Chapter 18

99 23 1
                                    

Keesokan harinya, Melody berlatih lagi dengan Daniel. Kali ini mereka pergi ke halaman sekolah untuk latihan berpedang dengan pedang kayu yang dikirimkan oleh Mrs Ferrour dua minggu yang lalu.

"Apa kau sudah lihat lencana yang dibawa-bawa Colin?" tanya Daniel sembari memasang pose bertahan selagi Melody mencoba menyerangnya.

Sejak tadi, Daniel terus berusaha mengalihkan pikiran Melody. Hal ini ia lakukan untuk melatih konsentrasi gadis tersebut, menguji apakah ia mudah teralihkan atau bisa fokus dengan baik sembari membaca keadaan untuk dijadikan keuntungan.

"Lencana apa? Potter bau?" tanya Melody, memukulkan pedangnya ke arah pedang Daniel dan mendorongnya dengan kuat.

"Iya," kata Daniel, tiba-tiba ia mengekeh geli sembari mendorong pedang Melody menjauh darinya dan mencoba menyerang, "Colin dan adiknya mencoba untuk mengubah tulisan di lencana-lencana itu."

"Benarkah? Jadi apa? Apakah mereka berhasil?" tanya Melody, tertarik dengan apa yang dilakukan kakak beradik Creevey. Kemudian gadis itu buru-buru memasang pertahanan.

"Mereka ingin mengubahnya jadi DUKUNGLAH HARRY POTTER atau semacamnya, tapi saat pagi ini aku lihat salah satu lencana di kamar kami, tulisannya malah menjadi POTTER BENAR-BENAR BAU." Jawab Daniel, mengekeh geli lagi.

Melody mendengus-tertawa, "luar biasa." Katanya sarkastik.

"Setidaknya mereka mencoba, dan mereka baik sekali karena selalu mendukung Harry, terlepas dari keadaan yang sedang terjadi." Kata Daniel.

"Aku heran kenapa mereka sebegitunya mendukung Harry?" tanya Melody dengan dahi berkerut, "mereka kan tidak mengenalnya sampai mereka tahu tentang dunia sihir?"

"Entahlah... mungkin bagi Colin dan adiknya, Harry nampak seperti pahlawan super." Kata Daniel.

Melody ber-hm bingung, tetapi tak bertanya lagi, sebab saat itu fokusnya teralihkan, karena Hermione berlari kecil ke arah mereka sembari berteriak.

"Melody! Kau di sini rupanya!"

Melody dan Daniel menghentikan duel mereka, kemudian menoleh pada Hermione. Gadis itu pun berhenti di dekat keduanya, dan segera saja mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Halo Hermione," kata Melody santai, "ada apa?"

"Aku perlu bicara denganmu, berdua saja." Kata Hermione sembari menegakkan diri.

Melody mengerjap bingung, lalu ia menoleh pada Daniel. Pemuda itu tersenyum, kemudian mengangguk.

"Kita sudah latihan cukup lama, kurasa hari ini sampai sini saja. Kau bicaralah dengan Hermione, aku akan ke Aula Besar duluan." Kata Daniel.

"Nanti aku menyusul." Kata Melody.

Daniel mengangguk lagi, "baiklah... sini pedangnya, biar aku yang bawa." Katanya, mengulurkan tangan kanannya pada Melody.

Melody pun memberikan pedang kayunya pada Daniel, dan si pemuda mengambil pedang kayu tersebut, lalu ia mengambil tas pedang di atas bangku panjang di dekat mereka. Kemudian setelah memasukkan kembali pedang-pedang kayu di tangannya ke dalam tas, Daniel mengucapkan sampai jumpa dan berbalik menuju kastil.

"Jadi," kata Melody sembari menoleh pada Hermione, "mau bicarakan apa?"

"Ini tentang Harry dan Turnamen Triwizard..." kata Hermione serius.

Melody dan Hermione pun duduk di bangku panjang untuk bicara. Hermione menceritakan mengenai dia dan Harry yang bertemu dengan Hagrid serta Moody di The Three Broomsticks kemarin, serta apa yang Hagrid katakan.

Rupanya Hagrid meminta Harry untuk menemuinya di tengah malam, dan saat Harry menemuinya, Hagrid mengajak ia pergi ke hutan terlarang. Di sana, Harry melihat ada empat ekor naga besar yang katanya akan digunakan untuk tugas pertama Turnamen Triwizard.

Melody Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang