ICHA

34 27 7
                                    

Muak, namun selalu terlihat.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote🌹

Aca sangat benci sekolah, karena setiap menit selalu melihat Deon dan Icha bersama-sama.

'Sakit banget saat liat lu bersama orang lain tu' Ucap Aca dalam hati.

"Udah jangan diliatin terus, makan tu bakso lu nanti keburu masuk mubazir ga kemakan" Ucap Izma seraya menunjuk semangkuk bakso.

Aca hanya tersenyum, dan segera memakan baksonya. Tapi, dilain meja....

"Deon suapin" Rengek Icha dengan nada manja.

"Lu punya tangan? makan sendiri!" Tegas Deon pada Icha dan berlalu meninggalkan Icha.

"Hahaha, mampus lu ditinggalin kan, makanya jangan sok gatel jadi cewe" Teriak Kenzi pada Icha, spontan Icha menghampiri Kenzi dkk yang sedang duduk.

Byurrr......

Icha menumpahkan segelas minuman dibaju Kenzi, Kenzi yang tidak terima pun melawan.

"Maksud lu apa nenek lampir sialan." Murka Kenzi.

"Gimana? enak?!" Ucap Icha dengan sedikit ditekan.

"Tch, kaya doang gatau sopan santun lu?!" Aca yang melihatnya pun mulai geram "Pergi lu dari hadapan gue" Tegas Aca dan Icha pergi dengan raut muka yang sangat kesal.

***

Sepulang sekolah Aca tidak bareng dengan sahabatnya, karena hari ini dia ada jadwal piket yang mengharuskan dirinya pulang terlambat, di jalan menuju gerbang Aca dihampiri Icha dkk.

"Anak sok jago sendirian aja ni" Ucap Lieva salah satu teman Icha.

"Mau ngapain lu pada" Ucap Aca dengan raut muka tidak peduli.

Plak.....

Satu tamparan mendarat di pipi Aca. "Lu kan yang mempermalukan gue di kantin tadi" Ucap Icha.

"Mau ngadu pisik tapi kroyokan? hah! lemah!" Ucap Aca seraya memegangi pipinya yang barusan ditampar Icha.

"Bacot!" ucap Keyra.

Icha dkk segera membawa Aca ke gudang sekolah.

"Ngapain lu" Ucap Aca, "Lepasin gue" Tegas Aca yang masih mencoba melepaskan diri.

"Brisik lu anj***" Ucap Lieva seraya menarik rambut Aca.

"Ahhh, sialan. Jalang!" Ucap Aca kesal.

Sesampainya didepan pintu gudang Icha segera membuka pintu dan memasukan Aca kedalam gudang.

Hahahaha....
Byebye Clara.....

Ucap Icha dkk sebelum mengunci pintu gudang.

"Bukain pintunya! Lieva!" Aca berteriak memanggil Lieva karena Aca hanya mengenali Lieva.

Aca merogoh saku mencari keberadaan ponselnya namun ternyata ponselnya mati, Aca hanya bisa pasrah.

"Kenapa hari ini gue sial banget si" Ucapnya seraya mengacak rambutnya.

"Siapapun yang diluar, bukain pintunya woy" Teriak Aca tidak putus asa, berharap ada orang lewat depan gudang.

Hari mulai gelap, dan hampir semua siswa yang mengikuta ekstrakulikuler pulang, namun belum ada satu orangpun yang lewat depan gudang karena posisi gudang tidak banyak dilalu lalangi oleh siswa-siswa.

"Anjir tikus, hus....hus" ucap Aca kaget dan mengangkat kakinya.

"Tolong.... Siapapun yang diluar bukain pintunya" Teriak Aca kembali

"Heh? lu kekunci di hudang? lu baik-baik aja kan? bentar gue cari kuncinya dulu" ucap seorang lelaki.

"Suara itu?! Ghibran? ini gue Clara" teriak Aca seraya menggedor pintu.

"Clara?!" Ghibran yang tau bahwa itu Aca segera mendobrak dan memberi aba-aba agar Aca mundur.

Setelah beberapa kali Ghibran mencoba mendobrak pintu akhirnya untuk yang kesekian kalinya Ghibran berhasil membukanya.

"Ra lu gapapa kan" sontak Ghibran memeluk Aca dan Aca pun membalas pelukannya.

"Gua gapapa ko" Ucap Aca dengan segurat senyum yang terukir diwajahnya.

"Bibir lu berdarah, siapa yang lakuin ini ke lu" Tanya Ghibran dengan nada yang sedikit menahan amarahnya.

"Bukan siapa-siapa, cuma jalang yang iseng do-" belum sempat Aca melanjutkan perkataannya, tubuh Aca sudah ambruk.

"Ra... hey, Ra" ucap Ghibran seraya mengelus rambutnya, dengan cepat Ghibran membawa Aca ke mobil.

.
.
.
.
.
The power of Ghibran
Absurd ga ni?
Salam sayang dari Author🌹

Aku & kisah yang tak kunjung usaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang