"Mestinya begini," kata Hermione, menggosok dahinya. "Kalau bukan Mr Crouch yang menyerang Viktor, ya orang lain yang menyerang mereka berdua waktu Viktor tidak melihat."
Setibanya di ruang rekreasi Gryffindor, Harry menceritakan mengenai apa yang terjadi pada Melody, Hermione, dan Ron. Rupanya setelah menerima arahan menengai tugas ketiga—para juara harus melewati tantangan labirin—Krum mengajak Harry untuk bicara berdua, menanyakan mengenai hubungan Harry dengan Hermione.
Kemudian tiba-tiba saja Crouch yang nampak berantakan dan terluka muncul dari Hutan Terlarang. Dia bicara melantur mengenai istri dan anaknya seakan mereka masih hidup kepada sebatang pohon yang dikiranya Percy Weasley. Lalu ekspresinya berubah dan dia berkata harus menemui Dumbledore sembari memberitahu Harry bahwa dirinya telah melakukan sebuah kesalahan.
"Pasti Crouch," kata Ron segera. "Itulah sebabnya dia sudah tak ada waktu kalian tiba di sana. Dia kabur."
"Kurasa bukan," kata Harry, menggeleng. "Dia kelihatan benar-benar lemah... kurasa dia tak akan sanggup ber-Disapparate atau apa."
"Kau tak bisa ber-Disapparate di kompleks Hogwarts, bukankah sudah sering kukatakan kepadamu?" kata Hermione.
"Oke, bagaimana kalau teori ini," kata Ron bersemangat. "Krum menyerang Crouch... dan kemudian menyerang pingsan dirinya!"
"Aku tak melihat alasan kenapa Krum harus melakukan itu," kata Melody, mengerutkan dahi keheranan. "Dan lalu ke mana perginya Mr Crouch? Dia menguap lenyap, begitu?"
"Oh yeah..." gumam Ron.
"Yang pasti kau harus kabari Snuffles tentang ini, Harry." Kata Hermione.
"Benar, aku juga akan kabari Remus." Kata Melody.
Harry mengangguk, "aku akan kabari dia besok." Katanya.
.
.
Keesokan harinya, setelah mengirimkan surat kepada Remus mengenai apa yang terjadi, Melody menceritakan tentang penyerangan terhadap Krum serta kemunculan Crouch kepada teman-temannya.
"Itu aneh... kenapa dia bisa ada di sini?" tanya Daniel, menatap meja dengan serius.
"Kenapa dia terluka?" tanya Pierre.
"Nah, itu dia pertanyaannya, kan?" kata Ginny, "dia muncul tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba juga."
Chere mengerutkan dahi, memutar otak memikirkan berbagai kemungkinan, lalu bertanya, "bagaimana kalau tanya ayahmu, Ginny? Juga tanya ibumu, Daniel. Tanya apakah mereka melihat Mr Crouch di Kementerian belakangan ini, dan bagaimana kabarnya."
"Apa yang harus kukatakan pada, Dad?" tanya Ginny kebingungan. "Dad pasti akan curiga kalau aku tiba-tiba tertarik pada orang Kementerian."
"Aku juga... tapi akan kupikirkan suatu alasan." Kata Daniel, mengangguk pelan.
"Yah, jangan terlalu dipikirkan," kata Pierre sembari merapihkan buku-bukunya di atas meja—mereka semua sedang ada di perpustakaan, duduk di sudut dan memakai Mantra Anti Gangguan agar tak ada yang mendengar kelimanya mengobrol. "Aku yakin Dumbledore, Moody, dan yang lain akan memecahkan kasus ini. Bukankah sekarang yang seharusnya kakakmu pikirkan adalah tugas ketiga, Melody?"
Melody mengangguk, "Harry bilang dia akan latihan beberapa mantra, dia sudah minta bantuanku. Mungkin akan dimulai besok atau lusa." Katanya.
"Nah, fokus dulu saja pada itu. Jangan pikirkan hal lain sampai Dumbledore yang memberitahumu. Aku yakin Kepala Sekolah akan memberimu informasi, kan?" kata Pierre.
"Kurasa begitu..." gumam Melody.
"Ngomong-ngomong, PRku sudah selesai, jadi aku pergi duluan." Kata Ginny sembari menyampirkan tasnya ke bahunya, lalu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Goblet of Fire
FanficMenginjak tahun ketiganya di Hogwarts, Melody dan teman-teman dihadapkan dengan Turnamen Triwizard. Secara tak terduga, Harry yang belum menginjak usia 17 tahun pun terpilih menjadi peserta keempat dalam turnamen tersebut dan menyebabkan kegegeran. ...