Daddy's Deal (18+)

2.- DD

🌻Selamat Membaca🌻

William terlihat gusar sejak kepulangannya dari kantor Zackhary. Ia nampak tak berselera mengikuti acara makan malam yang disiapkan oleh Pevita, istrinya. Ya semenjak krisis ekonomi diperusahaannya, William sengaja pindah kerumah yang lebih kecil, tanpa maid dan bodyguard. Hal tersebut dilakukannya demi mengurangi pengeluaran dan mempertahankan sisa-sisa kejayaan perusahaannya.

"Apa ada masalah? Katamu Zackhary sudah setuju membantu kita suamiku. Lalu apa yang membuatmu gelisah?" Tanya Pevita disela-sela acara makan malam keluarga. Beruntung William memiliki istri seperti Pevita yang pengertian dan sederhana sehingga sedikit meringankan bebannya.

"Ya, dia sudah setuju dan aku sudah menerima cek darinya."

"Itu bagus. Lalu apa yang mengganggumu?"

"Dia mengatakan itu tidak gratis. Dia meminta untuk menikah dengan Raily."

"Jangan bercanda! Dia ingin imbalan menikah dengan putri kita? Dia sama saja membeli Raily dengan nominal uang! Pria itu benar-benar sudah gila! Apa dia pikir kira akan menjual putri kita pada pria tua sepertinya?" Histeris Pevita tak terima dengan permintaan Zackhary.

"Aku tak mengerti Pevita. Dia begitu licik dan memanfaatkan situasi. Kita tak punya pilihan kau tau? Banyak perusahaan kuhubungi dan semuanya menolak tawaranku dan hanya dia satu-satunya yang mau membantu kita."

"Lalu apa kau akan membiarkan dia menikahi Raily? Yang benar saja!" Pevita memijat pelipisnya yang terasa nyeri.

"Aku tak tau. Namun tidak ada pilihan lain Pevita. Hanya itu jalan satu-satunya."

"Dan kau akan mengorbankan Raily? Putri kita satu-satunya itu untuk menikahi pak tua macam Zackhary?"

William mengusap wajahnya kasar. Ia tak tau apa yang harus diperbuatnya disatu sisi ia tak ingin perusahaan turun-temurun keluarganya hancur, namun disisi lain dia tidak ingin mengorbankan kehidupan putrinya. Ini benar-benar sudah diluar kendalinya.

"Mom! Dad!"Suara Raily mengalihkan Pevita dan William dari fokus mereka. Gadis itu baru saja tiba dari kegiatan amal yang dilakukannya bersama teman-temannya. Semenjak keluarganya mengalami krisis, gadis itu menjadi sosok yang berbeda. Tak ada lagi Raily yang manja dan hidup dalam kemewahan. Malahan ahkir-ahkir ini ia aktif melakukan amal dan menyumbangkan barang-barang pribadi miliknya pada panti asuhan.

Raily menatap mommy dan daddynya bergantian. Gadis itu dengan jelas mendengar segala percakapan antara William dan Pevita. Gadis itu mengecup pipi kedua orangtuanya secara bergantian, lalu mengambil tempat untuk duduk dihadapan mereka.

"Daddy!" Raily bersuara menatap lekat William yang nampak pucat dan banyak pikiran. Raily sudah dewasa dan ia juga mengetahui keadaan orang tuanya sedang tidak baik-baik saja. Ia dengan berhati-hati bersuara setelah menarik satu tarikan nafas panjang.

"Aku bersedia menikah dengan Zackhary. Maaf kalau terdengar tidak sopan, aku tadi sedikit menguping pembicaraan Mommy dan Daddy."

"Apa kau bercanda Raily? Dia pria dewasa dan kau hanya remaja yang belum tau apapun. Bagaimana bisa kau setuju untuk menikah dengannya?" Pevita setengah berteriak menanggapi ucapan putrinya.

"Mom! Bukankah ini jalan satu-satunya? Aku sama sekali tidak keberatan bila harus menikah dengannya dan semua demi keluarga kita. Demi perusahaan dengan ratusan ribu karyawan didalamnya. Aku tidak sanggup lagi bila ada lebih banyak pekerja yang di phk."

Pevita terdiam mendengar penuturan putrinya. William yang sedaritadi terdiam kini mulai menumpahkan air matanya.

"Maafkan aku. Ini kesalahanku yang tidak becus menangani perusahaan. Maafkan aku Pevita! Raily aku sungguh minta maaf! Aku gagal!" William menangis sendu dalam pelukan Pevita yang juga ikut menangis.

"Mom! Dad! Percayalah aku akan baik-baik saja. Dad jangan menyalahkan dirimu sendiri! Daddy sama sekali tidak bersalah dalam hal ini, Daddy adalah sosok ayah terbaik bagiku. Aku minta maaf karena selama ini menjadi anak yang menyusahkan Mommy dan Daddy. Dan sekarang saatnya aku membalas jasa Mommy dan Daddy. Aku bersungguh-sungguh!" Ucap Raily berlinang air mata tak kuasa menahan tangisnya.

"Aku rasa mommy dan daddy butuh waktu untuk mempertimbangkan keputusanku. Aku kekamar dulu."

Raily segera pergi menuju kamarnya. Mengunci rapat pintu itu. Dan terduduk lemas. Ia menyandarkan kepalanya pada pintu. Kehidupannya telah berubah 180 derajat dan sekarang kenyataan begitu menyakitkan. Ia harus rela mengorbankan dirinya demi keberlangsungan perusahaan dan masa depan keluarganya.

Lanjut...