"ini kan ya ruangannya" Gumam Nazam saat sampai di ruangan Hazril
Cklek
"Buuu udah Azril bilang kalau Azril pingin senーa-azam?"
Nazam mematung saat melihat lebam di seluruh wajah Hazril, "Hazril?? Lo, l-lo kenapa?" Tanya nya.
Hazril bingung sekarang. Tidak mungkin dia memberi tahu Nazam jika dia disiksa ayahnya, dia tidak mau ayahnya di cap sebagai orang jahat. Meskipun ayahnya sendiri yang jahat padanya
"Gu-gue... Gue.... Gue cuma jatuh kok hehe" Nazam memicingkan matanya, dia tidak percaya bahwa Hazril hanya terjatuh. Tidak mungkin jika hanya terjatuh kalian mendapatkan lebam dan di rawat di rumah sakit, kecuali jika dia mengidap penyakit yang sama sepertinya.... Ya itu hemofilia.
"Gue gak percaya. Mana ada orang jatuh sampe lebam terus dirawat di rumah sakit" ucapnya
"Serius na... Gue beneran cuma jatuh kok, eh btw kok Lo bisa tau gue disini?" Hazril mencoba mengalihkan pembicaraan
Nazam tampak berpikir, "gue... Cuma dapet feeling kalo Lo ada disini"
Ah syukur deh gue berhasil alihin pembicaraan, tapi... Feeling?? Kok bisa feeling nya bener??
Sekarang ke duanya sama sama terdiam hingga saat keduanya saling membuka pembicaraan.
"Gimana keadaan Lo sekarang??" Ucap mereka berbarengan. Mereka terkejut? Tentu saja
"Ehe Lo dulu aja deh" Suruh Hazril pada Nazam, Nazam menggeleng. "Enggak Lo aja dulu yang ngomong"
"Ok ok, gue dulu. Keadaan Lo gimana sekarang?" Tanya Hazril, Nazam menjawab dengan gerakan tangan jempol yang menunjukan 'baik'
"Lo sendiri?" Tanya Nazam balik. Hazril pun membalas dengan gerakan tangan jempol yang membuat keduanya sama sama tertawa
"Hahahahah, random banget kita" gumam Hazril tanpa sadar. Nazam mengangguk, "iya ya hal sekecil itu aja ketawa nya udah kek orang kesurupan"
Hazril mendatarkan pandangannya. "Itu mah Lo aja kali"
Nazam terkekeh kecil. Kemudian menatap Hazril, "mau ketaman?" Tanya nya. Hazril menatap Nazam antusias, "ayokkk"
Nazam tersenyum gemas. "Ihhh lucuuu" Hazril juga tak kalah gemas pada Nazam dia mencubit pipi chubby Nazam. "Lo lebih lucu"
"Ah... Seneng banget liat kalian berdua" gumam seseorang di luar sana yang melihat kedekatan keduanya.
ーーTwinsーー
"Zam. Cita cita Lo jadi apa?" Tanya Hazril pada Nazam, mereka kini sedang duduk di kursi taman belakang rumah sakit.
"Gue? Gue... Pengen jadi dokter" jawab Nazam, Hazril menatap Nazam dengan tatapan yang sulit di artikan
"Kenapa... Jadi dokter??" Tanya Hazril, Nazam terssenyum kemudian mengambil tangan Hazril, "biar bisa nyembuhin banyak orang. Biar orang gak ngerasain penderitaan yang gue alamin."
Hazril tertegun, hatinya mencelos mendengar ucapan Nazam, "hati Lo... Terbuat dari apa sih zam?"
Nazam terkekeh geli, "ya dari organ lah. Apalagi?"
Hazril mendengus, "bukan itu Azam!!! Ih gemes pen di banting ke Afrika deh"
Nazam semakin tertawa, "Lo lucu kalo lagi kayak gini zril haha" Hazril ikut tertawa melihat Nazam tertawa. Hangat sekali rasanya
"AZAMM!!!" teriak ayah Nazam. Nazam menoleh kemudian tersenyum ke arah ayahnya dan kemudian mengangguk
Nazam menoleh pada Hazril, "zril Lo bisa keruangan Lo sendiri kan? Gue pulang ke ruangan gue dulu ya. Oh ini dari gue gelang persahabatan kita mulai sekarang"
Hazril menatap gelang itu, kemudian tersenyum pada Nazam. "Makasih, gue bakalan jaga gelang ini. Yaudah gih ayah Lo udah nungguin"
Nazam mengangguk lalu melambaikan tangan pada Hazril, "byee Hazrilll nanti main lagiii"
Hazril ikut melambai lalu tersenyum. "Ibu, aku... Senang sekali dekat dengannya, apakah tandanya aku gay?? Eh ya ampun Azril Lo jadi ketularan emak Lo kan maksudnya nyaman sebagai sahabat"
Ah ibunya membuat hazril seperti orang gila saja haha.
To be Continue•••>
(Tbc)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Twins : Haechan dan Jaemin
Fiksi Remaja❝Gue seneng bisa jadi saudara kembar lo zam.❞ bagaimana menceritakannya ya? Hazril dan Nazam adalah anak kembar yang harus menghadapi kejamnya dunia. Mereka terpisah dan kemudian bertemu namun harus berpisah kembali? Kenapa? /_________^T W I N S^___...