Terjebak

11 3 0
                                    

"Dia mencari perhatianku, aku mencari perhatianmu"

....


Brraaakkkkkk

Aku tekejut. Ku dongakkan kepala ku dan melihat Kak Ardhan ada di depan pintu kamar mandi. Dia melangkah ke arah ku. Aku merasa sedikit takut. Ku rapatkan kakiku dan dan kugenggam erat ponsel ku sedikit menundukkan kepalaku.

Kak Ardhan berjongkok di depan ku dan kulirik dia seperti meneliti penampilanku yang berantakan. Dia mendekatkan salah satu tangannya ke samping wajahku, aku yang melihatnya memalingkan wajahku menghindar.

Ku rasakan setuhan tangannya di samping telingaku, aku gemetar dibuatnya. Aku takut dia melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Tapi sepertinya dugaanku salah, dia ternyata hanya menyelipkan sehelai rambutku yang berantakan ke telinga.

"Lo kenapa ada di sini? Trus kenapa seragam lo basah kayak gini?" tanya Kak Ardhan.

Aku yang mendenganya hanya diam teringat kejadian tadi dimana 3 orang perempuan yang asing bagiku membuat diriku jadi begini.

"Nih jaket pake! Gue anter lo pulang" ucap Kak Ardhan berdiri dengan menyerahkan jaketnya dan aku langsung memakainya untuk menutupi bajuku yang basah.

"Emm Kak, aku bisa pulang sendiri jadi nggak usah di anter, terima kasih. Tapi untuk jaketnya aku pinjam dulu ya?" ucapku ke padanya.

"Lo yakin pulang sendiri?" tanyanya menaikan sebelah alis seolah tak percaya ke pada ku.

"Iya" jawabku sedikit bimbang.

"Yaudah" balasnya.

Kak Ardhan mulai melangkah pergi meninggalkanku sendiri. Aku keluar dan ingin menyalakan ponselku, tapi tiba-tiba aku teringat, ponsel ku kan terendam air tadi, pasti sekarang tidak akan menyala. Lalu bagaiman aku menghubungi Karin? Dan sepertinya Karin sudah pulang terlebih dahulu. Bagaimana ini?

Aku panik seketika. Sekarang sudah sore , mungkin jam 5. Apalagi sekarang cuaca mendung, sebentar lagi hujan. Sekolah sudah sangat sepi. Bagaimana aku bisa pulang?

Kalau berjalan kaki akan menguras tenaga, apalagi sebentar akan turun hujan. Seragamku saja sudah basah kuyup, apalagi nanti jika terkena hujan, pasti aku akan jatuh sakit keesokannya. Aduhhh, bagaimana ini? Berpikir Bella.

Terlintas di kepalaku ajakan Kak Ardhan tadi. Aku langsung berbalik arah berlari ke gudang. Aku takut kalau dia sudah pulang duluan. Tapi syukurlah aku melihatnya tak jauh dariku. Ku langkahkan kakiku mendekatinya.

"Eh Kak, aku ikut Kakak" ucapku dengan suara rendah.

"Kak, aku mau ikut Kakak pulang" ucapku lagi namun dia tak menggubriskan  ucapanku dan dia malah semakin mempercepat langkah kakinya.

"Kak tunggu, aku mau ikut kakak pulang" teriakku kepadanya kuharap dia mendengarku.

Kulihat dia menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadapku. Dia melangkah mendekat ke arahku.

"Lo yakin mau ikut gue pulang?" ucapnya dengan tersenyum smirk.

Aku yang melihatnya tersenyum smirk mulai sedikut bimbang, apakah aku akan ikut atau tidak? Tapi bagaimana aku pulang, masa aku harus menginap di sekolah, sendirian pula, uhhh menakutkan.

Akhirnya Aku mengagukan kepalaku dengan pasti. Dia malah melangkah semakin dekat, aku yang melihatnya mundur seketika.

Aku terus mundur dan yah sekarang tubuhku sudah mentok dinding. Dia mengukungku dengan sebelah tangannya di samping kepalaku dan tangan sebelahnya di dalam saku celana. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Wajah kami hanya berjarak 5 centi saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stellard's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang