Catatan: Saya ingin meminta maaf kepada seluruh penggemar Harry Potter yang membaca fanfic ini, karena di chapter ini saya mengganti peran Hermione dan Ron menjadi Melody pada sebuah adegan penting yang ada di novelnya. Saya sebenarnya ingin mempertahankan keduanya di adegan tersebut, tapi setelah dipikir-pikir lagi, saya ingin ada adegan lainnya di mana Harry dan Melody bicara serius tanpa Hermione dan Ron.
...
Salah satu hal terbaik yang terjadi setelah pelaksanaan tugas kedua adalah bahwa semua orang sangat ingin tahu secara rinci apa yang terjadi di dasar danau. Harry langsung saja menjadi pusat perhatian karena semua orang ingin tahu ceritanya.
Tentu saja ada juga yang bertanya kepada para sandera bagaimana rasanya di sandera di danau hitam, tetapi karena Melody sendiri tidak tahu bagaimana rasanya di bawah danau sana, ia tak bisa bercerita banyak. Maka dari itu Melody mengoper cerita kepada Ron tentang ia yang menyelamatkan Melody dan Gabrielle yang hampir tenggelam.
Operan ini membuat Ron mendapat perhatian juga. Pemuda itu dengan senang hati menceritakan pada siapa saja yang ingin mendengarkan mengenai penyelamatan heroik yang dilakukannya. Melody memperhatikan bahwa rangkaian penyelamatan ini semakin lama semakin berlebihan karena diubah-ubah, tetapi ia dan Harry sepakat untuk membiarkannya. Toh Ron memang menyelamatkan mereka.
"Sekarang dia mengatakan bahwa kau ditarik oleh monster air tak dikenal dan dia harus menendang monster itu dengan sekuat tenaga sebelum membiarkan Harry mendorongmu ke atas dan Ron menarik Gabrielle menjauh dari monster itu." Kata Daniel selagi mereka duduk-duduk di ruang rekreasi, bermain monopoli yang dikirimkan orangtua Chere dua hari lalu.
Melody tertawa sembari membaca kartu di tangannya—ia mendapat uang, "kedengarannya aku terus menerus hendak dibawa pergi oleh monster luar biasa selama tugas itu, huh?" katanya.
Baru kemarin Ron bercerita bahwa Melody ditarik Grindylow, dan kemarinnya lagi ia ditarik si cumi-cumi raksasa. Ini membuat Melody merasa ia mungkin saja populer di kalangan monster air.
"Bayangkan jika kau berhasil ditarik pergi," kata Ginny, mengocok dadu lalu melemparkannya ke atas papan permainan, "mungkin kau akan jadi putri di kerajaan monster."
Melody tertawa lagi, "siapa tahu ternyata ada pangeran monster tampan yang akan membuatku jatuh cinta dan memutuskan untuk menetap di danau hitam." Katanya.
"Itu akan jadi jalan cerita novel picisan yang bagus." Kata Chere.
Daniel nyengir geli, "kedengarannya klise." Katanya, dan teman-temannya pun tertawa.
"Kalau dia terus mengarang cerita begitu, bisa-bisa dia akan kena batunya," kata Pierre datar, "ah—oh, aku dapat uang, kukira aku kehilangan uang."
"Bisa tidak sih kau berhenti dapat kartu yang memberimu uang?!" tanya Ginny kesal.
Sudah empat kali Pierre mengambil kartu kesempatan, dan keempat-empatnya memberi ia uang. Selain itu dia juga punya banyak tanah dan rumah, sehingga teman-temannya sering menginjak lahannya dan terpaksa harus membayar pada pemuda itu. Sejauh ini Pierre adalah yang paling kaya di antara mereka.
"Kau kurang beruntung, Ginny." Kata Pierre sembari mengambil uang dari kotak uang di sisi kanannya—saking seringnya dia mendapat uang, kotak uang dipindahkan ke dekatnya.
"Menurutku Ron juga tahu batasan," kata Melody, tersenyum. "Aku yakin dia akan berhenti kalau orang-orang sudah bosan."
"Yah... oke." Kata Pierre, mengangguk.
Permainan pun berlanjut, dan sepuluh menit kemudian Melody bangkrut karena menginjak tanah paling mahal milik Pierre, sehingga ia pun akhirnya berhenti bermain dan berganti menjadi pegawai bank saja. Lalu tak lama setelah Melody menjadi pegawai bank, lubang lukisan membuka, Harry muncul bersama Hermione dan Ron kemudian ketiganya langsung duduk di dekat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Goblet of Fire
FanfictionMenginjak tahun ketiganya di Hogwarts, Melody dan teman-teman dihadapkan dengan Turnamen Triwizard. Secara tak terduga, Harry yang belum menginjak usia 17 tahun pun terpilih menjadi peserta keempat dalam turnamen tersebut dan menyebabkan kegegeran. ...