Sekarang Nazam dan Hazril sudah sampai di kediaman Nazam, Yuna dan Satya tentu sudah menunggu di depan dengan raut wajah cemas.
Yuna sendiri sudah menangis, namun. Setelah melihat siapa yang keluar bersama Nazam, Yuna tersenyum kecil. "Alhamdulillah, kamu mau pulang kesini zril, bunda seneng"
Ya.. itulah yang dia katakan di dalam hatinya.
"Assalamualaikum"
Nazam mengucap salam, Yuna membalas dengan senyuman, "waalaikumsalam, Nazam, kamu pasti capek. Sekarang mending masuk kamar ya? Bunda pengen ngomong sama Azril"
Hazril sendiri mendongak, tetapi seperdetik kemudian dia memalingkan wajahnya, Hazril enggan menatap sang ibu, dia selalu ingin menangis jika menatap wajah ibunya.
"Sa-sayang, sini nak"
Yuna memanggil Hazril dengan gugup, dia takut anaknya akan menolak. "Ada apa ya?" Tanya Hazril dengan wajah datar.
Meskipun begitu, Yuna tetap tersenyum, setidaknya Hazril masih mau bicara dengannya. "Gak, bunda cuma mau ngomong. Makasih, makasih udah mau pulang ke rumah ini nak, meskipun kamu masih marah sama bunda. Tapi bunda sadar itu memang salah bunda"
"Bunda mengerti, bunda dan ayah sangat jahat kan? Meninggalkan Azril disini, dan membiarkan Azril di siksa bahkan oleh orang yang bukan ayah azril. Tapi bunda bisa apa nak? Kondisi Nazam dulu sangat fatal... Karena jika bunda tidak membawanya dia... Dia... Hiks, dia bisa tiada sayang."
Mata Hazril mulai berkaca kaca, dia sebenarnya sudah memaafkan sang bunda. Namun bibirnya kelu hanya untuk sekedar memanggil sebutan bunda.
"Kalau kamu emang benci sama bunda, bunda terima. Tapi tolong... Tetep ada di samping adik kembarmu ya sayang? Dia... Dia sekarang udah tau kalau kamu adalah kakak kembarnya, jadi bunda mohon temani dia... Sayangi dia."
Tes
Runtuh sudah pertahanan Hazril, air mata yang dia tahan sedari tadi, akhirnya turun, sekarang dia tidak ingin egois lagi, yang terpenting dia harus memeluk bundanya itu.
Grep
"Hiks, bu-bunda.. maafin Azril, hiks, Azril gak benci sama ayah, bunda, Azril atau kak Jef, Azril cuma marah sama bunda. Kenapa bunda tinggalin Azril? Di saat Azril juga butuh bunda... Hiks, tapi sekarang Azril ngerti, a-azam lebih butuh bunda dibanding Azril. Hiks, bunda... "
"Akhirnya, ya ampun gue harus kasih tau ka Jef ini, yepiii"
Itu Nazam yang mengintip di kaca kamarnya, dia memang anak yang selalu penasaran akan semuanya.
ーーTwinsーー
"AZAMM!!!"
Bruk
"Aduh, Reon. Sakit ih, Lo mah!!" Seru Nazam saat Reon menubruknya. "Lo kenapa sih? Kek nya badmood banget?"
Nazam tersenyum kecil, "gue gak badmood kok, cuma lagi lemes aja. Mungkin faktor belum makan?"
Reon mendatarkan pandangannya, "ya kenapa Lo gak makan bego? Sekarang lemes kan?" Nazam mendelik, "Lo mah temen lemes bukannya di semangatin kek atau apa kek? Ini malah di marahin. "
Nazam mendengus. Lalu dia melihat handphone nya. Loh? Ada Hazril yang mengechat nya, dia harus membalasnya sebelum anak beruang itu kesal.
Hazril
Zam, Lo masih di gerbang?
P
P
Halo zammm
AZAMMMMMe
Masih Azril sayang, udah Lo jangan khawatir berlebihan deh
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Twins : Haechan dan Jaemin
Teen Fiction❝Gue seneng bisa jadi saudara kembar lo zam.❞ bagaimana menceritakannya ya? Hazril dan Nazam adalah anak kembar yang harus menghadapi kejamnya dunia. Mereka terpisah dan kemudian bertemu namun harus berpisah kembali? Kenapa? /_________^T W I N S^___...