Sejak Melody Potter meninggalkan panti asuhan Wool's untuk bersekolah di Hogwarts dan kemudian memilih menghabiskan musim panas bersama keluarga kandungnya, Annabeth White selalu berpikir bahwa kemungkinan untuk bertemu dengan gadis itu lagi sangatlah kecil. Maka dari itu, meskipun terkadang masih merindukan gadis tersebut, Annabeth tidak pernah benar-benar berharap akan melihat Melody Potter lagi dalam hidupnya.
Hari-hari tanpa Melody di panti asuhan Wool's pun berlangsung biasa saja, rasanya seperti Melody telah pergi diadopsi oleh keluarga baru. Tidak ada yang benar-benar menanyakan ke mana anak itu pergi kecuali beberapa anak yang lebih muda dan memang menyukainya sebagai teman.
Namun di suatu hari yang terik pada musim panas, Annabeth yang kala itu tengah memperhatikan anak-anak kecil berusia empat sampai enam tahun bermain di halaman panti asuhan, langsung berdiri dari duduknya di atas karpet piknik ketika Brianna memberi tahunya bahwa Melody datang berkunjung.
Annabeth berjalan cepat ke halaman depan panti asuhan. Kedua matanya melebar saat ia melihat Melody berdiri di balik pagar panti asuhan dan tersenyum padanya sembari melambaikan tangan dengan ramah.
Rasanya seolah baru kemarin Melody yang kecil dan kurus pergi bersama seorang pria tinggi-besar bernama Hagrid, tapi sekarang ia terlihat berbeda. Gadis itu nampak sehat dan bahagia. Dia juga menjadi lebih tinggi dan berisi, memberitahu Annabeth bahwa Melody telah tumbuh dalam perawatan yang baik. Itu sangat melegakan.
Namun kemudian Annabeth sadar bahwa Melody tidak sendirian. Ada seorang pria di sampingnya. Pria itu memakai mantel yang sudah usang dan ada tambalan di mana-mana, wajahnya penuh luka, dan rambutnya telah beruban, padahal ia masih muda.
Annabeth mengenali pria itu, tentu saja. Masih sampai dua tahun lalu si pria selalu datang satu bulan sekali, memberi uang atau hadiah untuk dititipkan pada Melody tanpa absen. Ia baru berhenti saat tahu Melody akhirnya bersekolah di Hogwarts.
Itu adalah Remus Lupin, ayah baptis Melody. Rupanya sekarang mereka sudah bertemu dan bersama. Itu sangat melegakan.
"Annabeth!" Melody menyapa ketika Annabeth telah tiba di depan pagar panti asuhan.
"Melody!" Annabeth berkata dalam nada terkejut.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Annabeth bertanya sembari merogoh saku celemeknya untuk mengambil kunci pagar.
"Mengunjungimu," jawab Melody, kemudian sembari tersenyum ia menunjuk pria di sampingnya. "Aku datang bersama Remus, ayah baptisku... mungkin kalian saling mengenal?"
Annabeth memasukkan kunci ke lubang kunci pagar lalu selagi memutarnya, ia menoleh pada Remus Lupin. Pria itu tersenyum ramah padanya kemudian mengangguk sopan.
"Halo, Mrs White." Katanya. "Sudah lama tidak bertemu, saya harap Anda sehat."
"Senang berjumpa lagi dengan Anda, Mr Lupin," kata Annabeth, tersenyum tipis sembari menggeser pagar agar terbuka. "Saya sehat... Semoga Anda juga?"
Remus mengangguk, "saya juga, Mrs White. Terima kasih." Katanya.
"Masuklah," Annabeth menawarkan sembari menyisih. "Ayo ke ruang tamu, kita bisa mengobrol di sana."
Melody mengangguk, "oke." Katanya.
Melody dan Remus pun memasuki halaman panti asuhan lalu mengikuti Annabeth menuju bangunan panti. Anak-anak yang melihat itu segera berkerumun dan beberapa meneriaki nama Melody sembari berlari ke arahnya.
"Kami merindukanmu!" beberapa berseru begitu.
Melody yang ramah pun tersenyum dan menjawab, "aku juga!" tapi dengan terpaksa tidak bisa menerima ajakan mereka untuk bermain sebab Annabeth dan Remus telah menunggunya di undakan panti asuhan untuk pergi ke ruang tamu bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Goblet of Fire
FanfictionMenginjak tahun ketiganya di Hogwarts, Melody dan teman-teman dihadapkan dengan Turnamen Triwizard. Secara tak terduga, Harry yang belum menginjak usia 17 tahun pun terpilih menjadi peserta keempat dalam turnamen tersebut dan menyebabkan kegegeran. ...