Untunglah Melody, Chere, Ginny, dan Hermione langsung tidur begitu mereka selesai menyikat gigi serta mengepak barang untuk pergi ke Piala Dunia. Sebab pagi-pagi sekali Mrs Weasley masuk ke dalam kamar mereka, membangunkan keempatnya.
"Ayo bangun, sudah waktunya untuk pergi." Kata Mrs Weasley.
Melody dan teman-temannya bangun tanpa suara. Gadis itu mengucek mata dan masih dengan bibir terkatup rapat melipat selimut yang dikenakannya bersama Ginny sementara kawannya itu berdiri dan berjalan linglung ke arah cermin.
Setelah merapihkan diri dan membawa ransel mereka, keempat gadis itu turun ke dapur. Terlihat anak-anak lain dan Mr Weasley sudah tiba di sana, dan bahkan Daniel kelihatannya masih mengantuk karena dia hanya melamun menatap meja makan tanpa mengedip.
"Kenapa kita harus bangun pagi sekali?" tanya Ginny, menggosok matanya dan duduk di depan meja.
"Kita harus jalan sedikit." Kata Mr Weasley.
Melody terdiam di dekat pintu dapur, menyipitkan mata memandang Mr Weasley. Pria itu memakai sweter golf dan celana jins butut yang agak kebesaran untuknya dan ditahan dengan ikat pinggang kulit besar. Nampaknya Mr Weasley berusaha untuk terlihat seperti Muggle.
"Jalan?" tanya Harry. "Kita jalan ke Piala Dunia?"
"Tidak, tidak, itu berkilo-kilo meter jauhnya," kata Mr Weasley, tersenyum. "Kita cuma perlu jalan sedikit. Susah sekali bagi serombongan besar penyihir untuk berkumpul tanpa menarik perhatian Muggle. Kita harus sangat berhati-hati tentang bagaimana kita bepergian pada saat yang terbaik, dan untuk peristiwa besar seperti Piala Dunia Quidditch..."
"George!" tegur Mrs Weasley tajam, dan mereka semua terlonjak.
"Apa?" kata George dengan nada tak bersalah yang tak bisa membohongi siapa pun.
"Apa itu dalam kantongmu?"
"Tidak ada apa-apa!"
"Jangan bohong padaku!"
Mrs Weasley mengacungkan tongkatnya ke saku George dan berkata, "Accio!"
Beberapa benda kecil berwarna-warni cerah melesat keluar dari kantong George. Dia berusaha menangkapnya, tapi gagal, dan benda-benda itu meluncur ke tangan Mrs Weasley yang terjulur.
"Kami sudah menyuruh kalian menghancurkan ini!" kata Mrs Weasley marah, menunjukkan permen Lidah-Liar di tangannya. "Sudah kami suruh buang semuanya! Kosongkan kantong kalian, ayo, dua-duanya!"
Si kembar rupanya mencoba menyelundupkan sebanyak mungkin permen keluar rumah, dan hanya dengan menggunakan Mantra Panggil Mrs Weasley berhasil menemukan semua permen itu.
"Accio! Accio! Accio!" teriaknya, dan permen beterbangan dari segala tempat yang tak terduga, seperti lapisan jaket George dan lipatan kaki celana jins Fred.
"Kami menghabiskan enam bulan membuatnya!" Fred berteriak kepada ibunya ketika Mrs Weasley membuang permen-permen itu.
"Oh, cara yang bagus untuk menghabiskan enam bulan!" jerit Mrs Weasley. "Pantas saja kalian tidak dapat OWL lebih tinggi!"
Suasana jadi kurang enak ketika mereka berangkat. Mrs Weasley masih marah ketika mengecup pipi Mr Weasley, tapi tak semarah si kembar yang mengangkat ransel mereka ke punggung dan pergi tanpa berkata sepatah pun kepadanya.
"Selamat bersenang-senang," kata Mrs Weasley, "dan jangan bikin kehebohan," serunya lagi ke punggung si kembar yang semakin menjauh, namun mereka tidak menoleh maupun menjawab. "Aku akan mengirim Bill, Charlie, dan Percy ke sana kira-kira tengah hari." Mrs Weasley berkata kepada Mr Weasley ketika dia dan yang lain melangkah ke halaman yang masih gelap, menyusul Fred dan George.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Goblet of Fire
FanfictionMenginjak tahun ketiganya di Hogwarts, Melody dan teman-teman dihadapkan dengan Turnamen Triwizard. Secara tak terduga, Harry yang belum menginjak usia 17 tahun pun terpilih menjadi peserta keempat dalam turnamen tersebut dan menyebabkan kegegeran. ...