"Ketika aku sudah terlambat untuk menjelaskan semuanya, kuharap kamu baik-baik saja."
-Ja
♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎
"Aku harus minta bantuan Phi mew." monolognya, lalu memasang earphone pada telinga kanan.
Calling Phi Mew..."Sawadde Phi,"
'.....'
"mereka akan mencelakai First. Aku sedang menuju kesana."
'Kau ada dimana?'
"sekarang masih dijalan, aku akan mengirimkan lokasinya Phi."
'Segera. Phi mohon, jangan gegabah. Ingat Ja kau baru saja sembuh.'
"Krub."
Tut tut tut
"Aku akan membunuhmu!" Ucapnya seraya memukul stir kemudi. Kemudian melajukan kembali mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.
Kemarahan diwajahnya nampak jelas terlihat, Ja sungguh tidak menyangka bahwa orang itu akan melakukan hal seperti ini. Sumber kebahagiaan dan separuh hidupnya sedang dalam bahaya, ia tak mungkin hanya diam tak berdaya.
Mobil yang Ja kendarai akhirnya sampai di sebuah tempat, rumah kecil kumuh tak layak huni yang berada di dekat hutan. Netranya melihat kesana-kemari, memastikan tak ada orang lain lagi disini.
Sebelum turun, Ja meraih pistol andalannya di bawah tempat duduk sebelah. Kemudian memasukkannya dibalik jas yang ia kenakan.
Berjalan angkuh, dengan kemarahan yang sudah mendarah daging. Tepat didepan pintu masuk, dua orang penjaga menghadangnya. Tatapan tajam Ja akhirnya mampu membuat penjaga itu mempersilahkannya masuk.
"Halo halo, selamat datang tuan-Pachara." Suara **** pertama kali terdengar menyambutnya.
Dan tak lama rahangnya mulai mengeras, ketika suara lelaki manis kesayangannya terdengar menangis kesakitan menggema diberbagai sudut ruangan itu.
"KELUAR KAU BAJINGAN!" teriak Ja pada sekeliling, ruangan yang dipijaknya sekarang sepi tak ada siapapun.
"ohoho jangan marah seperti itu.. kau membuatku takut. HAHAHAHA" suara orang itu kembali terdengar sedang tertawa lepas.
"Jaa.. tolong!! kumohon jangan.. ahhh" itu suara- First.
"JANGAN JADI PENGECUT! HEI **** , KELUAR KAU SEKARANG!" masih tetap tak ada pergerakan.
"Oh, aku tahu. Kau takut, kan?" Ucap Ja lagi, dengan tawa remeh diakhir kalimat.
Derap langkah kaki langsung terdengar menuju ke arahnya, pria yang ditunggu telah muncul. Wajahnya tampak puas? memikirkan apa yang dilakukan orang ini semalam, membuat amarahnya benar-benar tidak terkendali.
"Akhirnya kau datang, ingin meminta maaf ya?" Tanya orang itu, perlahan pandangannya naik menatap mata Ja.
Ja bersmirk, "jangan bermimpi."
"Mari duduk dulu, kita bicara baik-baik. Kau ingin bertemu dengannya bukan?"
"Jangan bermain-main sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With You | Jafirst [END]
FanfictionBertemu pujaan hati setelah sekian lama berpisah. Bukankah seharusnya saling menuangkan rasa rindu? Namun, apa yang terjadi pada pemuda manis bernama First ini jauh dari hal itu. Sang tunangan, Ja seakan tak memperdulikan dirinya semenjak kepulangan...