chapter 9

106 43 17
                                    

"Pulang yukk ta!"ajak fitri.

"Yukk."
Hendak saja 2 gadis itu meninggalkan kelas yang masih di ambang pintu, namun langkahnya terhenti akibat berpas-pasan dengan gengnya fenly.

"Ya elah, kenapa harus ketemu lo pada sih?"kesal fitri dengan memutarkan bola matanya malas.

"Ya kita juga gak mau ketemu lo"dingin fajri.

"Aduh aduhh, dari tadi berantem mulu. Gabisa apa sehari aja kalian ga berantem?"tanya zweitson.

"ENGGAK!!"jawab mereka serentak.

"Ciee barengann cieee"ledek gilang.

"Dih, apaan sih lo lang" dingin fajri.

"Udah lah, ayok pulang Ta."ajak fitri seraya menarik tangan tata.

"Pulang sono lu!"dingin fajri namun masih tetap kesal.

"Eh, tunggu-tunggu. Ta lu pulang sama siapa?"tanya fenly sembari menahan tangan tata.

"Tata mau pulang sama gue, mau apa lo?"tanya fitri ngegas dan melepaskan tangan fenly dari tata.

"Santai aja dong, Kasar banget."jawab fenly.

"Yaudah ayok ta."ucap fitri.

"Ya udah ayo ayok"ngalah tata.

***
"Yaudah gue pulang duluan. fik, Lo jangan lupa umumin ke grup buat ganti baju dulu, jangan sampe ada yang masih pake baju sekolah."ujar shandy.

"Siap leader!"lantang fiki.

"Oke, gue duluan."pamit shandy

"Iya."

Dengan segera, fiki pun langsung merongoh saku celana dan mengambil ponsel miliknya. Lalu membuka aplikasi whattsap.

Fiki: gais! Ada pengumuman penting! Disaat mau tempur, jangan ada yang masih memakai baju seragam. Dengan berat hati, yang memakai baju seragam tidak di ijinkan untuk mengikuti tempur malam ini. Terus, kalo bisa sebelum tempur lo pada harus makan dulu. Kalaupun ga makan dulu biar @Farhan yang neraktir lo semua. Sekian terima kasih!
Ricky: yess! Bisa kenyang gue malem ini di traktir @Farhan.
Sagara: kenyang banget sih, tengkyu babang ganteng @Farhan.
Vanio: makasii bang @Farhan.
Farhan: apaan? Ko pada nyebut gue?
Ricky: lah katanya lo yang mau traktir kita semua.
Farhan: gila, sebanyak ini? Bisa bangkrut gue.

"Awas aja lo pik."ancam farhan.

***

Shandy kini sedang berada di meja makan bersama keluarganya. Pikirannya sibuk memikirkan apa yang harus ia katakan kepada orang tuanya? Tidak mungkin jika dirinya berbicara jujur untuk tempur malam ini. Karna itu pasti tidak akan di ijinkan oleh kedua orang tuanya.

"Shan. Itu makanan kamu abisin, bukan malah di mainin, dosa loh"ujar mamah.

"Iya mah."ucap shandy.

"Kenapa shan? Ko kaya banyak pikiran gitu?"tanya ayah.

"Gapapa ko. Emm.. yah, mah. Shandy boleh ijin pulang malem ga?"gugup shandy.

"Mau kemana kamu?"tanya ayah yang seketika dingin.

"Emm itu shandy mau jenguk temen shandy yah."alibi shandy.

"Kan bisa sekarang aja shan."ujar mamah.

"Disuruh temenin sama orangtua nya, karna shandy ga enak jadi shandy jawab iya aja."alibi shandy lagi.

"Yaudah, jangan terlalu malam."ujar ayah.

'Temen? Siapa? Perasaan tadi temen temennya pada sekolah. Kok gue jadi curiga gini yah' batin fenly.

First Child Life||UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang