Chapter 19

120 23 16
                                    

Chere bisa mengerti kenapa Harry bersikap kurang afektif terhadap Melody. Gadis itu sudah mendengar cerita dari Hermione bahwa Harry tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang baik. Keluarga Dursley tidak pernah memperlakukan Harry dengan baik, malah cenderung menganggap dia seperti hama. Maka dari itu ketika Harry tiba-tiba harus menjadi seorang kakak untuk anak yang belum pernah ditemuinya, pemuda itu pasti terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.

Jadi ketika Harry bersikap dingin dan malahan kasar ketika mengetahui bahwa Melody berlatih untuk menjadi Penyihir Istimewa, Chere paham kenapa ia bersikap begitu. Mungkin Harry sangat terkejut, tidak menyangka adik yang seharusnya ia lindungi—mengingat Harry adalah seorang kakak—malah melakukan pelatihan yang berbahaya dan sulit.

Akan tetapi ketika Harry memberikan punggungnya pada Melody setelah pengumuman juara Turnamen Triwizard, Chere merasa sikap Harry keterlaluan. Awalnya Chere kira Harry khawatir, tapi ternyata ia hanya iri. Iri juga ada batasnya, begitu pikir Chere, apalagi Melody melakukan semua pelatihan itu tidak sepenuhnya untuk dirinya sendiri, malahan cenderung untuk Harry. Maka bersikap iri bukanlah tindakan yang Chere anggap benar.

Tetapi mungkin ada pikiran Harry yang tidak Chere pahami juga, itulah kenapa Chere tidak pernah bergerak untuk menegur Harry. Selain karena Chere tidak memahami Harry, dia juga tahu Melody tidak akan senang. Namun mungkin, menegur sedikit saja, tidak akan masalah... kan?

Kala itu sudah Desember. Angin dan hujan sering turun di Hogwarts. Pada hari minggu yang dingin, Chere baru selesai mengerjakan PRnya bersama Pierre di perpustakaan. Mereka tidak tinggal lama karena di sana ada Viktor Krum yang diekori banyak penggemarnya. Perpustakaan jadi tidak nyaman, maka keduanya mengerjakan PR mereka secepat mungkin dan segera meninggalkan perpustakaan.

Ketika Chere dan Pierre berjalan di lorong terbuka untuk pergi ke Aula Depan, mereka melihat Daniel dan Melody tengah latihan berpedang di halaman depan, ditemani Ginny yang memegang dua toples berisi api untuk menghangatkan mereka.

"Mereka latihan lagi, huh?" tanya Pierre, memandang ke arah teman-temannya dengan ekspresi datar.

"Bukankah mereka rajin sekali?" tanya Chere dengan bangga.

Pierre mengedikkan bahunya, "ya, lumayan." Katanya.

Saat itu, Chere mengedarkan pandangannya dan melihat Harry, Hermione, serta Ron berjalan ke Aula Depan dari arah berlawanan. Melihat kesempatan di depan mata, Chere mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya.

"Hermione!" ia memanggil.

Harry, Hermione, dan Ron berhenti di dekat Aula Depan untuk menoleh padanya. Chere pun tersenyum sembari melambaikan tangannya meminta mereka mendekat.

"Kemarilah!" teriaknya.

Harry, Hermione, dan Ron pun menghampiri Chere serta Pierre. Chere menurunkan tangannya, dan Pierre pun mengerutkan dahinya sembari menoleh pada gadis tersebut.

"Ada apa?" tanyanya.

"Tunggu saja." Kata Chere kalem.

Harry, Hermione, dan Ron pun akhirnya tiba di dekat mereka. Hermione tersenyum tipis dan bertanya, "ada apa, Chere?"

"Maaf memanggil kalian," kata Chere sembari tersenyum tipis, lalu menoleh pada Harry, "maaf juga kalau berikutnya aku akan terdengar kasar."

"Apa? Kenapa?" tanya Harry kebingungan.

Chere mengedikkan kepalanya ke arah halaman, tepat pada Daniel, Melody, dan Ginny, lalu ia berkata, "aku tidak mengerti kenapa kau bersikap tak baik pada Melody, jadi menurutku cara terbaik agar kau memahami adikmu adalah dengan melihat bagaimana dia berlatih."

Melody Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang