29.-DD

20.7K 490 11
                                    

🌻Selamat Membaca🌻

Kiara menatap netra biru laut William dari balik kaca lebar yang terpampang dihadapannya, pria itu sudah siuman dari koma namun ia masih terlihat sedikit lemah. Matanya seperti tengaj mencari sesuatu. Kiara menarik nafas panjang, sudah bertahun-tahun ia merasa menjadi orang asing bagi keluarganya sendiri, orangtuanya sendiri. Ia yang seharusnya hidup dalam gelimang kemewahan dan fasilitas milik orang tuanya, malah bergantung hidup pada orang lain. Namun tak pernah sekalipun Kiara membenci keluarganya, terlebih ibu kandungnya Pevita. Bahkan ia sama sekali tak membenci Vierre yang adalah Raily yang kini dikenal. Bagi Kiara menerima suratan takdir jauh lebih menenangkan baginya.

"Temui dia!" Kiara menoleh pada Travis, yang tiba-tiba berdiri disebelahnya. Pria itu menatap lurus kedepan dengan kedua tangan berada disaku celana. Kiara menggeleng, bulir bening menetes membasahi pipinya. Padahal sedari tadi Kiara berusaha menahannya, tapi ketika berada didekat Travis ia merasa dapat mrlampiaskan seluruh rasanya.

"Ck, berhentilah menyiksa dirimu. Temui dia dan jangan katakan apapun. Jika ia menanyakan tentang Raily katakan saja ia perlu beristirahat dalam kehamilannya sekarang." Kiara masih bergeming, ia mengusap kedua pipinya. Berusaha keras untuk tidak menjadi lemah dihadapan Travis.

"Sedikit saja Kiara turunkan egomu. Sekali ini saja" Travis berbalik memegang pundak  Kiara. "Aku tau kau merindukannya."

Kiara bergetar. Perlahan ia memasuki ruangan itu. Beberapa alat bantu terpasang ditubuh William sebagai penunjang kehidupannya. Ia nampak tak berdaya, bekas luka memar masih nampak. Hanya netra pria itu yang berfungsi dengan baik, melihat sekeliling sedaritadi. Hingga ia menyadari kehadiran Kiara. Ia sedang berusaha sedikit menarik garis senyuman menyambut wanita itu.

"A—pa pa—man merasa sudah lebih baik?" Tanya Kiara berusaha menahan suaranya yang bergetar.

William mengangguk kecil sebagai jawaban. Pria itu masih belum bisa berbicara dengan baik seperti sedia kala.

"Raily perlu beristirahat dalam kehamilannya yang sekarang. Ia akan segera menemuimu." Seperti merasa Kiara mengetahui isi hati William pria itupun mengodekan ucapan terima kasih lewat gerakan telunjuknya. Kiara sedikit senang karena William sudah mampu merespon dengan baik.

Travis yang melihat situasi dihadapannya, sedikit menarik sudut bibirnya. Travis sedikit banyak mengenal Kiara ahkir-ahkir ini, hal-hal kecil seperti ini pun mampu membahagiakan Kiara. Bahkan Travis memikirkan cara agar selalu membahagiakan Kiara.

"Drrttt...drttt...drtttt..." Getar ponsel dalam saku celananya membuyarkan pikiran Travis.  Kontak bernama Cecilia menghubunginya. Travis mengernyitkan dahi heran. Lagi-lagi ia berurusan dengan Zackhary dan wanita-wanitanya. Jika bukan karena uang dan bisnis ia tidak akan pernah mau membantu sepupunya itu.

"Halo?"

"Katakan pada sepupumu yang bodoh itu! Jika aku tidak akan membiarkan ia membodohiku lagi! Aku tidak akan segan-segan membuat segalanya sulit baginya! Tegaskan itu padanya!" Travis menjauhkan ponselnya dari telinganya, sedikit bernafas setelah mendengar ocehan Cecilia.

"Kau mengancam Cecilia? Kau melupakan siapa ayah dari anak yang kau kandung?" Hening. Tak ada jawaban.

"Jangan meremehkanku Cecilia aku bahkan bisa lima langkah didepanmu jika itu yang ingin kau ketahui. Berhati-hatilah!" Peringat Travis dan segera mematikan sambungan teleponnya sebelum Cecilia bersuara.

Lanjut...

TRAVIS

TRAVIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIARA

Daddy's Deal (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang