"Senada cinta bersemi diantara kita,
Menyandang anggunnya peranan jiwa asmara,Terlanjur untuk terhenti dijalan yang telah tertempuh semenjak dini,
Sehidup semati.."♫︎ 𝗌𝖺𝗄𝗎𝗋𝖺 - 𝖥𝖺𝗋𝗂𝗓 𝖱𝖬 ♫︎
♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎
1 minggu kemudian..
"Sudah boleh pulang, kan?" Tanya First pada dokter disebelah ja.
Dokter itu tersenyum, lalu mengangguk membenarkan. "Iya tuan, hari ini sudah diperbolehkan pulang."
"Aku akan menghubungi Mae sekarang." Kata First.
"Tidak usah, dibawah sudah penuh dengan anak buah dari tuan Suansri." Cegah dokter itu penuh kehati-hatian.
First menggeleng kukuh, "rasanya akan berbeda dokter, lagipula apa yang salah jika aku memanggil Mae? iya kan Ja?"
Ja hanya berkedip-kedip saja, melihat bingung kearah sang tunangan. Sepertinya sedikit lag karena perban dikepalanya dilepas hari ini.
"Menyebalkan!"
"First.. kenapa marah-marah, hm?" Wanita berumur yang dimaksud sudah datang lebih dulu bersama Smart.
"Oh! sudah disini?"
"Iya.. beberapa pengawal memberi kabar pada Mae bahwa Ja pulang hari ini."
"Lagi pula, kau harus berangkat ke kampus hari ini, bukankah ujianmu dimulai pukul 9?" Lanjut ibu Ja.
"Emm, tapi.."
"Berangkat ya sayang? jika nilaimu bagus lusa aku akan mengajakmu naik helikopter." Suara itu keluar dari pria yang masih berada di atas tempat tidur.
Berbagai deheman menggoda terdengar, First menunduk malu karenanya. Pipinya terlihat memerah, dengan degup jantung yang tidak beraturan.
"Aku yang akan mengantarmu."
Pria itu sudah berdiri, terlihat tampan dengan pakaian rapi. Mendekat kearah First dan meraih tangan kecilnya untuk digandeng.
"Kami pamit Mae, terimakasih sudah datang. Terimakasih juga khun mork."
Dua insan itu berjalan beriringan, setiap koridor yang dilewati banyak orang berjas hitam memberikan hormat dengan menunduk.
Tepat diujung, dimana mobil ferrari kesayangannya terparkir, sang ayah sedang berdiri tak jauh dari sana. First mengajak Ja untuk menyapa sebentar, bahkan menyuruh Ja untuk berpelukan sesaat.
"Hati-hati."
"Siap Pho!! kami berangkat.."
Perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan, dengan diiringi beberapa lagu kesukaan Ja dari Keishi. Pria tinggi itu sesekali mengusak surai First karena gemas, memacu mobilnya sedikit lebih cepat agar cuaca tidak semakin panas.
"Tentang naik helikopter, kau tidak main-main, kan?" First bersuara, mulutnya penuh dengan roti selai buatan ibu.
"Untuk apa? ini hanya helikopter. Anggap saja hadiah yang lain dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With You | Jafirst [END]
FanfictionBertemu pujaan hati setelah sekian lama berpisah. Bukankah seharusnya saling menuangkan rasa rindu? Namun, apa yang terjadi pada pemuda manis bernama First ini jauh dari hal itu. Sang tunangan, Ja seakan tak memperdulikan dirinya semenjak kepulangan...