenyum kepadaku tapi bukan senyum smirk nya.

"Rasanya manis" ucap Kak Ardhan.

Aku yang mendengarnya sedikit tersipu, pipiku memanas dan sepertinya ada rona merah di pipiku. Dia masih terus menatapku dan aku yang ditatap terus merasa malu dan sedikit takut, lalu ku tundukan kepalaku. Ku lirik Kak Steven dan wajahnya datar datar saja.

"Nggak usah gombal lo!" terdengar suara Kak Axel.

"Cari perhatian anak cewek sini aja" sambung Kak Ellard.

"Nggak usah ikut campur!" sarkas Kak Ardhan menatap keduanya sengit.

"Lo kenapa pindah ke sini si? Bikin buruk sekolah ini aja" ucap Kak Axel menyindir Kak Ardhan.

"Lo nggak nyadar? Bukannya kalian juga yang bikin sekolah ini buruk dengan kelakuan kalian?" balas Kak Ardhan menyindir balik keduanya.

"Yah walaupun kita nakal, setidaknya nggak kaya lo, nggak ada otak!" balas Kak Axel.

"Lo ngajak ribut gue hah? Sini maju!" ujar Kak Ardhan yang sepertinya tersulut emosi.

"Bacoott" umpat Kak Axel.

Bugh bugh bugh

Mereka bertiga terlibat perkelahian dan aku memilih mundur takut terkena pukulan. Tak lama Kak Ardhan akhinya terpukul mundur karena kalah jumlah, dia hanya sendirian. Banyak luka leban di wajah mereka bertiga tapi yang paling banyak ada di Kak Ardhan. Aku meringis melihatnya.

"Udah Axel, Ellard. Lo mau bikin dia mati" ucap Kak Alland melerai keduanya untuk tidak memukuli Kak Ardhan.

"Dia harus di beri pelajaran Land!" balas Kak Axel. Dia sangat teperamental.

"Lepasin! Gue mau mukul dia lagi" sambung Kak Axel karena masih ngotot ingin mukul Kak Ardhan, sedangkan Kak Ellard memilih untuk menuruti nasihat sahabatnya.

"Berenti mukulin dia!" ucap Kak Steven tiba-tiba.

"Lo kenapa bela dia si? Dia itu musuh kita" balas Kak Axel tidak terima di hentikan.

"Berenti atau gue pukul lo?" sarkas Kak Steven marah.

"Tapi kan Stev" balas Kak Axel dengan sedikit tunduk.

"Lemah! Bisanya main keroyokan" Kak Ardhan bangkit dan mengejek Kak Axel.

"Xel!" sambar Kak Steven karena melihat Kak Axel tersulut emosi lagi.

"Mental cewek! Di gertak dikit aja langsung kicep lo" ejek Kak Ardhan.

"Dan lo, nggak usah so peduli!" sambung Kak Ardhan ke Kak Steven dengan tatapan sengit.

"Gue nggak peduli ke lo! Lo itu cuma sampah, kaya Nyokap dan Adek lo!" Sarkas Kak Steven.

"Brengsek!" Umpat Kak Ardhan.

Stellard's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang