chapter four | her curse

3.4K 453 12
                                    

Caramella's Pov.

Setelah pasta nya habis, giliran selanjutnya masuk. Niall amat baik padaku, kami bergantian makan pasta. Dan kami tertawa sepanjang percakapan.

Aku mencuci piring tersebut, kemudian berjalan ke ruang keluarga dimana tempat tersebut dijadikan tempat berkumpul.

"Hai, peserta kontes. Kalian di perbolehkan istirahat. Sekitar pukul dua, kalian sudah harus ada di sini lagi" Perintah Jessi dengan make up yang overdosis.

"Aww!" Teriak ku, rambutku di tarik oleh seseorang yang ku belum liat parasnya.

"Hello, bitch" Ucapnya dengan aksen british, "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Cheryl, ketua cheerleaders di sekolah, atau mungkin bisa di panggil ketua jalang di sekolah.

"I'm asking, you morron!" Seru Cheryl.

"Tentu saja aku ikut kontes, nona Cheryl" Jawab ku sarkas.

"Haha. Kau bodoh, atau apa? Kalau aku disini, tentu pemenangnya adalah aku!" Ia menarik rambut ku ke bawah, lalu menampar muka ku.

Aku langsung berjalan ke kamar mandi dan menatap lebam ku di kaca. Aku menyentuhnya, cukup nyeri. Aku telah berfikir terlalu positif untuk kontes ini, jadi aku tak berfikir untuk membawa obat.

Aku pun duduk di kloset duduk dan mengeluarkan makanan ringan dari tas ku. Satu bungkus habis,aku melirik jam tangan ku, pukul dua belas, lebih baik aku tidur.

📽

Badanku sangat pegal pegal, tidur di kloset dengan waktu yang lama. Kurenggangkan badanku dan melirik jam. 02:15. Screw it.

Aku segera keluar kamar mandi dan memasuki ruang keluarga. Seketika semua orang melirik ke arahku, kuharap ini yang terburuk dari kontes ini. Jangan lebih.

"Apa yang terjadi pada mu, huh?" Tanya Jessi.

Tak sengaja aku menatap mata Cheryl, ia menatapku tajam. Akupun takut banyak hal yang lebih buruk akan terjadi nanti.

"Tidak ada yang terjadi, aku sudah begini sejak pagi. Mungkin kalian yang tidak menyadari" Aku menatap mata biru Jessi.

"Whatever. Pokoknya, sekarang kau bersihkan loteng, lalu kembali kesini. Loteng harus bersih, dan juga rapih. I don't care" Perintah Jessi.

Cheryl tersenyum puas kemudian melihat lo s nya.

"Yes, madam." Ucapku sarkas.

on editing | contest (ft. niall horan) [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang