"Hai Let" Sapa seseorang dari ketiga gadis yang sedang berjalan mendekati dirinya yang sedang membaca buku di taman sekolah.
Pandangan Letta beralih dari bukunya pada ketiga gadis itu, dari ingatan yang didapatkan Letta, ketiga gadis ini adalah sahabat dari mendiang Letta yang kini telah meninggal.
Celyvia Lullaby Greisy, Zelena Alfeneta Leander dan Liora Joulis Andriana.
Yang baru saja menyapa Letta adalah Zelena atau sapa saja Elen. Dari para murid yang bersekolah di sekolah itu, sepertinya hanya mereka bertiga yang tetap bersama dan percaya dengan dirinya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ketiga sahabatnya itu memang lah tergolong boros dan begitu royal, namun mereka melakukan itu karna mereka memang mampu untuk melakukannya.
Cely (baca Seli), Elen dan Yora memang pada dasarnya tidak ada yang menyukai Caca, dan ketika mengetahui bahwa Letta pun tak menyukai Caca. Ketiga gadis itu pun memutuskan untuk berteman dengan Letta, sebab pemikiran mereka mengenai Caca pun ternyata sama.
"Lo kok tumben gak ke kantin? Biasanya jam segini lo udah bully si ratu caper loh. Terus tadi di kelas kok lo diem aja sih pas Abang nya Elen dateng, biasanya lo kan bakal nempel tuh sama dia" Celetuk Yora.
Kedua gadis lainnya mengangguk membenarkan celetukan Yora. Sedangkan Letta sendiri hanya menatap mereka dengan senyum manisnya.
"Gakpapa sih, gue bosen aja ngejar Abangnya Elen, jujur yah mungkin dulu gue bisa sesabar itu buat ngejar dia bahkan gue gak tau kenapa gue lakuin itu. Tapi perlahan gue capek, gue mulai capek ngejar sesuatu yang udah jelas gak bisa gue gapai" Balas Letta.
"Emang gue pernah berharap bisa jadi kakak iparnya Elen dulu, tapi gue harus bisa lupain harapan itu, karna yang bakal jadi kakak ipar nya Elen pasti si Caca. Dari tatapan mata Bang Arsen aja, dia tuh cinta banget sama Caca. Dan gak mungkin dia mau ninggalin Caca cuman demi gue kan?" Sambung Letta.
Cely, Elen dan Yora pun mengangguk mengerti, walau sebenarnya Elen tidak terima jika benar bahwa Caca akan menjadi Kakak iparnya. Caca itu rupanya bak malaikat, namun hatinya sekeji iblis.
Namun entah mengapa Abangnya itu tidak dapat melihat kenyataan bahwa dirinya hanya dimanfaatkan oleh Caca. Tak jarang di kediaman mereka, Arsen dan Elen bertengkar hanya karna sikap Arsen pada Letta, selaku sahabat Ellen sekaligus sahabat kecil Arsen.
"Ya bagus sih, lagian dari awal gue udah bilang kan, mending lo stop ngejar Arsen. Dia selalu nganggap lo sebagai sahabat, dia gak pernah berusaha buat ngeliat usaha lo buat dia. Dia selalu berusaha menutup matanya kan selama ini? Udah saatnya lo buat dia nyesel, walaupun dia Abang Elen sahabat gue. Tapi gue tetep gak suka kalau sahabat gue yang lainnya sakit cuman karna Abang dari sahabat gue lainnya juga" Ujar Cely.
"Bener kata Cely, walau Arsen Abang kandung gue satu-satuhya. Tapi gue juga pengen dia nyesel, seenggaknya dia harus ngerasain sakitnya gak dianggap persis waktu dia ngeabaiin perasaan Letta" Sambung Elen.
Elen menyayangi Arsen, bahkan ia ingin Abangnya itu mendapatkan yang terbaik. Namun Abangnya terlanjur jatuh pada kubangan lumpur, sehingga ia dan teman-temannya harus membantu Abangnya itu untuk meninggalkan kubangan lumpur kotor itu.
Mereka terus mengobrol tanpa menyadari bahwa seseorang sedang mendengarkan apa yang mereka bincangkan. Seseorang itu menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan dengan napas memburu dan kepalan pada tangannya ia berjalan meninggalkan taman itu.
♡♡♡
539 kata
06 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Not Letta
Fiksi UmumGrey gadis jutek namun juga ceria, gadis itu baru berusia 17 tahun, atau tepatnya kelas 12 SHS. Dengan parasnya yang cantik, ia mampu menarik perhatian orang-orang, ditambah dengan kondisi keluarganya yang hampir menyerempet sempurna. Tentu saja s...