Yang aku harapkan ternyata hanya sebuah angan-angan saja.
Sesampainya di rumah sakit Aca langsung dibawa ke UGD, setelah lumayan lama Ghibran menunggu akhirnya Dokterpun keluar dari UGD.
"Dok gimana keadaan Clara" tanya Ghibran khawatir.
"Apakah anda pihak keluarganya?" tanya dokter itu.
"Saya temannya, kebetulan ponsel beliau mati jadi saya tidak bisa menghubungi keluarganya" jelas Ghibran.
"Oh baiklah, Saudari Clara baik-baik saja hanya memar ringan pada bagian ujung bibirnya dan beliau boleh langsung pulang setelah sadar" tutur dokter tersebut pada Ghibran.
Setelah Ghibran berbicara dengan dokter, ia segera memasuki UGD untuk melihat kondisi Aca.
Ghibran memberanikan diri untuk menggenggam tangan Aca..
"Ra bangun hey" ucapnya lirih seraya mengelus punggung telapak tangan Aca.
***
Tidak lama kemudian Aca mulai membuka matanya, dan mendapati Ghibran yang tertidur disampingnya dengan terus menggenggam tangan Aca.
Aca hanya membiarkannya, dia mencoba mencerna apa yang terjadi sore tadi. Namun pergerakan Aca membuat Ghibran terbangun.
"So-sorry ya lu jadi kebangun" ucap Aca pada Ghibran.
"Lu gapapa kan Ra? Kepala lu masih sakit?" tanya Ghibran khawatir.
"Gue gapapa ko, kepala sih lumayan masih agak sakit" "Oh iya panggil gue Aca aja" lanjutnya seraya tersenyum.
"Hm oke" ucap Ghibran membalas senyum Aca.
"Gue anterin lu pulang ya" tutur Ghibran yang dihadiahi anggukan oleh Aca.
***
Didalam mobil Aca mencoba memejamkan matanya karena kepalanya masih saja pusing.
"Ca gu-gue boleh minta nomer lu?" tanya Ghibran sedikit gugup.
"Hm?! boleh kok sini ponsel lu" Aca mengulurkan tangannya meminta ponsel Ghibran.
"Nih udah" Aca mengembalikan ponsel Ghibran seraya nyengir kuda.
Ghibran tidak menanggapinya karena sedang fokus menyetir, 35menit kemudian mobil Ghibran sudah memasuki perkarangan rumah Aca.
"Mampir dulu yu, sekalian makan malam" tawar Aca pada Ghibran.
"Lain kali aja ya, lu juga kan harus istirahat" tuturnya.
"Hm yaudah deh, lain kali main kerumah ya gue punya tontonan seru" ucap Aca seraya nyengir kuda.
"Bye!" Ucap Ghibran seraya memarkirkan mobilnya, dari kaca spion Ghibran melihat Aca melambaykan tangannya.
Tok....tok....tok....
"Ca kamu kok pu-, kamu kenapa sayang?" mata Zia terbelalak saat melihat ujung bibir Aca diperban.
"Gapapa ma, Aca capek Aca kekamar dulu ya" Ucap Aca seraya meninggalkan Zia, mata Zia berkaca-kaca karena anak gadis sematawayang nya pulang dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.***
Paginya Zia tidak banya berbicara, bukan dia tidak peduli namun Zia memberi waktu agar anaknya mau bercerita sendiri, dan setelah sarapan Zia segera berangkay sekolah tidak lupa untuk mencium pipi dan tangan Ibunya.
Setibanya didepan gerbang rumah, Aca melihat satu mobil yang terparkir tepat didepan gerbangnya.
"Ghibran?" Aca mendapati Ghibran dibalik kaca mobil.
"Ayo masuk, nanti kesiangan" ucapnya, Aca hanya menurutinya untuk masuk kedalam mobil.
Didalam mobil pipi Aca merona, karena tiba-tiba saja Ghibran menjemputnya padahak ia tak memintanya.
"Memarnya udah baikan?" tanya Ghibran mencairkan suasana.
"Ha?! mmm, udah kok" jawab Aca.
Setelah percakapan singkat itu Ghibran kembali fokus menyetir.
Setibanya disekolah Aca diantarkan ke kelas oleh Ghibran."Ca dianterin siapa lu?" tegur Kenzi yang kebetulan bertemu Aca di koridor.
"Ca gue duluan ya" seling Ghibran.
"Kan belum sampe kelas" tutur Kenzi seraya melirik Aca, Aca hanya menyenggol siku Kenzi.
"Iya gapapa kok, makasih ya" ucap Aca pada Ghibran.
"Sape dah Ca" tanya Kenzi penasaran.
"Pengen tau aja lu" ucap Aca lalu pergi mendahului Kenzi.
Saat diparkiran Deon melihat Aca yang keluar dari mobil dengan seorang lelakipun berdecih seakan tidak ingin Aca diantarkan oleh siapapun.
Namun Deon tidak menunjukan raut muka kesal, dan hanya berlalu dan diikuti oleh Icha, Deon kesal karena dibuntuti Icha namun dia tidak punya pilihan lain selain membiarkannya.
Saat melewati kelas Aca, Deon melihat Aca dkk sedang mengobrol ria didepan kelas namun ntah kenapa Aca mengabaikannya padahal selama ini yang selalu mengejar Deon adalah Aca.
Sedangkan Icha dengan sengaja menggandeng tangan Deon didepan Aca, tapi Aca dengan sengaja mengabaikannya.
'Awas aja lu' ucap Icha dalam hati kesal.
.
.
.
.
.
Team Icha&Deon atau Aca&Ghibran
Penasaran kenapa Deon harus sama Icha?
Gimana Absurd ga?
Salam sayang dari Author🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & kisah yang tak kunjung usai
Teen FictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja di salah satu stasiun kereta yang sangat terkenal di Surabaya. Clara sedang terburu-buru karena kereta yang akan ia tumpangi sebentar lagi berangkat, hingga akhirnya dia menambrak seseorang yang ter...