"Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini,
kita menari dalam rindu yang indah.."♫︎ 𝖽𝖾𝗇𝗍𝗂𝗇𝗀 - 𝖬𝖾𝗅𝗅𝗒 𝖦𝗈𝖾𝗌𝗅𝖺𝗐 ♫︎
♥︎ 𝐋𝗈𝗏𝖾 𝐖𝗂𝗍𝗁 𝐘𝗈𝗎 ♥︎
Malam yang semakin larut malah membuat keduanya semakin bersemangat untuk bercerita tentang segudang rindu dan juga apa-apa yang ada didalam hati masing-masing.
Mendekatkan kembali dua orang asing, dalam satu lingkup perasaan kasih. Yang tanpa mereka sadari, perlahan benih-benih cinta tumbuh, memenuhi jiwa-jiwa terluka yang baru saja sembuh.
Baik dari masalalu maupun dimasa kini, baik yang masih menjadi misteri atau berwujud teka-teki. Kita tidak ada yang tahu pasti, sebab yang berlalu tak akan pernah kembali lagi.
Ja masih terdiam ditengah bunyi rintik hujan yang membasahi sebagian pelataran rumah sakit. Menatap lekat lelaki disampingnya, seakan dia tidak akan pernah membiarkannya pergi kemanapun, dan ingin agar terus disini bersamanya.
"Kau sempat menanam kaktus ini, itu artinya kau sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari, kan?" First tidak menatap orang yang ditanyainya.
Ja mengangguk, "tentu saja, karena ini hari spesial orang yang aku cintai, jadi bagaimana bisa aku lupa." Jawabnya.
"Hm? orang yang kau cintai? aku? omongan buaya biasanya sulit untuk dipercaya." First menahan tawanya saat melihat ekspresi Ja.
"Kau bilang aku buaya? aku beruang!! Rawrr"
Lelaki ini tertawa, hingga matanya menyipit. "Lah, bukannya 'rawrr' itu bunyi dinokadal ya?"
"Hei First!" Ja mulai menggelitik perut First, hingga sang empu berguling-guling kesana kemari. Tertawa lepas tanpa henti.
"Ah ah, aduh, iya, iya ampun.."
Ja terlihat menunjukkan raut puas, tanpa embel-embel kasihan kepada First. Sekarang sepertinya lelaki disampingnya ini mengalami kram perut karena tertawa begitu lama.
"Perutnya kenapa?"
"Ada bayinya, tanggung jawab mas!!" Tukas First bergurau.
"Kebanyakan nonton sinetron Indonesia, makanya jadi ikut-ikutan."
First tertawa songong, tanpa tau apa yang dipikirkan Ja jika sudah membicarakan tentang bayi. Ja sangat menyukai anak kecil terlebih yang lucu-lucu seperti First.
Sebuah ide tiba-tiba muncul dikepala Ja, sekilas smirk yang terlihat menunjukkan tanda akan adanya kecurangan lain dibalik rencana jahat yang dia buat.
"First."
"Hm?"
"Mau melihat series baru? ini tentang mafia. Kau tahu? pemerannya tampan, bahkan lebih tampan dariku."
First menatap Ja berbinar, "sungguh? aku ikut, judulnya apa?"
"Tapi, apa Pho sudah pulang?" Tanya Ja memastikan.
"Hm, Pho sudah pulang beberapa menit lalu. Hanya ada aku yang menjagamu disini."
'Sip' hati Ja senang bukan main.
"Sembari menonton aku punya hadiah lain untukmu." Mata pria ini berkedip beberapa kali, diikuti senyum meminta sesuatu.
"Ada hadiah yang lain?"
"Banyak, eh. Iya sangat banyak, apalagi jika aku sudah keluar dari rumah sakit."
Lelaki ini tersenyum ceria, bertepuk tangan lirih untuk menunjukkan bahwa ia sedang bahagia. Karena tidak sabar, First menarik Ja masuk ke ruang miliknya, yang mana itu vvip.
"Kita menonton dimana? tv? atau tablet?"
"Ingin dimana?"
"Tv saja, lebih besar."
"Cari saja judulnya KinnPorsche, ver. uncut ada di iqiyi jangan khawatir kita sudah member vip." (Author promosi🌋😭)
First mengangguk, segera mengambil alih remote dan melakukan apa yang Ja perintahkan. Sedang pria tinggi itu berjalan kearah pintu, jarinya menekan beberapa angka.
Verification succses, tit.
Dari jauh Ja melihat First sudah lebih dulu menonton trailer series tersebut, lelaki itu terlihat meikmatinya. Wajahnya seperti gemas akan sesuatu, tapi disini yang jelas Ja yang gemas.
"Kau tidak menungguku?"
"Tidak, untuk apa menunggumu?"
Grep
Karena First menonton dengan posisi tengkurap, maka memudahkan Ja untuk mengukungnya. Seperti sekarang, First tidak tahu bahwa pria diatasnya sudah telanjang.
Namun, yang membuatnya diam mematung adalah benda keras yang berada tepat diatas pantatnya. Bergerak kesana kemari, dan memang di sengaja oleh sang pemilik yang kini sudah menjilati telinganya.
"J-ja? aku.. bercanda, sungguh."
Tak ada balasan, hembusan nafas memburu terdengar jelas di telinganya. First semakin merinding saat melihat sebuah borgol yang diayunkan Ja didepan wajahnya.
"Jangan bilang ini hadiah lain yang kau maksud? kalau begini, namanya hadiahmu bukan hadiahku." Ungkapnya dengan suara bergetar, kala borgol itu di pasang apik di kedua tangan mulusnya.
Ja berbisik, "sebenarnya, hadiah kita berdua." Kemudian membalik tubuh di bawahnya dengan mudah.
"Play with me baby?"
First tersenyum menantang, "why no, dady."
Kaos yang di kenakannya terlepas tidak lebih dari tiga detik, menampilkan keindahan tubuh seorang First chalongrat secara jelas saat Ja juga melepas kulot berwarna biru muda yang menjadi setelan kaos tadi.
"Aku terlalu berlebihan?" Tanya Ja, dia menghentikan kegiatannya.
First menggeleng, "tidak, ini tidak berlebihan. Selama anda menyukainya, saya akan menyukainya. Selama anda menikmatinya, saya juga menikmatinya, tuan."
"Manis, aku mencintaimu." Kedua tangan yang terborgol itu diikat keatas sandaran tempat tidur.
Lumatan-lumatan kecil perlahan turun sampai pada niple First, Ja menyedotnya kuat, seolah dia adalah anak kecil yang sedang kehausan.
"Lak-kukan apapun sesukamu, asal kau tidak boleh terlalu lelah. Ingat Ja, kau baru selesai dioperasi."
Jleb
"UGH, ini terlalu cep--
J-jaa ah, emh.."
Tv itu dimatikan, berharap agar suara First lebih jelas terdengar. Ja nampak begitu tenang, karena ruangan ini kedap suara, tidak ada yang perlu di khawatirkan.
TBC
26/04/2k22
831 kata.
Untuk kamu yang udah baca, tolong komennya ya? disarankan habis buka sih sebenernya, tapi ya gak pa-pa. Terserah..
🌚🌚🌈-salam hot dari dipa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With You | Jafirst [END]
Hayran KurguBertemu pujaan hati setelah sekian lama berpisah. Bukankah seharusnya saling menuangkan rasa rindu? Namun, apa yang terjadi pada pemuda manis bernama First ini jauh dari hal itu. Sang tunangan, Ja seakan tak memperdulikan dirinya semenjak kepulangan...