Usai. [end]

708 33 7
                                    

"Life with you is tranquil yet full of surprises and I am in it for the long haul."

♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎

Semenjak kejadian itu, tak ada lagi pertemuan-pertemuan rahasia yang di lakukan oleh Ja. Pria ini benar-benar lepas dari kehidupan di masa lampau nya, kini dia hanya bekerja di kantor seperti orang lain pada umumnya.

Begitu juga First yang telah selesai dengan lika-liku skripsinya, dan minggu depan adalah hari dimana ia akan memakai toga. Tersenyum bahagia, tanpa ada lagi beban di rasa.

Semuanya telah usai,

Ja-nya telah kembali seutuhnya. Pria tinggi dengan sejuta kasih sayang, tulus dari hati tentunya.

Entah sebab apa First bisa jatuh hati dengan Ja, pria tinggi dengan sejuta rahasia yang tak pernah dia sangka.

____

"Minggu depan ingin di bawakan apa?" Sembari menunggu jawaban dari First, Ja merapihkan anak rambut lelaki itu.

"Aku tidak ingin apapun, yang terpenting adalah kau harus datang." Jawabnya.

Ja menyamakan tingginya dengan sang tunangan, mengangkat dagu yang tertunduk itu perlahan. Lantas menatap lekat dengan senyum tertahan.

"Jangan khawatir, aku janji." Pria ini menunjukkan jari kelingkingnya.

First hanya diam memperhatikan wajah Ja dari dekat, kecupan singkat darinya membuat sang empu sedikit tercekat. Tak lama, menautkan kelingkingnya pada kelingking Ja.

"Sekarang ayo kita jalan-jalan!" Serunya bersemangat, karena hari ini dia bebas dari pemeriksaan rutin.

Mobil mereka berjalan di kecepatan rata-rata, terlihat senja mulai menampakkan diri mereka di atas sana. Menyelimuti sebagian hati yang tengah jatuh cinta, memikirkan perasaan yang akan mereka ungkap melalui rangkaian kata.

Dan lihatlah, tangan-tangan hampa itu tanpa perintah saling mengait dan tak akan pernah berubah. Saling menguatkan untuk masa yang akan datang, masa-masa sulit yang akan menjadi alasan renggang.

"Kita sampai."

Ja turun, diikuti First setelahnya. Selesai dengan parkir, mereka berdua berjalan bersama memasuki tempat ramai penuh dengan banyaknya insan yang terus bergulir.

"Ai jaaa"

Panggil pemuda manis pada lelaki satunya, yang dipanggil segera menengok, memang Ja tidak menjawab, tapi sorot matanya seolah bertanya 'ada apa first?'

"Emm bolehkah aku membeli itu?" Tanya first sembari menunjuk barang yang ia inginkan. Benda empuk dengan berbagai bentuk yang di sukai oleh berbagai kalangan.

"Apapun itu ambil saja." jawab Ja pelan.

"Benarkah?" Kedua netra kelabu itu berbinar, Ja terkekeh sebelum akhirnya mengangguk membenarkan.

Jari jemari mungil itu digenggamnya erat, kaki jenjangnya mengikuti kemana arah lelaki manis didepannya cepat.

Senyum bahagia sedari tadi tak lepas dari bibirnya, melihat First bahagia dan baik-baik saja merupakan hal terbesar yang Ja punya.

Sekarang semuanya telah aman, dirinya tak perlu khawatir lagi tentang bahaya yang dulu selalu memenuhi angan.
Sekali lagi ia berhasil. Berhasil membuat orang yang ia cintai kembali kepelukannya dengan aman.

"Lihat, lebih bagus mana?" First memegang boneka dengan bentuk kucing dan paus.

"Dua-dua nya bagus, ambil saja semua." Pria ini menjawab dengan enteng.

First mendengus, "Selalu saja begitu!"

"Haha baiklah maaf, aku akan kesana sebentar untuk membeli sesuatu."

Pamit Ja setelah mengusak pelan surai First, tak lupa meninggalkan beberapa kartu milknya.

"Ingin membeli apa? kenapa tidak menungguku?"

Ja hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan First, menanggapi lelaki manis itu dengan mengatakan bukan apa-apa.

Tidak jauh, hanya beberapa langkah saja Ja sampai di toko tersebut.

"Selamat datang tuan, ingin membeli apa?"

"Kondom." (Sensor, tittt)

♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎

"Mae!! dimana Phi Ja?" Smart berteriak sembari menuruni anak tangga.

"Pergi dengan Phi First ke mall."

Mendengar itu, Smart segera naik kembali ke atas untuk mengambil ponselnya. Mengapa? Sudah jelas menyampaikan keinginanya, lebih tepat pesanannya.

"Halo Phi!"

Pria di seberang terdengar berdecak.

"Ada apa?"

"Jangan lupa membawakanku seporsi ayam panggang!! aku menunggumu!!!"

Tut tut tut

____


Memastikan bercak darah pada tisu telah di buanh, lelaki ini menetralkan nafasnya. Ia tidak ingin Ja khawatir, ah semoga pria itu tidak menyadari wajah pucatnya.

First datang dari kejauhan, melihat Ja yang selesai menelepon ia pun mendekat, mencoba mencari tahu mengapa wajah pria itu berubah dengan cepat.

"Siapa?" Tanya First.

Ja terlihat ogah-ogahn menjawab. "Smart, siapa lagi."

First tertawa, ia ingat terakhir kali saat mereka sedang makan di sebuah restoran, Smart meminta mereka untuk membungkuskan nasi padang.

"Dia minta apa?"

"Ayam panggang." Ujarnya.

First rasa itu ide bagus untuk makan malam hari ini, ia tahu restoran ayam panggang enak di dekat sini.

"Kalau begitu ayo kita makan ayam panggang, aku tahu tempat enak yang dekat dari sini."

Pria ini meng-iyakan apapun pilihan First, karena dia yakin itu tidak pernah salah.

Rasanya menyenangkan bisa melakukan hal-hal seperti ini lagi di waktu luang, setidaknya mereka berdua bisa mengingat dan mengenang. Dimana dahulu mereka tidak tahu tentang kelamnya kenyataan di masa lalu.

Dalam hati, Ja tidak pernah ingin membenci ayahnya. Hanya saja, ia tidak terima ketika seseorang yang dia cintai menderita karena ayahnya.

Karena dia seorang putra, putra ayahnya.




Kediri, 14 Juni 2022.

Ketahuilah, bahwa kemarahanmu pada orang yang menyangimu tidak akan berlangsung lama, berusahalah lebih dulu memafkan meski tau itu sulit, setidaknya kamu sudah mencoba walaupun sedikit.

Cintai sewajarnya, jangan melebihi batas kesadaran dan batas aman. Jangan lupakan bahwa cinta abadi hanyalah kepada-Nya.

Jika takdir telah memilih orang tersebut untuk kamu, sesulit apapun rintangan dan halangan yang menerjang, kalian akan mampu melawan. Karena, jiwa yang telah di persatukan tidak akan terpisahkan.

Salam manis

Diva.

Love With You | Jafirst [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang