Sudah 2 minggu berlalu keadaan Alora masih tetap sama ia masih terpuruk. Alora tidak ingin menginginkan bayinya. Alora bahkan kehilangan nafsu makannya. Jane dan Karen tidak tahu harus berbuat apa untuk menyenangkan Alora saja sangat susah biasanya jika Jane membawakan sesuatu Alora pasti sangat senang namun keadaan Alora sekarang berbeda.
Setiap pulang bekerja Jane selalu membawakan sesuatu untuk Alora bahkan setiap hari Jane selalu memasak atau memesankan makanan untuk Alora namun Alora tidak memkannya.
Setiap hari Alora menangis dan selalu menyalahkan dirinya sendiri mengapa ia sangat bodoh. Terlebih lagi ia sangat takut jika kedua orang tuanya akan mengetahui hal ini Alora tidak mau mengecewakan Danny dan Gina.
Alora tidak siap jika memiliki seorang anak meningat karir dan impiannya belum tercapai penuh. Alora berfikir bahwa ia belum pantas menjadi seorang ibu.
Pada saat siang hari ketika Jane menjengkuk Alora betapa terkejutnya ia melihat Alora terbaring di lantai dengan darah. Jane panik. Jane langsung membawanya menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Alora langsung di tangani oleh dokter. Jane takut jika terjadi apa apa dengan Alora dengan bayinya. Jane berfikir tidak mungkin harus menyembunyikan ini semua. Jane tidak bisa 24 jam menemi Alora setiap hari karena Jane memiliki kesibukannya sendiri bahkan perusahaan Wilson Jung jang dipimpin Alora diurusi oleh Jane.
Lalu jane mengambil ponselnya menghubungi william.
"Will, Are you busy?"
"What's wrong?"
"Alora.... Dia di rumah sakit"
"Kirimkan alamat rumah sakitnya"
Mendengar itu William langsung bergegas menuju rumah sakit. William khawatir dengan keadaan Alora. Tidak biasanya bahkan tidak pernah Alora masuk rumah sakit ini pertama kalinya setelah 17 tahun alora masuk rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, William langsung menemui Jane.
"Jane, What happened?"
"Will tenang aku akan menjelaskan semuanya tapi jangan hakimi Alora setelah ini"
William menatap Jane yang menisyaratkan apa yang sebenarnya terjadi dan kemudian Jane langsung menjelaskan semuanya kepada William. Mendengar itu William shock atas apa yang terjadi pada Alora. Ia merasa telah gagal menjaga Alora karena ia terlalau sibuk dengan pekerjaannya hingga lupa dengan keadaan adik satu satunya.
Tak lama kemudian dokter keluar dan menjelaskan kepada William dan Jane.
"Alora hanya kurang asupan. Tolong pola makannya dijaga. Dan untuk sekarang..... janin nya melemah"
"Baik dok terimakasih" ucap Jane
Dokter meninggalkan William dan Jane. William merasa sakit setelah mendengar itu. Ia langsung ke ruangan melihat keadaan Alora dan disususl oleh Jane. Ketika William masuk ternyata Alora sudah siuman. Melihat William, Alora langsung menangis dan langsung di peluk oleh William.
"It's okay i'm here"
Alora menangis histeris di pelukan William. Setelah menangis cukup lama Alora tertidur. Melihat Alora tertidur William mengusap usap kepala Alora ia mengerti dengan kondisi Adiknya.
"Perusahaan Alora apa kau yang urus?"
"Iya"
"Thanks"
"Kau boleh pulang. Looks like you're tired"
"Hmm kalau begitu aku akan pulang"
Jane langsung pergi meninggalkan rumah sakit. Jane baru lega karena ada yang mejaga Alora ketika ia tidak ada di sanpingnya.
Hal yang selalu Jane takutkan adalah Alora menggugurkan bayinya karena Alora tidak mengiginkan kehadirannya. Walaupun Alora bersalah tapi bayi yang dikandungnya tidak bersalah. Seburuk buruknya Jane ia masih memiliki hati nurani.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Melody
FanfictionMy name is Alora Gabrielle Wilson Jung kehidupanku berubah setelah sahabatku Jane mengajakku ke Bar