Hari telah berganti, namun bayang-bayang tragedi mengerikan masih membuat risau hati. Ja belum mendapat satu pun kabar dari Supasit.
"Sial, selema ini aku hanya terlihat seperti mainan dimatanya!"
Saat sedang bergulat dengan kemarahannya sendiri, sosok First tiba-tiba terlintas di fikirannya. Dan tanpa Ja sangka, dia benar-benar menangkap sosok itu berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
"First?" Panggil Ja.
Pria ini medekat, tapi First malah terus berjalan. Lelaki itu akhirnya menengok setelah panggilan ketiga dari Ja.
Tangannya menggapai pucuk kepala First untuk membersihkan sisa bulir hujan dari luar, Ja tidak sadar mengenai dahi First yang memar.
"Ada apa?" Tanyanya, namun tak ada jawaban.
Tatapan First terlihat kosong, entah sadar atau tidak lelaki ini mengeluarkan sebuah pisau dari dalam outer, kemudian mengarahkannya tepat pada leher Ja.
"Hei First.. tenanglah, apa yang ingin kau lakukan?" Ja memilih mengangkat tangannya keatas, dari pada melukai First.
"Kau, dan keluargamu. Aku membenci kalian! kalian merusak keluargaku!" Tekanan pada pisau itu semakin menguat pada pangkal lehernya.
"Aku tidak tahu apapun First.. sungguh."
Netra lelaki ini terlihat mulai di penuhi akan air mata pada pelupuknya, "aku tidak percaya!"
"Aku berani bersumpah demi Mae, aku tidak tahu menahu soal ini."
Tak lama, cairan merah segar keluar dari hidung First. Pisau yang ada di genggamannya jatuh begitu saja, seiring dengan tubuhnya yang melemas.
"Ai First!" Pekik Ja.
Dengan sigapan Ja menahan tubuh First agar tidak jatuh ke tanah, berusaha menepuk pipi First beberapa kali untuk menyadarkannya.
"Kau kenapa? First, sadarlah! katakan padaku! jangan seperti ini!"
♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎
"Bagaimana dengan rekaman di hotel itu? apa kalian mendapatkannya?" Mew menanyai anak buahnya.
Dari sekian banyak anak buah tidak ada yang berani mendongakkan kepalanya, itu berarti tidak ada yang berhasil. Hingga, seorang anak buah yang biasanya selalu diremehkan datang menghadap Suppasit.
Pria ini menyerahkan flashdisk kepada Mew tanpa ragu. "Ini dia tuan. Saya juga mendapatkan beberapa foto dan barang bukti penyiksaan."
Mew terkejut, menatap lamat orang di depannya sebelum menerima barang tersebut. "Kau, mendpatkan semua ini sendiri? wow kerja bagus!"
"Kalau begitu saya permisi, nona Gulf meminta saya mengantarkan susu." Pamitnya sopan, pria ini menunduk hormat kepada Mew lantas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With You | Jafirst [END]
FanfictionBertemu pujaan hati setelah sekian lama berpisah. Bukankah seharusnya saling menuangkan rasa rindu? Namun, apa yang terjadi pada pemuda manis bernama First ini jauh dari hal itu. Sang tunangan, Ja seakan tak memperdulikan dirinya semenjak kepulangan...